Happy Reading!
Bandung, 20.15.
Mobil BMW itu berhenti di depan rumah mewah bernuansa putih. Seorang gadis cantik keluar dari mobil itu setelah dibukakan pintu oleh penjaga rumah disana.
Ia melangkah memasuki rumah tersebut. Berjalan menuju ruang makan karena sudah dipastikan keluarganya sedang makan malam.
Perpaduan antara sepatu boots hitam dengan lantai marmer itu mengundang perhatian orang-orang di meja makan.
Prang!
Sendok dan piring itu beradu. Mulut lelaki itu terbuka sedikit karena sangking terkejutnya. Sementara dua paruh baya disana terdiam memperhatikan sosok di depan mereka.
"QUEEN."
Pemuda tadi berteriak layaknya Tarzan. Ia segera menghampiri gadis yang membuat mereka melupakan makan malamnya.
Pemuda itu, Brylian, segera memeluk adiknya yang sangat amat ia rindukan.
Bianca yang mendapat serangan tiba-tiba itu hampir saja oleng ke belakang saat Brylian memeluknya dengan kencang. Ia memukuli dada bidang kakaknya saat ia mulai kehabisan nafas.
Sementara dua paruh baya yang sayangnya masih terlihat muda itu hanya memerhatikan kedua anak mereka.
"Kakak kangen," Gumam Brylian. Tangannya sudah melonggarkan pelukannya itu. Bianca membalas pelukan itu.
"Sama," Jawabnya. Ia melepaskan pelukannya setelah dirasa cukup. Ia beralih pada orangtuanya yang hanya menontoni mereka.
Bianca merentangkan kedua tangannya, disambut dengan hangat oleh kedua orangtuanya. Mereka berpelukan, saling melepas rindu.
"Mama kangen banget sama kamu, sayang." Ujar Maya. "Kamu apa kabar?" Lanjutnya.
Bianca tersenyum tipis. "Bi, juga kangen sama kalian." Jawab gadis itu. "Dan kabar aku, Alhamdulillah baik, ma." Kata Bianca.
"Kabar kakek sama nenek gimana?" Tanya Hanif. Kepala keluarga disana.
Bianca menoleh pada sang papa. Ia tersenyum tipis, "Mereka juga baik."
"Kamu udah makan malam?" Ujar Maya yang dibalas gelengan oleh Bianca. "Yaudah, kita makan sama-sama. Abis itu kamu istirahat." Lanjutnya seraya tersenyum.
Bianca mengangguk dan mereka kembali melanjutkan makan malam mereka yang sempat tertunda.
***
Minggu ini Bianca habiskan dengan berkumpul bersama keluarganya. Kini mereka sedang duduk di ruang keluarga.
"Jadi kamu bakal sekolah disini?" Tanya Hanif. Tangannya sibuk mengelus surai hitam panjang anak gadisnya.
"Iya," Jawab Bianca. Maya tersenyum mendengarnya.
"Mau sekolah di SMA mana?" Bianca mengalihkan pandangannya pada sang mama yang barusan bertanya.
"Sama kak Bry, aja." Ujar Bianca. Kedua pasutri itu mengangguk.
Ngomong-ngomong soal Brylian. Lelaki itu tengah berkumpul bersama teman-temannya. Biasa, anak muda.
"Besok papa urus, kemungkinan lusa kamu baru bisa sekolah." Kata Hanif. Bianca mengangguk.
Mereka kembali melanjutkan perbincangan itu sampai suara dari depan membuat mereka menoleh. Disana, terdapat dua paruh baya dan satu pemuda.
"QUEEN." Teriak pemuda itu. Valeron namanya, sepupu Bianca.
"Jangan teriak, Ver!" Tegur wanita paruh baya. Ida, sang mami. Sedangkan Valeron hanya cengengesan.
"Hallo sayang, apa kabar?" Kata Ida sembari memeluk keponakannya.
Bianca membalas pelukan itu. "Baik, mi." Ujar Bianca.
Septian. Pria tersebut menghampiri Bianca dan memeluk gadis itu yang dibalas pula oleh sang empu.
"Anak papi makin cantik aja nih," Goda Septian. Bianca tersenyum tipis menanggapi itu.
Mereka duduk disana. Bianca duduk disamping Valeron.
"Febri sama Via, kemana?" Tanya Maya.
"Mereka ke Surabaya, ada urusan bisnis." Jawab Ida. "Besok pulang, maybe." Lanjutnya.
"Kalo mas Rafi?" Tanya Bianca.
Rafli. Para sepupu ini memang memanggil Rafli dengan sebutan 'mas' dikarenakan dia yang lebih tua. Lelaki dengan usia 27 tahun itu kini sedang menjalankan tugasnya sebagai CEO di perusahaan Septian, papi nya.
"Rafli lagi di Jepang. Lusa baru pulang," Ucap Septian. Bianca mengangguk seraya ber-oh-ria.
"Queen, mau jalan-jalan gak?" Tawar Valeron. Bianca mengangguk, "Boleh."
"Kita pergi dulu, assalamualaikum." Pamit Valeron dan Bianca.
Mereka menganggukkan kepalanya, "Waalaikumsalam, hati-hati."
***
See you in the next chapter!
@nurul.1013_

KAMU SEDANG MEMBACA
BIANCA
Teen Fiction(Follow sebelum membaca!!!) (Don't plagiarize!!!) *** Kisah ini singkat. Tentang seorang lelaki yang menyukai gadis cantik yang trauma karena masa lalu. Akankah ia berhasil mendapatkan hati gadis dingin itu? Dan apakah gadis itu akan luluh dengan le...