Episode 1: Kehidupan

11 0 0
                                    

Yokohama, 14 Februari 1987.

Kojima Yuzuri, seorang pelajar ingusan yang baru lulus SMA, bingung tentang hidupnya sendiri 10 tahun kedepan. Diperlakukan dengan keras oleh ayahnya sendiri yang seorang polisi, menjulukinya 'iblis' 'pembunuh'. Ibuku Shouko Kojima seorang wanita yang kuat harus meninggal saat melahirkanku. Aku merasa sangat bersalah dengan keberadaanku. Dibebani dengan latar belakang keluargaku yang seorang polisi, aku mencoba untuk mematahkan ekspektasi orang dengan berkelahi di sekolah, bergabung dengan geng-geng pinggir jalan dan mencoba menjadi sampah masyarakat bagaimanapun caranya.

" Yuzuri......kenapa kau pulang babak belur dengan darah ditanganmu? "

" ......aku mengubur hewan yg tertabrak mobil....."

" APAKAH AKU AKAN PERCAYA OMONG KOSONGMU ITU? "

" AKU TIDAK MEMBESARKANMU UNTUK MENJADI SAMPAH MASYARAKAT!"

" 18 TAHUN AKU MENCOBA MEMBESARKAN IBLIS YANG MEMBUNUH ISTRIKU? KAU PIKIR INI MUDAH?"

Dia memukulku dengan tongkat polisinya, dan menodongku dengan pistolnya. Mencoba untuk tidak gemetar di hadapannya, aku menatapnya dengan raut wajah menantang, malam itu juga aku dibawa kerumah sakit dengan tulang hidung yang patah, pendarahan kronis, dan rusuk yang patah. Aku bukanlah orang yang mudah terpengaruh oleh berbagai hal yang terjadi di sekitarku, aku dibesarkan dengan cara yang berbeda dari anak lain.

Yokohama, 26 April 1988

Ayahku tertembak mati saat sedang bertugas melawan Yakuza. Tubuhnya dikremasi dan kusimpan di lemari, dan hanya menjadi sebuah kenangan. Setiap hari kurasakan rasa sakit yang hambar. Semua barang, medali, senjata, foto, penghargaan aku merasa diambang kematian setiap kali aku melihat itu semua. Aku merasa seperti aku mengecewakan ayahku, tapi aku juga benci ayahku, dan aku selalu ingin membakar semua hal yang berhubungan dengan ayahku. Latar belakang ekonomi dan pendidikan yang tidak memadai, memberikanku dorongan untuk melakukan tindak kriminal, terjebak di dalam dilema untuk bertahan hidup atau menjadi seorang kriminal.

Yokohama, 7 Mei 1988

Aku memutuskan untuk mencuri dari kios-kios kecil dan menjadi preman gadungan.

Sok Keras di hadapan para pemilik kios, berbohong bahwa aku adalah bawahan dari sindikat

Yakuza Satsuba-kai V dan diberi perintah secara langsung untuk mengambil uang dari kios itu, tentu itu hanya omong kosong yang kubuat agar aku bisa mencukupi kebutuhan harianku dan agar aku bisa berbohong kepada diriku sendiri.

Yokohama, 8 Juli 1988

Menonton TV seharian, hanya tidur-tiduran, tidak ada yang menarik di TV, aku bahkan

sempat berpikir untuk bunuh diri, hanya karena aku bosan. Tapi aku masih ingin hidup di dunia hina jadi aku memutuskan untuk menonton TV sambil memakan mie yang tersisa untuk bulan ini.

"Seandainya mereka lebih sering menayangkan Fûun Takeshi Jô"

"Ah, mienya terlalu panas"

Deringan telpon

"Huh, aku tak ingat pernah memberikan nomor teleponku padanya"

"Halo Youm-.."

"HALO? HALO? APAKAH SUARA KU TERDENGAR?"

"Youma umurku masih 18 tahun, dan aku tidak tuli"

"OH YA HAHAHAHA, BAGAIMANA KABARMU?"

"KAU SADAR KAN UMURKU MASIH 18 TAHUN, KABARKU BIASA SAJA!"

"Hahaha, maaf jaringan disini kurang baik"

"Apakah kau sebentar lagi dikubur? Dan juga kau tinggal di Tokyo dasar bodoh"

"Haha ya begitulah tapi aku pindah, dan sedang berada di rumah nenekmu"

"Apa yang kau lakukan di Himeji?"

"Ya aku ingin mencoba memulai bisnis disini sembari merawat nenekmu."

"Kau tahu kan bahwa disana jarang ada orang yang lewat"

"Tak usah khawatir aku juga akan ke tempat yang lebih ramai"

"Oke? Jadi apakah kau hanya ingin pamer?"

"Sebenarnya aku sedang mencari seseorang agar bekerja di restoranku"


"Kenapa tidak mencari orang dari daerah sana?"

"Karena aku belum mengenal satupun orang disini aku pikir aku akan meminta orang yang kukenal dulu."

"Setelah 10 tahun tidak ada kabar, dan ini hal pertama yang kau katakan padaku."

Karena kupikir aku harus bisa menghidupi diriku sendiri dan aku masih menjadi

pengangguran dari pada bekerja menjadi pencuci piring di restoran ramen yang hampir bangkrut, kuputuskan untuk mengambil pekerjaan itu dan membantu pamanku.

"Dimana tempatnya?"

"Di pusat perbelanjaan, aku akan kirimkan tiket pesawatnya, kau hanya perlu datang

kesini"

HARD HITTERWhere stories live. Discover now