part 45

6.1K 274 17
                                    

~Basecamp Albatross~

Altariz merenungi apa yang harus ia lakukan demi hubungannya dengan Ara tetap berjalan. Rasanya kepalanya ingin meledak.

"Al lo kenapa si? Kok kayak frustasi gitu," ucap Udin menyadarkan lamunannya.

"Gue bingung."

"Masalah Bokap lo?" Tebak Ozi

"Atau jangan-jangan lo punya hutang." Lanjutnya membuat anak-anak Albatross membulatkan mata.

"Seorang Altariz punya hutang?! Nggk usah ngaco lo, Zi." Setelah mengatakan itu, Altariz menyenderkan punggungnya ke sofa lalu memejamkan matanya.

"Gue si, nggk percaya kalo Altariz punya hutang. Hartanya 7 turunan nggk akan habis. Emang kayak lo, Zi. Yang kebanyakan hutang sama bendahara kelas." Ucap Udin membuat anak Albatross cengengesan.

"Heh! Lo juga Udin." Ucap Ozi sembari melempar botol yakult yang telah habis.

"Kasep, abang lo kemana?"

"Nggk tau, padahal dia berangkat duluan kesini." Ucap Septihan sembari menatap layar handphonenya, membalas chat dari cewek-ceweknya. Maklum playboy!

"Apa jangan-jangan ke oyo?" Ucap Udin

"Ngaco lo, Din!" Ucap Septihan mengalihkan pandangannya lalu menatap Udin.

"Palingan juga cari makan dulu," lanjutnya.

"Malam guys!" Ucap Dewa datang sembari membawa plastik putih yang bertuliskan indomaret. Menaruhnya di meja lalu duduk disamping Altariz.

"Baru juga diomongin," ucap Ozi

"Cih! Lo gibahin gue ya." Ucap Dewa menatap horor mereka.

"Noh, si kasep bilang lo ke oyo." Ucap Udin menuduh Septihan.

"Anj! Fitnah lo, Din." Ucap Septihan melempar tutup botol Aqua yang baru saja ia buka.

"Kalo gue ke oyo, otomatis harus ngajak kasep dong! Mana berani gue kesana sendiri," ucap Dewa membuat pikiran mereka kotor. Altariz langsung bangkit lalu menatap Dewa.

"Lo homo, Wa?" Tanya Altariz

"Nggk lah! Gue masih suka gunung, Anj." Ucap Dewa

"Kalau seandainya gue homo, mana mau gue ngehomo sama Kasep! Tititnya kecil gitu," lanjutnya membuat mereka tertawa terbahak-bahak.

"Fitnah lo, Kont*l! Emang lo pernah lihat," ucap Septihan tak terima.

"Belum si,"

"Tapi kok sampai sekarang lo masih jomblo." Ucap Altariz sembari mengambil makanan ringan yang habis di beli Dewa.

"Karena, Dewa suka Kont*l." Ledek Ozi dengan tertawa terbahak-bahak.

"HAHAHA."

"Gue robek mulut lo, Zi." Ucap Dewa menatap dengan sengit.

"Ampun suhu.. Ampun!" Ucap Dewa terkekeh.

"Gue mau ngomong sesuatu ke kalian," ucap Altariz

"Ngomong apa?" Ucap Dewa

Altariz menarik nafas sebentar.

"Gue mau masuk islam." Ucap Altariz dengan cepat.

"UHUK.. UHUK.."

"BYURR.."

Ada yang tersedak makanan, ada yang menyemburkan minumannya.

"Al, lo serius mau mualaf?" Ucap Udin yang masih tidak percaya dengan perkataan Altariz.

          

"Mualaf apaan?" Ucap Altariz dengan ambigu.

Mereka semua menepuk jidatnya masing-masing. Apa ini benar, Altariz yang mereka kenal! Terlihat begitu polos dan ambigu.

"Gue non islam tapi tau mualaf lo, Al. Masa lo nggk tau si," ucap Ozi sembari mengusap mulutnya yang baru saja menyemburkan air mancur dari mulutnya.

"Serius gue nggk tau, Anj!" Ucap Altariz frustasi.

"Mualaf itu orang yang masuk islam, dinamakan mualaf. Lo yakin mau masuk islam?" Ucap Udin memastikan.

"Al, lo ibadah ke gereja aja nggk pernah. Sok-sok an mau masuk islam. Islam kalo nggk salah itu ibadah setiap hari, bener begitu Udin?" Ucap Dewa sembari menoleh ke Udin.

"Lo masuk islam harus dengan hati yang tulus tanpa paksaan dari siapapun, kalo lo masuk islam harus wajib menjalankan sholat 5 waktu, puasa ramadhan dan masih banyak lagi, Al. Kalo lo mau masuk islam gue dukung kok," ucap Udin menghampiri Altariz lalu menepuk halus pundaknya.

"Kalo lo yakin masuk islam, lo harus baca syahadat dulu, Al." Lanjutnya.

"Gue mau mempertahankan hubungan gue dan Ara, gue sayang banget sama Ara. Bokapnya Ara bilang sama gue 'Wanita islam tidak boleh menikah dengan lelaki yang tidak beragama islam.' Kalo gue nggk masuk islam, gue nggk bisa nikahin Ara nanti dong." Ucap Altariz dengan wajah suram.

Hatinya yakin dengan keputusan yang ia buat. Tapi, tidak dengan pikirannya. Bagaimana ia harus memberitahukan ke Bunda dan Ayahnya.

Apa sudah benar, keputusan yang ia buat! Apa keluarganya akan menerima keputusannya. Mencintai seseorang dengan begitu dalam membuatnya tak rela untuk melepaskannya. Dan tak akan pernah untuk melepaskannya!

"Kok gue yang baper si," ucap Septihan dramatis.

"Seorang Altariz yang dingin dan kaku, sekarang sudah bucin dengan cewek polos, yang dulu ia sangat benci." Ucap Dewa terkekeh, sekilas pikirannya membayangkan betapa kecewanya Ilona jika ia mengetahuinya.

"Tapi, gue dukung apapun keputusan lo. Yang penting itu mengarah kebaikan, bukan menjerumuskan lo ke hal negatif." Lanjutnya.

"Ada orang yang terluka, dibalik kebahagiaan lo dan Ara."

"Sekarang Al jadi bucin banget, Anj! Terus kapan gue punya cewek." Ucap Ozi berlagak sedih.

"Gue ada kenalan cewek cantik, Zi. Lo mau nggk?" Tawar Septihan

"Mau.. Mau..,"

"Noh! Janda samping rumah gue," ucap Septihan, membuat mereka langsung tertawa. Seorang janda yang sangat suka dengan lagu india, dan selalu berpakaian nyentrik. Tak lupa dengan payung yang selalu ia bawa.

"Kalo lo minat. Entar gue send no. WAnya," ucap Dewa dengan cengengesan.

"Idiiih! Nggk mau gue, yang ada tiap hari gue harus dandan kek india lagi." Ucap Ozi geli.

"Cewek cantik di sekolah kan banyak, tinggal milih apa susahnya si." Ucap Udin mendapatkan anggukan dari mereka.

"Masalahnya, mereka nggk mau sama gue."

"HAHAHA."

Drrrtt

Handphone Altariz berbunyi membuat mereka diam. Altariz mengambil handphonenya, dia tersenyum melihat nama panggilan yang tertera diatas.

"EHEM! EHEM!"

"IBU ALBATROSS NELFON, NIH." Ledek Ozi

"Kasihan jomblo." Ucap Altariz membuat Ozi mendengus kesal.

ALTARIZ ( REVISI )Where stories live. Discover now