10. Awal2

1.5K 257 7
                                    

Hari-hari terasa begitu menyenangkan bagi Hecan. Bagaimana tidak? jadi pacar salah satu incaran banyak kaum hawa di sekolah merupakan anugrah terindah yang patut di syukuri.

Sudah setahun sejak Hecan menembak Mark. Berhubung karena Hecan masuk ke sma yang sama dengan Mark, membuat Hecan semakin semangat ke sekolah karena sekarang dia bisa bertemu dengan Mark setiap hari, beda dengan dulu yang kalau mau ketemu aja harus di hari sabtu atau minggu saja.

Perlakuan Mark ke Hecan pun tak pernah berubah dari dulu. Masih sama dimana Mark selalu memprioritaskan Hecan dan selalu memperlakukan Hecan sangat baik.

Seperti saat ini, dimana Mark yang baru saja selesai dengan latihan basketnya sedang menunggu Hecan yang masih ada jadwal rapat membahas perlombaan yang akan diadakan tak lama lagi.

"Mur! hihi" seru Hecan berlari kearah Mark masih dengan baju latihannya.

Mark tersenyum, "Udah?" tanyanya sambil mengusap keringat di jidat Hecan.

Hecan mengangguk, "Udah. Ayo pulang!" ajak Hecan.

Setelah memasangkan helmet Hecan, Mark mulai menjalankan motor scoopy miliknya.

Sementara itu, Hecan dibelakang asik memperhatikan kendaraan lain yang melewati mereka, bahkan tak jarang Hecan mengambil kesempatan untuk berkaca di bagian samping mobil yang lewat.

Hecan suka melihat pantulan dirinya dan Mark saat naik motor, rasanya begitu menyenangkan.

"Mau makan dulu?" tanya Hecan tepat di telinga kiri Mark.

"Kamu laper?" tanya Mark balik.

"Sedikit, tapi pengen. Baunya udah kecium sampe sini soalnya."

Mark tertawa kecil, lalu dengan cepat mengarahkan motornya kearah penjual nasi timbel favorit penumpangnya.

"A' timbelnya dua ya, tapi ayamnya tiga terus mau tahunya tiga sama sambelnya banyakin oke?" ucap Hecan kepada sang penjual.

"Dibungkus apa makan disini?"

"Makan disini."

"Siap neng, ditunggu atuh."

Hecan tersenyum, bergabung dengan Mark yang sudah lebih dulu duduk.

"Ada cerita apa hari ini?" tanya Mark sambil menyingkirkan beberapa anak rambut Hecan yang menghalangi pemandangannya.

"Pas aku rapat tadi, kamu kenal kak Juwa kan?" tanya Hecan.

Mark jelas mengangguk, "Pacarnya lucas."

"Dia tadi minta aku buat gantiin posisi dia jadi ketua voli. Tapi aku belum jawab, menurut kamu gimana?"

"Yang lainnya gimana? setuju?" tanya Mark.

Hecan mengangguk, "Ka Juwa bilang justru mereka yang rekomendasiin aku buat gantiin dia."

"Kalo yang lain setuju kenapa kamunya ragu?"

"Ya aku kan baru kelas sepuluh, gabung voli juga belum ada setahun. Kenapa juga bukan kak Hana? dia kan kelas sebelas, udah lama juga di voli."

"Kelas berapa itu kadang bukan jadi patokan buat nentuin siapa yang paling pantes sayang. Tapi gimana skill kita juga tanggung jawab itu yang jadi nilai buat nentuin siapa yang paling cocok." kata Mark.

"Kalo kamu tanya aku, aku gak mau jawab, karena menurut aku yang paling tau jawabannya ya cuma kamu. Tapi kamu juga harus tau, mereka milih kamu mungkin karena mereka emang ngeliat kamu yang paling pantes buat gantiin Juwa, gak perduli masih kelas berapa kamu sekarang."

Ashyu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang