pernikahan (3)

71 5 2
                                    

      "Mamah beneran mau nganterin aku ke rumah kak Gran?" Tanya Silvanna penasaran.
     "Iya dong... Mamah kan udah bilang tadi. Ya udah yuk berangkat" ucap ibu Silvanna.
     "Iya mah..." Ucap Silvanna.
  Mereka ber-2 pun pergi ke rumah Granger.
  
    Di perjalanan...
 
    "Oh iya mah... Silva kok nggak pernah lihat tigreal sama Fanny yah?" Tanya Silvanna penasaran.
    "Tigreal sama Fanny lagi pulang ke kampung halamannya, ibu mereka tiba² jatuh sakit." Jelas ibu Silvanna.
    "Oh... Pantes aja, kalo Harrith? Udah berapa hari aja nggak nampak" tanya Silvanna lagi.
    "Harrith kan ikut Granger waktu itu ke kampungnya" jelas ibu Silva.
    "Oh... Gitu ya" lega Silvanna.
    "Hihihihi..." Ibu Silvanna terkikih.
    "Kenapa mah?" Tanya Silvanna heran.
    "Enggak kok... Cuman, kamu tuh sebenernya perhatian banget sama orang lain. Bagus deh" ucap ibu Silvanna.
     "Masa sih?" Ucap Silvanna tidak percaya.
    "Iya..." Ucap ibu Silvanna.

     Di sepanjang perjalanan, Silvanna dan ibunya saling mengobrol satu sama lain, berusaha melupakan apa yang terjadi baru saja. BTW mereka pergi jalan kaki sambil di kawal beberapa penjaga.

Skip...
  
    "Dah sampe nih" ucap ibu Silvanna yang berhenti tepat di depan rumah lumayan besar.
    "Ini rumah kak Gran?" Tanya Silvanna memastikan.
    "Iya... Besar kan? Untuk seorang Granger yang hidup sendiri pasti rumah ini terlalu besar untuknya" ucap ibu Silvanna.
    "Ya udah... Kamu coba panggil Granger dulu..." Suruh ibu Silvanna.
    "Iya mah... " Ucap Silva.

Tok...tok...tok...
   
     "Sebentar" terdengar suara Granger dari dalam rumah. Saat Granger membuka pintu alangkah terkejutnya dia melihat Silvanna dan ratunya yang berdiri di depan rumahnya.
     "Yang mulia Ratu dan Nona Silvanna mohon masuk dahulu" ucap Granger menundukkan kepalanya.
     Silvanna dan ibunya pun masuk kerumahnya Granger dan duduk di sofa.
      "Mohon maaf ratuku, hunian hamba kurang layak untuk engkau datangi" ucap Granger.
      "Sudahlah Gran... Nggak usah formal² banget... Panggil aja ibu" ucap ibu Silvanna.
     "T-tapi hamba tidak pantas, yang mulia ratu" ucap Granger masih menundukkan kepalanya.
     "Eh... Siapa itu 'yang mulia ratu'? " Ucap ibu Silvanna agar Granger tidak terlalu formal.
     "Baiklah I-ibu. Jadi, ada perlu apa I-ibu datang ke rumah saya" tanya Granger.
      "Granger, kamu mau jagain Silvanna?" Tanya balik ibu Silvanna to the point.
     "Hah?!" Granger terkejut karena pertanyaan yang dilontarkan ibu Silvanna. Karena hampir setiap hari dia menjaga Silvanna, apa selama ini dia tidak ternotis oleh ibu Silvanna? Begitulah kira² pikiran Granger.
     "Mohon maaf, T-tapi kenapa?" Tanya Granger memastikan.
     "Ya gimana yah? Silvanna tuh udah di umur siap nikah, bahkan harusnya udah nikah. Tapi setiap ada lamaran Dateng dia tolak terus menerus..." Jelas ibu Silvanna.
      "Jadi... Anda ingin saya menjaga tuan putri Sampai beliau dapat jodoh yang tepat?" Tanya Granger berusaha memahami pikiran ratunya ini.
      "Bukan... Ibu pengen kamu nikahin Silvanna" jawab ibu Silvanna menjawab rasa penasaran Granger.
     "Hah?!" Untuk yang kedua kalinya Granger terkejut karena pertanyaan yang dilontarkan ratunya. Namun bukan hanya Granger yang terkejut Silvanna pun ikut terkejut.
      "Tapi apa tidak apa²? Hamba hanya anak yatim-piatu korban pembantaian, hamba hanya bisa membunuh para iblis , hamba hanya akan membuat tuan Putri tidak bahagia bersama hamba" ucap Granger blak²an.
      "Emangnya kenapa kalau kamu anak yatim-piatu? Apa salahnya kamu ngebantai para iblis? Tidak ada yang salah kok"
      "Dan juga, emangnya kamu tau kalo Silvanna bahagia enggaknya sama kamu? Rupanya yang ngebuat Silvanna ceria setiap hari siapa? Ibu? Bukan... Kamu Gran... Kamu udah bikin Silvanna jadi anak yang ceria. jadi, ibu pingin anak ibu lebih bahagia lagi. Jadi mau kan? Nikahin Silvanna?" Jelas ibu Silvanna meyakinkan Granger.
       "Jujur, hamba sangat senang mengetahui hamba sudah direstui oleh ibu. Tapi hamba ingin biar tuan Putri yang menjawabnya" ucap Granger sambil melirik ke arah silvanna. Silvanna hanya mendengarkan mereka berbincang sambil nge-blush.
     "Jadi gimana nak? Kamu mau kan kalo sama Granger?" Tanya ibu Silvanna.
     "Iya... Mau" jawab Silvanna sambil berjalan mendekati Granger dan duduk di sebelahnya.
      "Kak Gran... Mau kan? Nikahin aku?" Tanya Silvanna sambil memegang tangan Granger.
      "Hhh... Iya deh" setuju Granger sambil tersenyum hangat kepada Silvanna.
      "Iyah" Silvanna pun langsung memeluk Granger dengan erat.
      'Hihihi....seneng banget liatnya' batin ibu Silvanna.




Continue...
     Pernikahan (4)
    

GranSilva~~StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang