(21) Arti teman

73 9 0
                                    

Di balik semak, Killua sedang memperhatikan jalannya ritual yang dilakukan oleh Gon dan Vera. Alluka yang dibelakang pun juga mengikuti apa yang dilakukan Kakanya. Sejak tadi ia hanya mengikuti apapun yang Killua lakukan. Karena Alluka sama sekali tidak tau apa yang sedang dilakukan Kakanya itu.

"Kesso, aku pikir upacaranya bakal segila apa. Ternyata hanya sebatas makan bersama?!" Gerutu Killua. "Padahal kemarin dia bilang, 'sang murid wajib hukumnya melayani semua keinginan gurunya layaknya raja'. Bukankah berarti Gon bisa melakukan apapun padanya, termasuk hal yang tidak masuk akal?"

"Melakukan hal tidak masuk akal? Aku yakin Gon-kun tidak mungkin melakukan hal seperti itu." Alluka memberi pendapat sambil mengangkat sebelah alisnya, melihat ke wajah Killua.

"Benar juga sih.." Killua mengiyakan.

Memang benar, Gon yang Killua kenal takkan atau bahkan hampir mustahil melakukan hal yang tidak-tidak, apalagi mengambil kesempatan itu untuk memanfaatkan Vera. Namun, memikirkan mereka berdua saja itu sudah cukup membuat dirinya gelisah. Membuat dirinya sangat penasaran akan apa yang terjadi diantara mereka. Berbagai macam pemikiran mulai berseliweran dibenaknya.

"Sensei." Vera memulai pembicaraan. Gon menatap Vera, bersiap mendengarkan apa yang akan diucapkan.

"Sebenarnya semenjak pertama kali bertemu, entah kenapa jantungku terasa selalu berdetak cepat saat bersamamu." Vera memegang dada kirinya malu. "Aku tak tau persis apa yang kurasakan ini."

Lalu secara perlahan Gon menggenggam erat tangan Vera dengan kedua tangannya. "Aku juga. Aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Aku pikir inilah yang dinamakan cinta."

"Ehhh?" Vera terpaku, wajahnya nampak memerah.

"Vera, aku mencintaimu." Perlahan Gon mendekatkan bibirnya. Vera hanya mampu memejamkan matanya. Lalu..

"Arrggggghhhh!!!!" Killua mengacak-ngacak rambutnya dengan frustasi, menghilangkan segera pemikiran senonoh di otaknya.

"Gon-kun juga tak mungkin melakukan hal semacam itu." jawab Alluka.

"Yap, sudah jelas jika itu Gon... Tunggu, bagaimana kau tau?"

"Habis, melihat kelakuan Kakak barusan, aku tau Kakak sedang memikirkan hal aneh."

Killua mengelak dengan sebal. "Aku tidak berpikiran yang aneh-aneh tau! Tapi yang Kaka pikirkan, jika memang adat ini sungguh ada dalam suku ini. Kaka tidak bisa bayangkan bagaimana sengsaranya para murid di masa lalu." Jelas Killua beralasan.

Terlepas dari berbagai pikiran negatifnya, Killua awalnya sempat mengira jika upacara ini akan jadi ajang ujian, tes atau semacamnya untuk Vera. Karena melihat sifat Gon yang tak mungkin memanfaatkan keadaan, dan pelatihan Nen Vera yang masih panjang, Killua menebak jika Gon akan menggunakan upacara ini untuk membuat Vera berlatih lebih berat dan intens dari hari biasanya. Namun kenyataannya, dalam pandangan yang Killua lihat. Didepannya, Vera dan Gon sedang duduk diatas tikar. Di tepi sungai, dengan makanan di antara mereka layaknya orang piknik. Membuat Killua merasa sedikit cemburu akan hal itu. Tentu saja, sejak awal Killua ingin punya waktu bersama Gon, setelah sekian lama ia menghabiskan waktunya berkeliling dunia bersama Alluka. Tapi setelah kemunculan Vera, mengapa Gon jadi lebih sering menghabiskan waktunya bersama Vera?

Sementara itu, mereka yang diatas tikar sejak beberapa menit yang lalu hanya terdiam saja. Mereka larut dalam kecanggungan yang kurang mengenakkan. Sejak tadi, Gon hanya menatapi aliran air sungai. Sedangkan Vera menunggu permintaan apa lagi yang akan gurunya itu minta. Sebelumnya, Gon sudah mengajukan permintaan pertamanya. Yaitu, makan bersama di samping sungai Ombilin. Itulah mengapa mereka berakhir seperti ini.

Hunter x Hunter (FanFiction): Flash FloodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang