13. 𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 𝐆𝐢𝐫𝐥

747 158 80
                                    

"Udah sampe, Ra." Ujar Juna sembari mematikan mesin motornya, kemudian Juna berlanjut untuk melepas helm yang masih menyatu dengan kepalanya. Setelah itu Juna merasakan ada tangan yang menekan pundaknya, Juna menatap Gelora yang turun dari moge miliknya. Juna tersenyum, menatap Gelora dari atas sampai bawah, jujur Juna sedikit pangling dengan penampilan baru Gelora. Gelora yang dulu sangat merawat dan menyayangi rambut panjangnya, kini malah cewek tersebut memotong rambut panjang indah miliknya. Ya meskipun Juna akui, Gelora tetap cantik meskipun rambutnya kini menjadi pendek.

"Lo yakin Ra? Rela motong rambut panjang lo? Bukannya dulu lo sayang banget ya sama rambut panjang milik lo. Sampe-sampe lo rajin banget ke salon buat ngerimbat rambut lo biar tetep bagus dan gak lepek." Ucap Juna, masih merasa tidak yakin bahwa Gelora akan memotong rambutnya. Ya memang ini nyatanya! Gelora memang benar-benar memotong rambut panjangnya. Dan karena hal itulah Juna hampir tidak percaya, tapi ya mau percaya atau tidak, tetap saja sekarang rambut Gelora sudah pendek.

Gelora mengernyit heran, kemudian setelah beberapa detik menatap Juna akhirnya Gelora pun menganggukkan kepalanya. "Ya emang gue motong rambut gue. Masih gak percaya lo? Lagian nih ya, gue sebenernya bosen aja sih sama rambut panjang punya gue. Soalnya risih juga lama-lama, panas kalo di rumah gitu, makanya gue potong rambut aja. Kalo punya rambut pendek gini kan gue jadi adem rasanya, lagian mau rambut pendek apa panjang, gue tetep cantik kan, Jun?" Celetuk Gelora di selingi kekehan. Gelora tidak cerita apa alasan dirinya memotong rambut miliknya. Karena menurut Gelora, hal tidak penting seperti ini tidak perlu ia ceritakan kepada orang lain dan orang lain tidak perlu tau. Biar dirinya dan keadaan lah yang perlahan-lahan membuat semua orang paham.

Mulut Juna seketika mengatakan kata hah? Meskipun tidak ada suaranya. Keheranan sendiri dan kurang yakin dengan alasan Gelora yang memotong rambut panjangnya, Gelora bilang dia tidak mau kepanasan dengan rambut panjangnya saat dirumah? Apa gak salah, tuh? Gelora orang yang berada, kamarnya aja bisa ada dua AC sekaligus. Tapi kenapa Gelora masih mengeluh kepanasan? Bukankah rumah Gelora sangat sejuk, sesejuk Alfamart. "Lo gak salah nih? Di rumah lo kan ada puluhan AC hampir seratus. Bahkan kamar pembantu aja ada AC-nya, dan lo masih ngeluh kepanasan? Apa kabar sama gue yang hidupnya pas-pasan ini, Ra?" Juna merana, memikirkan nasib AC di rumahnya yang sudah sangat tua bahkan saat ini sedang di servis, terpaksa Juna harus menggunakan kipas angin.

Gelora tertawa, kemudian mendorong pundak Juna sedikit kasar. "Gak usah merendah untuk di sleding ya, Jun. Lo pikir gue gak tau kalo bokap lo punya perusahaan di cabang pertambangan. Sekali gesek aja bisa miliaran yang keluar. Pas-pasan dari mananya?" Gelora geleng-geleng kepala sendiri dengan tingkah Juna. Setelah Gelora pikir-pikir, sebenarnya Juna adalah sosok cowok yang humoris. Bahkan di sepanjang perjalanan tadi Gelora tak berhenti tertawa karena guyonan receh Juna yang mengocok perutnya. Rasanya Gelora ingin gumoh karena kebanyakan tertawa.

"Sakit, sayang!" Celetuk Juna sembari mengusap-usap pundaknya pura-pura kesakitan. Juna mengangkat kedua tangannya saat mendapati Gelora yang melotot karena ia panggil sayang. "Gue akuin Ra. Bokap gue emang punya perusahaan di cabang pertambangan. Tapi, Ra. Bokap gue lebih manjain adek gue yang masih bocil SMP noh daripada gue. Adek gue aja nih ya, Ra. Minta mobil sama supir pribadi di turutin, dan apa kabar sama gue? Yang AC rusak aja bukannya dibeliin yang baru malah di suruh servis aja, terpaksa gue kalo kepanasan pake kipas angin. Sejuk enggak, kembung iya." Keluh Juna dengan wajah memelas yang semakin membuat Gelora tertawa terbahak-bahak.

"Lo punya adek?" Tanya Gelora, wajar saja Gelora berkata seperti itu karena dirinya baru tau juga kalau Juna mempunyai seorang adik.

Tak langsung menjawab pertanyaan Gelora, melainkan Juna memilih untuk turun dulu dari atas motornya. Kemudian mengajak Gelora masuk ke dalam sekolah karena memang ini sudah siang. Dengan dalih Juna akan menceritakan tentang adiknya sembari berjalan menuju ke kelas mereka. Gelora hanya menurut saja, dan kini ia berjalan beriringan dengan Juna memasuki kawasan sekolah.

Arrogant Girl | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang