Senin,13 Desember 2021 (Rumah Belajar KCSI Teens SMA Malabar,Bogor)
Hari demi berlalu, waktu semakin cepat. Sejak November lalu setelah insiden kecelakaan yang menimpa Galih dan mama papanya, dia sekarang sudah sembuh dari traumanya dan kini mulai bebas bergerak dan bergaul dengan teman yang baik sebelum pindah ke sekolah barunya tahun depan. Berkat perkataan Ali, akhirnya Galih belajar betapa indahnya arti persahabatan yang harus dilakukan demi berteman dengan teman baru. Harapan orang baik di sana ingin menjadi anak sukses dan dikelilingi orang banyak seperti alm. Papa dan almh. Mamanya. Bulan Desember adalah akhir untuk mengabulkan sebuah permintaan untuk tahun 2022 nanti. Yang tadinya PPKM level 3 dibatalkan maka tetap juga tidak libur selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) bagi pelajar dan mahasiswa. Bencana akhir yang menguncang suasana berat.
Dari dalam koridor gedung KCSI Teens SMA terdengar suara langkah kaki seorang wanita yang masuk ke sebuah ruang aula studio tempat di mana pelajar kursus persahabatan memiliki potensi bakat sedang diadakan pengumuman dari Bu Syerin. Ya, karena hari ini mereka akan bertemu dengan salah satu guru baru yang menggantikan Pak Luthfi, wali kelas Kreatif yang sekarang berhenti dari perkerjaan di KCSI karena pensiun. Usianya memang sudah tua 50 tahun dari guru yang lain. Bu Syerin dan guru lainnya sudah bersepakat untuk mencari lowongan pekerjaan wali kelas Kreatif KCSI Teens SMA Malabar sekaligus guru bidang studi Literasi Digital dan guru bidang studi Ilmu Sosial. Akhirnya setelah berselang kemudian kini telah mendapatkan seseorang yang mencari pekerjaan sampai diterima. Orang yang diterima bekerja sebagai guru itu ialah seorang wanita berusia muda 19 tahun yang bernama Lumina Rahayu Aditya. Orang tersebut yang juga merupakan adik alm. Pak Rizki sekaligus Bibinya Galih dari keluarga alm. Papanya itu berkerja di situ sebagai guru studi Ilmu Sosial dan wali kelas Kreatif yang mengantikan Pak Luthfi saat itu. Karena usianya masih belia namun dia tetap masih menjalani kuliah di Universitas Pakuan Jurusan Sastra Indonesia sambil berkerja.
"Assalamualaikum,anak-anak." Sapa Bu Syerin berdiri di mimbar panggung aula studio.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." jawab siswa-siswi kursus persahabatan itu kompak.
"Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Mohon maaf ibu mengajak kalian berkumpul di gedung aula studio ini karena di tempat kursus persahabatan Rumah Belajar KCSI Teens SMA cabang Malabar telah kedatangan seorang guru baru. Usianya masih 19 tahun tapi dia mahasiswi yang kuliah sambil kerja di sini. Silahkan Mbak untuk perkenalkan diri." Kata Bu Syerin.
"Baiklah." Jawab wanita belia berusia 19 tahun itu naik ke panggung.
Afda dan teman-teman yang duduk di kursi penonton itu langsung terheran mendengar suara itu berasal dari orang yang sudah mereka kenal sebelumnya.
"Wah, sepertinya perasaan kita baru kenal sama kakak itu yang kerjanya jadi guru muda. Siapa,ya?" pikir Afda.
"Mana ada yang kayak begitu?" tanya Zaula wajar.
"Iyalah. Tidak semua guru yang mengajar tak mengenal usia." tutur Hafizha.
"Apa ini pertama kalinya dia mengajar di kelas Kreatif setelah Pak Luthfi pensiun?" tanya Iman. Neuro Girls duduk di belakang gadis Dreamy Hijabi itu.
"Eh, memangnya kalian pernah dengar di kelas kalian ada guru baru penganti?" ujar Salma sembari menengok ke belakang gadis Neuro Girls.
"Dipersilahkan kepada Bu Guru baru kita Bu Lumina untuk naik ke atas panggung." ucap Bu Syerin berkata sekali lagi.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh." sapa Bu Lumina. (*panggilan Bibi Lumina setelah menjadi guru diubah menjadi "Bu Lumina")
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabaraktuh." jawab seluruh siswa-siswi anggota persahabatan KCSI Teens SMA itu sopan.
"Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Hari ini pertama kalinya ibu berkerja sebagai guru bidang studi Literasi Digital di seluruh kelas kecerdasan dan wali kelas Kreatif. Mohon maaf karena usia ibu memang masih mahasiswi umur 19 tahun,ya. Ibu atau disebut kakak masih kuliah mengambil jurusan ilmu Sastra Indonesia di Universitas Pakuan Bogor sambil kerja di sini. Baiklah, perkenalkan nama ibu Lumina Rahayu Aditya." ucap Bu Lumina memperkenalkan diri.
"Tante Lumina.. Eh? Maksudnya Bu Lumina yah??.. Maaf.. kayaknya kita pernah kenal karena itu Bibinya Galih dari keluarga alm. Pak Rizki korban kecelakaan maut di tol Puncak,kan?" pikir Afda celigukan.
Sementara grup "Tekno Boy" yang duduk di sebelah gadis grup "Dreamy Hijabi", Ali teringat dengan sosok wanita saat dibawa pulang Galih kembali ke Rumah Sakit PMI November lalu. Galih pernah bilang kalau ingin sekali belajar banyak hal tentang persahabatan sebelum pindah ke sekolah barunya tahun depan tersebut.
(Flashback, 5 November 2021-TPU Blender Kebon Pedes-Pondok Rumput,Bogor)
Sebelumnya...
"Kalau soal teman sih, Mending sebelumnya aku belum bisa membuat teman-temanku bahagia. Di sekolah Negeri aku sering di-bully teman sekelas. Tapi karena kejadiaan yang menimpaku kemarin, Pamanku bersedia untuk memindahkan aku ke sekolah yang ramah pertemanan dan peduli dengan perbedaan." ujar Galih.
"Hah?"
"Kakek dari keluarga alm. papa aku rencananya mau mendaftarkan diriku di SMA Swasta yang berada di Baranangsiang. Tahun depan aku mulai pindah sekolah. Sekarang ini aku menjalani tes ujian wawancara masuk sekolah sebagai murid pindahan. Cuma aku minta mau diajarkan persahabatan lebih dalam dari kamu dan teman-teman kursus yang lainnya." lanjutnya.
"Ngomong apaan sih? Kamu seharusnya nggak boleh begini. Kalau kamu ingin sekali berteman baik, jadilah dirimu yang tidak sendirian!" bujuk Ali.
"Maaf, nanti aku pelajari sendiri di rumah sakit. Di sana ada keluarga alm. papa dan almh. mamaku. Assalamualaikum." Ucap Galih meminta maaf. "Bibi, ke sini dulu. Kita balik lagi ke rumah sakit saja."
Bibi Lumina yang masih berada di sela-sela makam orang lain itu menyuruhnya untuk pulang kembali ke Rumah Sakit PMI Gedung Gardenia dengan mendorong kursi rodanya. Tak lupa ia sempat berpamitan kepada remaja ikhwan itu.
"Nama kamu Muhammad Ali Ghazali siswa kursus KCSI Teens SMA Malabar kelas 11 Cendekia itu,kan? Saya Lumina Bibinya Galih. Terima kasih yang telah menemani keponakan saya. Panggil Tante saja,ya." Pamit Bibi Lumina.
"Iya. Katanya dia mau belajar persahabatan dari saya dan teman-teman beserta kakak alumni. Ini nomor telepon KCSI Teens SMA cabang Malabar. Kalau berminat, daftarkan saja asal sudah ada sekelompok teman baik di sekolah barunya." Ali menyerahkan kartu nama KCSI itu kepada Bibi Lumina.
