KDR 2. So we

7.2K 452 271
                                    

18+
hanya casing saja, no bludak² lah pokoknya.

[CERITA TIDAK UNTUK DI PLAGIAT, LU TOLOL KALAU PLAGIAT CERITA INI, SO JANGAN YA KAKAK ADIK]

-1719

___________

02. Jadi kita


Keheningan tercipta, mereka bungkam dengan pikiran masing masing. Gadis itu melirik sekilas kemudian menfokuskan dirinya kembali ke makanan yang baru saja datang, nafsu makan seolah menghilang begitu saja. Kini otaknya hanya berfikir apakah yang berada di dalam fikirannya benar terjadi?

"Emm, apakah alasanmu bersikap baik kepadaku?"

Kenan menatap Rere lekat, "Tidak, ada. Aku hanya ingin saja. Mungkin karena aku ingin dekat denganmu?"

Rere terpanah melihat cara tertawa Kenan, matanya menatap Kenan dengan tatapan mendambakan. Jujur, Kenan sangat tampan.

"Dekat denganku? Ada ada saja. Apakah kau sedang terlibat sebuah pertaruhan?"

"Pertaruhan?"

Rere mengangguk samar, "Iya. Pertaruhan dengan sahabat sahabat mu."

Kenan sekarang menangkap arah kemana jalan fikiran Rere, lelaki itu menatap tajam Rere membuat gadis itu tampak ketakutan hanya karena melihat tatapan itu.

"Jadi maksudmu, aku melakukan semua ini hanya demi memenangkan taruhan? Untuk sebuah hasil? Bahkan tanpa taruhan aku bisa mendapatkan segalanya, termasuk kau."

"Maaf, aku hanya bertanya."

Keheningan tampak muncul kembali, udara yang dingin membuat mereka segera ingin pulang dan melindungi tubuh mereka dari cuaca dingin di malam hari.

"Pulang?"

Mereka melewati ibu kota Jakarta dengan damai, suara suara pengendara dan hembusan angin yang kencang membuat orang yang merasakan akan mengantuk itu juga yang dirasakan oleh Rere. Sekarang ia ingin segera tidur di ranjang nya.

"Jangan tertidur. Cukup lilit pinggangku, aku akan mengebut."


****

Langit cerah membuat suasana terasa damai, suara sepatu yang menabrak lantai terdengar di koridor. Gadis cantik dengan rambut terikat satu tersenyum tipis saat melihat seseorang menyapanya, sesekali berkata hay sebagai balasan.

"Re, berhenti!"

Rere langsung menghentikan langkahnya, membalikkan badannya menatap gadis di depannya dengan wajah takut. Gadis itu tertawa geli saat melihat wajah itu, sungguh jika di lihat lihat wajah itu terlihat sangat imut.

"Hilangkan wajah jelek mu itu, kau seperti melihat iblis saja." cibir gadis itu membuat Rere memasang wajah se-tenang mungkin.

"Oh, ya. Aku ada tugas dan aku meminta kau agar membuatnya, aku lelah memikirkan tugas menyebalkan ini." Gadis itu memutar bola matanya, malas.

"Aku perintahkan, jangan sampai salah. Jika ada yang salah, aku akan memberi mu pelajaran." ancam gadis itu membuat Rere mengangguk patuh.

QUEEN RERE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang