27. TEROR

8K 631 9
                                    

Koreksi kalo ada typo

Chloe pov

"Kau yakin sudah baik-baik saja?"

Aku menatap datar pada Rey. Sekarang masih pukul 7 dan dia sudah mengulang pertanyaan itu sebanyak 15 kali.

"Aku baik-baik saja. Aku sudah terbiasa dengan ini," ucapku berusaha meyakinkan. Ini juga kesekian kalinya aku meyakinkan Rey.

Rey menghembuskan nafas mengalah. Dia meletakkan tangannya di atas kepala ku. "Jika nanti merasa sakit atau tidak enak, cepat beritahu aku."

Aku mengangguk. Lalu ku gandeng tangannya. "Ayo cepat berangkat."

Saat kami akan mengambil buku di loker yang biasa kami gunakan untuk menyimpan buku tambahan, aku terkejut saat melihat penutup lokerku yang sudah hilang.

Barang-barang di dalamnya tidak ada yang hilang. Hanya saja aku heran siapa yang mengambil penutup lokerku dan untuk apa.

Tidak mungkin itu copot karena rusak. Karena kemarin loker ku masih baik-baik saja tanpa ada kerusakan sedikitpun.

Di tambah ada semacam bekas congkelan di sana. Aku yakin pasti ada yang sengaja merusaknya.

"Tak usah khawatir, nanti aku akan bilang pada staf untuk memperbaikinya," ucap Rey. Dia merangkul bahuku bermaksud menenangkan.

Tak berpikir terlalu jauh, aku pun mengiyakan.

Beberapa menit sebelum bel masuk, aku merasa ingin pergi ke toilet. Akhirnya aku cepat cepat pergi sebelum bel masuk. Aku sendirian tanpa ditemani siapapun.

Viola sempat menawarkan untuk mengantar, tapi aku menolaknya. Takut jika bel segera berbunyi dan Viola ikut terlambat.

Dan benar saja, aku selesai dari toilet saat bel sudah berbunyi sekitar 2 menit yang lalu. Koridor sekolah tampak sepi. Tidak ada siswa-siswi yang berlalu lalang.

Ketika aku kembali melewati loker milikku, aku kembali dibuat terkejut. Belum ada setengah jam aku meninggalkannya, kini loker itu sudah berantakan.

Buku-buku di dalamnya berserakan dan sebagian ada yang jatuh dilantai. Juga banyak sampah daun di dalamnya.

Aku mencoba membersihkan dan merapikannya lagi. Sekarang aku semakin yakin ada seseorang yang melakukan ini semua padaku.

Saat membersihkan daun daun itu, aku menyadari ada sebuah amplop. Aku mencoba membukanya.

Di dalamnya ada secarik surat yang ditulis dengan tinta berwarna merah. Aku sedikit menegang saat membaca isi surat itu.

Surat itu berisi tulisan 'PEMBALASANKU SUDAH DIMULAI'.

Aku menebak-nebak siapa yang menulis surat itu namun tidak bisa. Tak ingin orang lain tau, terutama Rey dan Viola, aku akhirnya membuang surat itu ke tempat sampah.

Aku merapikan lokerku sedemikian rupa agar terlihat tidak terjadi apa-apa barusan. Setelah itu aku kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasa.

Aku bersikap normal agar tidak ada yang curiga, terutama Rey. Entah bagaimana tetapi dia selalu tahu apa yang sedang ku sembunyikan.

Seperti biasa saat pelajaran telah usai kami segera kembali. Tetapi kali ini aku ingin membeli beberapa cemilan.  Aku menyuruh Rey untuk pergi ke asrama lebih dulu. 

Di perjalanan pulang aku melewati lorong yang lumayan sepi. Aku sengaja melewati lorong itu berniat untuk mempersingkat waktu. Bisa dibilangitu jalan pintas untuk pergi ke asrama.

Setengah jalan berlalu, tetapi aku merasa seperti ada seseorang yang sedang mengawasiku. Aku mengedarkan pandangan guna melihat sekitar. Tidak ada apa-apa.

ROOMMATE (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang