CHAPTER LXXIX

423 56 76
                                    

79

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

79

Jangan lupa beri vote kalian ya, chuuu ~











Mobil yang dikendarai Mew dan Lee tiba-tiba mati, di tepi jalan yang sialnya tak banyak kendaraan lalu lalang.

Lee lantas mencoba kembali menyalakan mesin mobilnya. Berulang kali, dan naasnya bukan seperti apa yang ia harapkan, beberapa detik Lee malah tidak mendapat hasil apa-apa.

Diam-diam pikiran Lee sibuk menyelidik. Aneh sekali, padahal awalnya mobil itu baik-baik saja, kenapa tiba-tiba seperti ini? Lagipula Mew mana pernah memiliki mobil yang mudah mati di tengah jalan, rusak sedikit saja Lee yakin pria itu bisa membeli yang baru tanpa pikir panjang.



"Ada apa?" Tanya Mew dibelakang.

Dengan masih berupaya menyalakan mesinnya, Lee bersuara. "Aku tidak tau, tiba-tiba saja mati, padahal bahan bakarnya penuh, Tuan."

Tanpa diperintah, Lee bergegas keluar dan membuka kap mobilnya. Lantas Lee mengibaskan tangannya di udara saat asap bersama dengan hawa panas menguar dari sana tepat setelah ia berhasil membukanya.

Dari belakangnya, Mew yang juga sudah keluar dari mobil itu hanya memperhatikan bagaimana Lee yang kini sibuk melihat kabel, tabung, dan segala macam yang ada di bagian depan mobil itu.



Lee mengernyit. Semua benda-benda itu berhasil membuatnya pusing. Lee bukan ahli dalam hal seperti ini, Lee tidak tau dimana letak kesalahannya.

"Bagaimana?" Datar Mew. Wajah pria itu sudah mengerut tidak suka saat Lee menoleh. Terlihat sekali Mew lelah dan mendapati keadaan seperti ini Lee yakin pria itu pasti ingin marah.

"Aku tidak tau, aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan mobilmu."

Mew berdecak, kemudian mengambil alih dengan meminta Lee menyingkir dari depan mobilnya. "Bisa-bisanya kau tidak tau."

"Aku bukan montir, Tuan Suppasit." Belanya tak mau disalahkan.



KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang