10. Woman Like Me

3.2K 363 26
                                    

Maafkan daku yang lambat update-nya, huhuhuu 🥲

Selamat membaca, jangan lupa gelincirkan jempol ke ikon VOTE.

***

Teriakan Ose mengundang keributan. Semua orang di dalam lift memandang ke arah Ose yang tengah menatap seorang pria paruh baya yang kini tampak salah tingkah karena menjadi pusat perhatian.

Tepat ketika pintu lift terbuka, pria itu keluar dengan cepat dari dalam lift tapi Ose bergegas mengejarnya.

Pintu lift yang semula hampir tertutup, ditahan oleh Rigel dengan bahunya hingga kembali terbuka, lalu ia turut mengejar keluar diikuti Jena dan Leon.

"Ada apa? Kenapa lo teriak dan lari?" tanya Rigel pada Ose.

Ose tak menjawab pertanyaannya. Wanita itu malah kembali meneriaki pria yang dikejarnya.

"Kenapa anda tadi pegang-pegang saya???"

Pria paruh baya itu terkejut karena Ose masih mengejarnya. Wajahnya tampak gugup karena makin banyak orang yang memperhatikan mereka. "Apa maksudnya? Saya tidak melakukan apa-apa." Ia segera berkelit.

"Anda bohong! Tangan anda tadi meremas-remas lengan saya!"

"Jangan sembarang nuduh kamu! Saya tidak kenal sama kamu! Untuk apa saya remas-remas orang yang tidak saya kenal?"

"Seandainya kenal pun, anda tidak ada hak menyentuh tubuh saya seperti tadi. Anda barusan pegang-pegang lengan saya berkali-kali! Itu pelecehan namanya!"

Rigel langsung menatap Ose begitu mendengar perkataan wanita itu barusan. "Dia ngapain elo?" tanyanya tajam.

Jena yang menyadari bahwa situasi menjadi semakin serius, kemudian menyenggol pinggang Leon dengan sikutnya untuk memberi kode. Dapat ia rasakan bahwa Rigel kini tengah emosi.

Leon mengangguk, bersiap.

Mereka berdua tahu persis seberapa parah kerusakan yang bisa diakibatkan oleh Rigel jika sudah mengamuk.

Tahu sendiri kan, bagaimana mengerikannya jika orang yang sudah terbiasa mengontrol emosinya kemudian sampai lepas kendali?

Percayalah, kau tak ingin melihat seorang Rigel Alterio marah.

Dengan sigap, Jena mengambil alih tumpukan baju dan goodie bag dari tangan Rigel, sementara Leon segera melangkah berdiri di sampingnya.

Mereka berdua mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk. Bisa-bisa pria mesum itu masuk rumah sakit gara-gara Rigel.

Orang-orang mulai berdatangan untuk menonton keributan. Beberapa dari mereka terlihat mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan kejadian yang sedang berlangsung.

Pria mesum paruh baya itu melirik sekeliling dan panik melihat kerumunan yang mengelilingi mereka menjadi semakin membesar.

"Anda melakukan apa tadi?" Dengan nada dingin, Rigel bertanya. Tubuhnya kini maju, menghalangi pandangan pria itu terhadap Ose.

"Sudah saya bilang saya tidak melakukan apa-apa. Kalian sudah memfitnah saya!"

"Tidak usah menghindar, ada CCTV di lift, bisa jadi bukti apa yang sudah anda lakukan tadi kepada saya!" Dari balik punggung Rigel, Ose mencecar lagi.

"Huh." Pria itu tersenyum sinis. "Tuduhan anda tidak berdasar. Jelas-jelas di dalam lift tadi penuh sekali. Semua orang berdesakan. Saya cuma nggak sengaja nyenggol saja kok dibilang melecehkan."

Catch The Devil [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang