Sepulangnya Sukna dari rumah Astri mengurung diri didalam kamarnya.
Membuat bik Ina sangat khawatir sebab dari pagi sampai malam begini Majikannya itu belum makan"Non Astri, makanan sudah bibi siapkan dimeja"kata bik Ina
Tapi tidak ada sahutan dari dalam kamar majikannyaituBik Ina sangat bingung dibuatnya,ia bingung harus melakukan apa?
Sedangkan orang tua Astri sedang berada di Spanyol
"Non,buka pintunya"kata bik Ina sambil mengetuk ngetuk pintu kamar majikannya itu namun masi saja belum ada sahutan.Akhirnya bik Ina teringat sesuatu ia buru buru menuruni tangga lalu menghubungi seseorang dari telepon rumah.
"Halo den,ini ...hik..ini bik Ina "kata bik Ina"halo,bik ada apa bik,kok bibik menanggis?"tanya orang diseberang sana
"non... non.. Astri den Dika dari tadi sore sampai sekarang gak mau keluar bibik takut terjadi sesuatu,bibik uda panggil panggil tapi tidak nyaut nyaut"kata bik Ina
"baik bik saya kesana sekarang"kata Dika
Skip
Ting nong....
Suara bel rumah terdengar dari luar bik Ina berlari membukakan pintu"syukurlah den dika sudah datang"kata bik Ina dengan suka citanya
"dimana Astri bik?"tanya Dika
"dikamar den,dari tadi bibik panggilin gak nyahut nyahut pintunya terkunci dari dalam"kata bik ina
Dika lalu berlari menuju kamar Astri bik ina mengikuti Dika dari belakang
Setelah berada didepan pintu kamar Astri
"Astri hei!buka pintunya Astri ini gue Dika"kata Dika sambil berteriak dari balik pintu kamar Astri Tapi juga tidak ada sahutan"Non,buka pintunya non,hik hik"panggil bik Ina sambil mengetuk ngetuk pintu
"kita dobrak saja pintunya bik,bibik mundur sekarang"kata Dika
Wanita paruh baya itu memundurkan dirinya dari pintu,tanggisnya runtuh begitu saja.
Wanita paru baya itu benar benar sangat mengkhawatirkan keadaan majikannya.Dika mengambil ancang ancang untuk mendobrak pintu kamar Astri
Satu dobrakan tidak berhasil.
Lalu Dika mencoba mendobrak untuk yang kedua kalinya.
Akhirnya pintu terbuka."Non,"jerit bibik Ina setelah melihat keadaan majikannya itu
Bik ina langsung berlari menghampiri majikannya.
Diikuti Dika dibelakang wanita paruh baya itu.
Dihampirinya wanita yang terduduk dilantai dengan kepala bersandar diatas pinggiran ranjang.Semua barang berserakan dengan pecahan kaca juga tisu tissu yang bertebaran dimana mana.Ruangan itu benar benar sudah seperti kapal pecah.Wanita itu memandang dinding dengan dengan tatapan kosong.Sungguh saat ini keadaanya begitu kacau.Rambutnya berantakan denagn make up yang sudah tidak karuan bentuknya.
Dika berlutut dihadapan Astri.
Dibawahnya wanita itu kedalam dekapannya.
Air mata masih menetes membasahi pipi Astri,diusapnya lembut jejek air mata yang mengalir dipipi Wanita itu.
Lalu menangkup pipi Asti,menatap wanita itu dengan lekat
"apa yang sebenarnya terjadi?pasti ada sesuatu yang mengguncang pikirannya sehingga dia jadi seperti ini"Dika lalu menggangkat tubuh Astri keatas ranjang dan menyelimutinya.
Ia lalu menelpon dokter.Tak lama kemudian dokter datang memeriksa Astri.
Dika turun mengambil minum untuk AstriDiruangan itu hanya ada Astri dan juga dokter
Dokter memeriksa Astri tapi ia seperti mendapati hal yang mengganjal dipikirannya.
