Kemah Again?

349 49 16
                                    

"Hoi! Mana ini korek apinya?! Mana bisa nyalain api unggun ini."

"SABAR, BUJANG! Lagi diambil, ini."

"Ada yang ikut dong, susur sungai. Temenin."

"Noh, Sherlock. Temenin si Bond, tuh."

"Ogah, ah. Males."

"Anji*ng."




Kenapa lagi ini? Kok, ribut semua?

Ayo, kembali ke beberapa hari sebelumnya.

"Para cucu kesayangan! Sini, kakek bawa kabar baik!" 

"Eh buset dah. Aki-aki bau tanah lari-lari. Jatuh mampus tar." Seloroh Sherlock. Dan mulutnya di tampar oleh John.

John selalu punya tenaga simpanan untuk siap siaga menggampar mulut akhlakless milik Sherlock.

"Sakit, jir."

"Bodo amat."

"Jadi, kakek bawa kabar apa?" Tanya William. Ia agak meringis mendengar betapa kencangnya tamparan John barusan. Lihat saja. Sekitar mulut Sherlock langsung merah dan membekas tangan miliknya.

"Kakek, jangan lari-lari. Nanti encoknya kambuh." Peringat Louis.

"Kalian pasti suka dengan kemah, kan? Seperti waktu itu." Mereka mengangguk.

"Sekarang, kalian semua pergi kemah, ya. Mycroft juga sudah kakek tarik dari kerjaannya buat ikut kemah sama kalian." Ajak si Kakek.

"Dih, ngapain ajak dia?! Biarin aja dia berlumuran tai kuda di kandangnya itu."


Dasar anak kurang ajar. Biadab.

Mungkin itu yang akan Mycroft katakan kalau ia mendengarnya secara--

"Dasar anak kurang ajar. Biadab."

--langsung.. oh, oke.

"Dih, anjing. Sejak kapan lu di sini?! Kaget gue!"

"Barusan. Saat diri kau bilang begitu."

Seperti biasa. Pertikaian antara dua makhluk ber-ahoge tersebut tak terelakkan. Mycroft yang tak mau mengalah, dan Sherlock yang enggan menyerah. Hingga akhirnya habis kesabaran John dan Louis hingga melempari mereka dengan batu kerikil.

"Sakit, heh!"

"Siapa tadi yang melempar batunya!?"

"KAMI! KENAPA?! GAK SUKA?! BILANG, BOS!" Sentak dua krucil itu sambil mengancungkan jari tengahnya. Dan sedetik kemudian berlari menjauh.

"Sudah, sudah. Kasihan kakek, belum selesai bicara karena kalian ribut terus." Ujar Albert menengahi. Entah dia saja yang merasa, tapi rasanya dua Holmes ini memang tidak bisa di satukan.

"Jadi, kapan kita kemah, kek?" Tanya Irene dan diikuti tatapan berbinar pada krucil-krucil di belakangnya.

"Mataku gak berbinar, goblok. Berbinar darimananya?" Gerutu Moran. Ia sibuk menggigiti batang kayu bekas permen yang tadi sempat ia curi.

"Waduh wadidaw, Sebastian Moran nih, bos. Senggol, dong." Canda Bond di sampingnya.

"Akwokwok, goblok."


"Pokoknya, perlengkapan kalian sudah beres. Sudah kakek siapkan. Nanti anak buah kakek yang akan mengantar kalian ke hutan tempat kalian berkemah."

-Rival Gembel- [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang