Beberapa kelompok hari ini pergi ke puncak dan juga air terjun, beberapa masih harus menunggu bagian jadwal mereka. Termasuk kelompok Mark. Besok mereka baru mendapat bagian pergi ke air terjun. Jadi ya yang mereka lakukan hari ini hanya menikmati yang ada di sekitar. Entah berkeliling, atau hanya sekedar berguling-guling di tenda.
"Dipegangin terus, ga akan hilang juga pacarnya." Goda Giselle
"Mungkin mereka merasa mau menyebrang jalan." Timpal Mark
"Takut kabur ke tetangga sebelah sepertinya." Kali ini Jeno ikut andil.
Lucas terlihat mengelus dadanya, sambil melantunkan beberapa kata penenang. Bisa-bisanya bukan hanya Mark dan Giselle sekarang yang meledeknya. Lee Jeno juga turun tangan.
"Tenang ... sabar ... ini hanya cobaan. Mereka hanya orang-orang sirik."
Anak-anak yang lain tentu saja tertawa dengan puas saat berhasil membuat Lucas naik darah. Menggoda Lucas adalah hal yang bisa menjadi kebahagiaan tersendiri untuk mereka semua. Karena Lucas tipikal mudah terpancing suasa hatinya, jadi mereka cepat mendapat hasil.
Para namja baru saja diminta untuk membantu mengurus kayu bakar untuk di potong. Ya, nantinya juga kayunya akan dibawa oleh mereka semua. Sedangkan para yeoja memilih untuk jalan-jalan disekitar aliran sungai. Tenang airnya tidak deras.
"Wah, disini benar-benar nyaman. Tenang dan sejuk. Walaupun masih terasa dingin." Ucap Winter
"Alam terbuka memang pilihan terbaik untuk menghilangkan penat." Lanjut Giselle
"Pemandangan hijau memang bagus sekali untuk mengistirahatkan mata dan pikiran."
"Karina, gwenchana?" Tanya Yeji
Yeji dari tadi melihat Karina yang tidak bereaksi sama sekali. Malah asik dengan lamunanya sendiri. Diberi udara sejuk, pemandangan indah, dan sunyi benar-benar waktunya bagus untuk berdiam. Tapi kali ini diamnya terasa berbeda. Apa dia sakit lagi? Atau sedang ada masalah?
"Wae, Karina. Appo? Mau aku panggilkan Jeno?" Tanya Winter
"Tidak, aku baik-baik saja."
"Hey, kalau ada sesuatu yang mengganggumu ceritakan saja. Kita siap mendengarkan!" Ucap Winter
Karina terdiam, dia seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu. Dia masih teringat obrolannya bersama Jeno tadi pagi.
'Setidaknya, ada orang yang bisa membantuku untuk menjaga dan mengawasimu. Percaya padaku, semuanya akan baik-baik saja. Kau sudah mengenal mereka kan.'
Ucapan Jeno seperti kaset rusak yang terus berputar di otaknya. Dia hanya takut dengan hasil buruk yang akan dia dapatkan nantinya. Trauma dengan hal-hal sebelumnya benar-benar menyelimuti dirinya selama ini. Terlalu membekas karena saking sering terjadi.
"Karina ...." Rengek Winter sambil menggoyang-goyangkan lengan Karina
"Aku akan mengecek sekitar dulu." Ucap Yeji
KAMU SEDANG MEMBACA
6th Sense [END]
FanfictionMenurut kalian, bagiamana anak yang memiliki 6th sense hidup? Normal saja kah? Keluarga mereka menerima? Orang sekitar bagaimana? Jawabanya mungkin Hide and Seek ... Permainan yang tidak akan ada akhirnya. Bersembunyi dan Mencari. Apa mereka tetap...