P R O L O G

3.8K 203 4
                                    

"Pak Aliando adalah orang yang perfeksionis dan cekatan, jadi pastikan bahwa tidak akan ada kesalahan di hari pertama kedatangannya," ujar Mbak Lena, sekretaris utama PT. Amarta Buana.

Semua orang berbaris rapi dan mendengar dengan seksama perkataan yang keluar dari mulut wanita di hadapan mereka. Prilly yang berdiri di barisan paling depan hanya bisa tersenyum mendengar pemaparan Lena, ia sedikit bersyukur karena ia bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan, Alvis Johansa. Sedangkan, manajer divisi lain mungkin akan berhubungan langsung dengan si Presiden Direktur baru itu.

Aprillia Kasandra atau yang kerap disapa Prilly, manajer administrasi dan keuangan, yang telah mengabdikan dirinya kurang lebih 7 tahun pada PT. Amarta Buana. Prilly sangat mencintai pekerjaannya ini.

"Prilly, kamu dipanggil Pak Alvis ke ruangannya," ujar Lena kepada Prilly. Mbak Lena adalah senior di perusahaan ini, mungkin ia sudah mengabdikan diri lebih dari 20 tahun.

"Baik, Mbak. Saya permisi ya," ujar Prilly tersenyum manis. Meskipun Lena adalah senior dan menjadi sekretaris utama di perusahaan ini, tetapi ia merupakan pribadi yang ramah dan hangat.

Prilly mengetuk pintu besar di hadapannya, kemudian ia menekan knop pintu setelah mendengar perintah 'masuk' dari dalam. Ia berjalan menuju meja marmer putih di ujung ruangan.

"Permisi, ada perlu apa Bapak memanggil saya?" Tanya Prilly sambil tersenyum paksa.

"Seperti itu caramu berbicara dengan atasan?" Balas Alvis sambil menatap tajam Prilly.

Prilly berdecak, "Ada apa, Sir?" Ia menarik kursi di depannya dan duduk bersebrangan dengan Alvis.

"Tidak sopan," ujar Alvis dengan ketus.

"Waktu lo sisa lima menit, gue masih banyak kerjaan," desis Prilly.

"Calm down, Cantik. Gue cuma mau memperkenalkan lo kepada sekelompok orang," ujar Alvis sambil mengerling tampan.

"Gak, gue gak mau. Udah cukup lo jadiin gue pacar bohongan setiap ada acara di kantor, sampe-sampe semua orang di kantor ini ngira gue beneran ada affair sama lo," cibir Prilly menggelengkan kepalanya.

"Gue cuma melindungi lo dari para buaya," ujar Alvis sambil tertawa kecil.

"Lo menutup pintu jodoh gue!" Tukas Prilly tidak terima.

"Tapi kali ini, lo harus beneran bantuin gue," ujar Alvis dengan nada memelas.

"Gue harus jadi apa lagi kali ini? Selebriti, dokter, notaris, atau simpanan?" Tanya Prilly menghela napas kesal. Alvis selalu menjadikannya partner bohongan setiap kali ada acara resmi kantor, ulang tahun teman, atau pernikahan mantan. Prilly juga harus menyamarkan profesinya setiap menemani Alvis.

"Tetap jadi Aprillia Kasandra, si manajer keuangan kesayangan gue," ujar Alvis dengan senyuman manis.

"Hah?! Lo mau ketemu siapa?" Tanya Prilly semakin tidak mengerti.

"Semua sepupu gue," balas Alvis dengan enteng.

"Lo gila! Gue gak mau." Prilly mendorong kursinya ke belakang dan beranjak pergi.

"Gue gak menerima penolakan, Cantik. Besok gue jemput di rumah pukul tujuh malam," Alvin mengakhiri ucapannya dengan tawa keras.

BUANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang