kalau dipikir, rasanya sedikit aneh untuk osamu kembali rasakan euphoria seperti ini. hampir tiga tahun dirinya membebaskan diri dari label 'percintaan', osamu sedikit banyak lupa tentang hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut. dan ketika sosok rintarou datang, kemudian mendobrak paksa pintu hati nya, osamu masih merasa kaget.
osamu itu lumayan pendiam. bukan tipikal orang yang akan langsung akrab saat masuk ke dalam lingkup baru. dia akan memantau terlebih dahulu, kemudian menghabiskan waktu lama hanya untuk membiasakan diri dengan semua sifat—yang tentunya berbeda-beda pada tiap-tiap individu.
satu informasi yang jelas hanya osamu yang tau; dirinya lumayan kejam kala menolak pernyataan cinta dari orang lain. dia akan mentah-mentah menolak mereka hanya alasan, dia tidak ingin menjalin asmara dengan anak satu kelas. menurutnya itu sangat mengganggu.
tapi lain cakap jika itu rintarou. sumpah mati, osamu tidak habis pikir pada apa yang hati serta kendali tubuhnya inginkan. seperti yang dikatakan di atas bahwa, osamu sudi untuk menjalin asmara dengan anak satu kelas. mengganggu.
dan kabar buruknya, suna rintarou merupakan salah satu anak yang juga satu kelas dengannya. canggung adalah hal pertama yang osamu rasa. memikirkan peristiwa apa yang akan terjadi jika mereka ada di sekolah hanya buat osamu pening.
"sam." suara yang sedikit tinggi itu berhasil menarik alam sadar osamu dari lamunan.
"kenapa?"
"diem terus. kenapa?"
"gak apa-apa."
suna diam sejenak. "mau pepaya?"
"gak apa-apa, anjir."
"hah? apa yang mubazir?"
bangsat.
dirasa tidak ada sahutan kembali, suna inisiatif betulkan spion motornya menghadap osamu. lantas gelak tawa samar milik suna terdengar tatkala melihat wajah menekuk tahan emosi milik surai abu.
"bercanda, sayang." kekehannya masih tersemat. suna bawa tangannya untuk mengelus punggung tangan si pacar yang sedari tadi peluk erat perutnya.
"mampir ke rumah gue dulu, ya?"
"mau ngapain?"
"main. ngenalin pacar baru ke mamah."
wah, sialan. suna betulan mengganggu.
°°°
untuk merancang ekspektasi bahwa sang mama akan menyeret osamu pergi ke halaman belakang, hingga nyaris memakan setengah jam, betulan tidak pernah mampir ke otak.
sukses, suna dibiarkan sendiri di ruang tamu tanpa teman satupun selain asap rokok yang mencekik pernapasan.
sempat beradu mulut dengan mama perkara si pacar yang harus tinggal (berduaan) dengan suna, sedang mama yang sama keras kepalanya tidak mau mengalah. berimbas dengan kedua tangan osamu menjadi alat tarik tambang dadakan. dan suna berakhir mengalah sesaat setelah mendapat delikan tajam dari osamu.
mata sipitnya melirik ke arah jarum jam dinding yang sudah menunjukkan angka sebelas malam. beranjak dari kursi, suna berjalan luntai menuju halaman belakang temui pacar.
pemandangan nya bikin adem. osamu yang sedang ketawa manis itu jackpot besar untuk suna pandangi habis-habisan. sampai di mana mata mereka bersirobok, suna refleks menyungging sembari alis satunya naik.
"sok keren." cacian tanpa suara itu berhasil suna tangkap oleh mata tajamnya. hasilkan senyum gemas dari si dominan sebelum ia berjalan hampiri dua kesayangannya.
"jam sebelas, ma."
mama suna menoleh ke arah osamu, alih-alih wanita itu menggubris teguran anaknya.
"mau pulang dianterin suna apa ngin—"
"nginep. tidur bareng suna."
suara sedikit berat itu mengambil alih percakapan. suna dengan kurang ngajar memotong ucapan mama.
"gak usah modus kamu, rin."
"lah? gak modus, ini," suna terkekeh melihat picingan mata dari mama. "lagian, tenaga suna udah habis dipake keluar dari tadi pagi. samu juga capek, kali, ma."
mama berakhir hembus napas mendengar penjelasan—yang sedikitnya masuk akal untuk diterima.
"samj tidur di sini, gak apa-apa, ya?"
parah, bos. calon mertua ambil suara. osamu bisa apa selain mengangguk pasrah?
"yaudah. sana ke atas sama suna."
jelas, osamu kalah telak di sini. tidak berani berkutik lebih selain buntuti suna—yang menyunggingkan senyum kesenangan.
—
hoi, apa kabar sob?
asli, gue minta maaf banget baru update lagi setelah 5/6 bulan gue anggurin ini cerita. kabar buruk, gue mulai kena writer block setelah hiatus bikin au. buat mikir untuk bikin cerita baru aja otak gue udah ogah-ogahan. jadi, gue minta maaf (lagi) misal penulisan gue jadi acak adul gak enak dibaca wkw.
sempet mikir juga, ini cerita mau gue biarin—dalam arti gak gue lanjut, karena mereka (sunaosa) udah pacaran. tapi ya agak gak rela juga. buat yang minta adegan nananinu, kayaknya belum bisa? mereka masih sekolah, soalnya. kalaupun, andai kata gue tanya kalian tentang sunaosa mau dibikin udah lulus apa masih sekolah aja, juga kalian bakalan milih udah lulus. gitu, gak? wkw. tapi ya komen di sini aja, maunya kalian gimana.
insya allah (gue gak janji) banting stir alur incident.
yaudah sih gitu aja awowkwok. btw, di sini ada kapal semisuna/sunasemi tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
incident (sunaosa)
Romancenyatanya setelah insiden ban bocor, keduanya makin dekat seiring berjalannya waktu.