"Nona sedang hamil?"tanya dokter"saya mohon dok jangan beritahukan kehamilan saya kepada siapa pun"kata Astri
"baiklah,jika itu yang terbaik buat anda"
Dika datang membawa nampan berisi bubur dan segelas air yang telah disiapkan oleh bik Astri
"apa yang terjadi dengan Astri dok"tanya Dika"ehmm,Astri hanya setres dan kelelahan akibat kurang tidur dan telat makan maka daya tahan tubuhnya menurun ,saya sudah memberikan resep dan juga vitamin agar Astri segera pulih ,kalau begitu saya pamit dulu"kata dokter memberi penjelasan
"oh baiklah dok,terimakasih dok"kata Dika sambil menjabat tangan dokter
Dika lalu menyuapi Astri
"sudah Dika aku sudah kenyang"kata Astri"baiklah kalau begitu minum obatnya lalu tidurlah"kata Dika sambil memberikan segelas air dan juga obat yang diberikan dokter
*****
"apa kau sudah gila?jadi kau benar ingin berpisah dariku?"kata Jack"aku sudah cukup lelah dengan semua janji janjimu ,aku ingin mengakhiri semua ini"kata Rahmi
"lalu kau lupa dengan semua misimu untuk membalaskan dendam papamu terhadap keluarga Mahesa?"tanya jack
"aku sudah bertekad ingin mengakhiri semuanya Jack aku sadar tidak seharusnya aku larut dalam dendam ini"kata Rahmi
"hem,hanya karena cinta kau melupakan dendammu?kau terlalu bodoh karena cintamu Rahmi?"kata jack
"tekadku sudah bulat jack aku ingin melupakan semua dendamku terhadap keluarga Mahesa,biarlah yang lalu berlalu dengan sendirinya"kata Rahmi lalu pergi meninggalkan Jack sendiri
"kau akan menyesal dengan keputusanmu Rahmi"teriak Jack
Tapi Rahmi semakin menjauh dari pandangannya.*****
Nino baru saja keluar dari ruang meeting sekian lama ia terpuruk karena kehancuran kantor dan juga hotel yang ia kelolah selama ini ,sekarang ia mencoba untuk bangkit kembali ia sadar setiap usaha pasti ada pasang surutnya.HUH....
Ia menarik napas panjang dan dan menegakan otot ototnya.
Hatinya selalu dirundung kegalauan seharusnya hari ini ia merasa bahagia akhirnya ia berhasil juga melamar kekasihnya kemarin malam.
Tapi tidak dengannya,lelaki berperawakan tinggi dengan tubuh bertegap itu tidak merasa bahagia.Dalam hatinya ia masih saja memikirkan Astri ,ia berpikir apa ia salah melabuhkan hatinya memilih Rahmi menjadi pasangan hidupnya.
Tok...tok...
"masuk"katanya"permisi pak,ada pak Alvaro yang ingin bertemu"kata Naura sekertaris Nino
"suruh masuk"kata Nino
"baik pak"kata sekertaris itu lalu keluar
Pintu terbuka menampilkan seorang pria yang hampir seumuran dengan Nino.
"hai bro"kata Alvaro sambil bertos ria bersama Nino
"lo parah bener sih lamaran gak ngundang ngundang?"kata Alvaro
"akh...acaranya belum hanya gue dan Rahmi saja,recananya minggu ini gue adain lamaran gue lo jangan lupa datang ya ajak tu binik lo"kata Nino
"okey okey"kata Alvaro
"oh Dika kemana"tanya Nino
"mungkin lagi bersama Astri biasalah bucin,tapi ya gitu deh Astrinya sampai sekarang belum ngasih kepastian "kata Alvaro
"tumben tumbenan ni lo mampir kesini"tanya Nino
"kebetulan gue tadi dari rumah sakit"kata Alvaro
"rumah sakit?siapa yang sakit"tanya Nino
"Siska ia hamil tapi pria itu gak mau tanggung jawab sebenernya gue mau ngomong sama Sukna tapi Siska gak mau gue ngasih tahu Sukna"kata Alvaro
"jadi Sukna belum tahu Siska hamil?"tanya Nino
Alvaro mengelengkan kepalanya."parah lo,Suknakan kakaknya Siska ya walaupun Siska itu adik tirinya cepat atau lambat lo harus cepat beritahu biniklo secepatnya dari pada entar jadi timbul masalah"kata Nino
"maksud gue juga gitu tapi lo kan tahu sendiri Sukna dan Siska itu lagi gak baik sekarang"kata Alvaro
Nino hanya terdiam."gimana kalau kita kebar malam ini"kata Nino
"oke deh,ayo sekedar menenangkan kepala gue ni ntar gue telpon deh si Dika"kata Alvaro
Bersambung....
Hai!...Autor balik lagi
Maaf ya kalau ceritanya gak sesuai sama yang kalian bayangin.
Autor juga manusia yang punya banyak kesalahan.
Jangan bosen-bosen ya sama ceritanya.
Jangan lupa vote and komennyaSalam
Dhini chaniago