Dimohon hargai author! Tekan tanda bintang pada bagian bawah pojok kiri sebelum atau sesudah membaca.
Happy Reading^^
.
.
.
.
.Arvan meringis saat dengan tiba-tiba Leon mendorongnya. Alhasil keduanya kini terjatuh karna menghindari api.
"Cepat keluar! Sebelum semua gas meledak!" Teriak salah satu polisi.
Mereka mengangguk lalu segera berlari keluar ruangan.
'BOOM'
Lagi-lagi api semakin menyebar dan Gas terus meledak.
Arvan berlari menuju tangga begitu juga yang lainnya.
Namun belum sampai disana, Lagi-lagi gas kembali meledak.
Membuat Arvan terhempas ke arah sisi tanpa batasan, dan saat akan terjatuh...
"ARVAN!!"
Zaki mendorong dirinya lebih dulu ke arah Arvan yang kini tersungkur ke arah Leon.
Alhasil Zaki yang tergelincir dan jatuh ke lantai dua.
"ZAKI!"
Dengan cepat Arvan beranjak dan segera menuruni tangga. Begitu juga dengan Leon.
"Z-zaki.."
Salah satu polisi segera memeriksanya.
"Dia masih hidup, kita harus cepat keluar darisini."
Zaki segera di angkut. Dengan cepat mereka keluar dari gedung.
Semua terengah-engah saat berlari keluar darisana, untung saja mereka bisa keluar dengan selamat.
Namun Arvan teringat sesuatu.
"Zeta masih disana."
"Hahh, udalah biarin aja dia mati. Toh dia sendiri yang mau." Timpal Leon.
"Gak bisa Leon. Gue emang mau dia dapet balesan atas perbuatan nya, tapi gak harus-"
'BOOM'
Mereka kembali menoleh kearah gedung. Ledakan kembali muncul.
Leon membelalakan mata saat melihat Arvan berlari, berniat masuk ke dalam.
Dengan cepat ia menyusul dan menariknya sebelum Arvan masuk ke dalam.
"Lu gila Van! Kita baru aja bisa keluar dari sana!"
"Tapi, uhuk-uhuk."
Leon dengan sigap menangkap Arvan yang oleng.
Pandangannya buram dan semua menggelap.
🍁🍁🍁
Arvan merasakan kepalanya berdenyut, dengan pelan ia mulai bangun.
"Jangan maksain. Lu pasti kecapean. Mending istirahat dulu."
"Gue kenapa?"
"Lu pingsan tadi. Kita di rumah sakit sekarang."
"Zeta? Gimana dia?"
"Tenang, pas lu pingsan pemadam langsung datang. Dia selamat. Lagi di tanganin sama dokter. Zaki juga. Tapi dia belum sadar."
Arvan pun segera beranjak dari tempat tidur. "Gue mau keruangan Zeta."
"Jangan keras kepala. Lu harus istirahat."
"Gamau, cepet."
Leon hanya menghela napas lalu mengikuti Arvan dari belakang.
Saat menunjukkan dimana kamar Zeta, Leon menunggu di luar atas permintaan Arvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Boyfriend [Tamat]
RomanceNote. Cerita disini udh saya revisi, dari cerita yg ada di akun @010702anisa_ Berawal dari insiden Leon yang tak sengaja mencium seseorang di toilet umum, membuat hidupnya di bayang-bayang kejadian hari itu yang menurutnya sangat diluar nalar. Yap...