(End Flashback)
"Hah? Benar... setelah yang dikatakan Galih tadi katanya pengen belajar persahabatan. Cuma setelah Bu Lumina mendapatkan kartu namanya dari aku, akhirnya dia memutuskan mencari karir baru sebagai guru pengajar kursus di KCSI." ungkap Ali lagi.
"Ali, kamu bilang apa?" tanya Afda.
"Dia bilang kalau mau diajari persahabatan sama kita, yang pasti kita harus lebih telaten memperlakukannya sebagai senior." jawab Ali.
"Begitu ya.." ucap Alicia mengerti perasaan Galih waktu itu.
Bu Lumina kembali berbicara di depan murid persahabatan tersebut. "Jadi begini ya anak-anak sekaligus adik-adik, bulan November lalu, ibu mendengar kabar duka bahwa kakak ibu namanya Pak Rizki Aditya meninggal dunia karena kecelakaan mobil telah menimpa istri dan anaknya di Exit Tol Puncak saat perjalanan pulang dari urusan bisnis di Puncak ke kota Bogor. Cuma dia sama kakak ipar ibu juga tewas. Tapi ada keponakan ibu yang selamat dari kecelakaan tersebut. Masih remaja usia 16 tahun kalau nggak salah laki-laki. Seperti kalian yang masih duduk di bangku SMA, SMK, atau MA dan MAK, saya di sini seperti kakak senior kalian sendiri untuk menciptakan persahabatan anak Indonesia menjadi cinta terhadap perbedaan Budaya Suku, Ras, dan Agama. Bahkan saat keponakan ibu kehilangan kedua orangtuanya yaitu alm. Pak Rizki Aditya dan almh. Bu Endah Lestari, saya jadi berubah pikiran untuk membahagiakan keponakan ibu. Salah satunya ketika ia ingin belajar persahabatan, ibu sempat mengambil kerja sebagai guru kursus KCSI Teens SMA cabang Malabar. Bahkan sepanjang hari di rumah sakit dan di rumah beliau dia terus giat belajar persahabatan dari berbagai internet dan buku-buku disumbangkan dari kerabat keluarga almarhum dan almarhumah orangtua dan buku dibeli di toko buku terkenal. Hingga sadar saya dan kakak laki-laki yang mendukung dia untuk mendapatkan teman baru di sekolah baru tahun depan. Alasan keluarga ibu untuk memindahkan keponakan saya ke sekolah yang ramah pertemanan karena dari awal memang mengalami kejadian diejek teman sekelasnya karena pendiam dan permasalahan ayah dan ibunya yang dibilang gosip fitnah yang terlalu besar. Oleh karena itu ibu ingin kalian sangat pandai dalam etika berteman. Karena almh. Kakak ipar ibu sering berkata : "Kita memang saling berbagi suka duka dan selalu jadi penolong orang. Jika itu diterapkan kepada anakku, tolong ketika aku tidak ada, semoga kau bisa menjaga anak ini dengan baik sampai ia dewasa nanti kelak akan tahu mengenai semua tentang mama dan papa.". Sampai sekarang bagaimana adik ipar ibu terutama kedua bibi dari keluarga almh. Bu Endah juga memiliki mimpi yang sama untuk masa depan keponakan ibu. Asal kami bisa melakukan yang terbaik, dia akan menjadi anak yang sukses demi membanggakan orangtua yang sudah meninggal dan orang baik yang berada di sekitarnya. Ibu ingat apa yang dikatakan kakak ipar ibu sangat percaya. Jika kalian ingin menolong teman yang kesusahan, jangan lupa selalu ucapkan terima kasih walaupun kita kenal atau tidak kenal sama sekali dari bentuk sifat dan wajahnya. Setiap orang memiliki potensi kecerdasan yang sangat berbeda. Satu kebaikan kecil sudah cukup. Ibu mohon hargailah perasaan orang yang berhati mulia. Oleh karena itu, lanjutkan pejuangan seperti kakak kelas alumni yang berjuang keras memperkuat ikatan generasi persahabatan bagaikan pelangi."