BAB 7

19 23 6
                                    

"indah itu bukan berasal dari pikiran, melainkan dari hati. Serakah itu bukan berasal dari hati, melainkan dari nafsu yang buruk".

Happy reading.

***


HARI KE 3

Lagi lagi kertas itu muncul lagi di meja kamar ku.

"Selamat untuk Emy Carissa, anda memasuki hari yang ke 3"

Aku segera membersihkan badanku dan pergi ke sekolah.

Dari lada aku terus memikirkan danau danau yang gak jelas ini, lebih baik aku menyusul Brian ke sekolah.


"BRIAN...." Teriak ku kepada Brian yang terus berjalan tanpa menghiraukan ku.

Aku terpaksa berlari untuk mendekati Brian.

"Kamu masih marah sama aku ?" Tanya ku.

"Menurut kamu ?" Tanya Brian balik.

Brian mempercepat langkahnya.

Sekolah kami memang tidak terlalu jauh dengan rumah Brian dan danau waktu itu.

JAM ISTIRAHAT.

"Hai anak baru dan cowok cupu" sapa Boby.

Menyebalkan.

"Awas aja Lo, belum tau Lo kalau gue itu ratunya bullying," tutur ku dalam hati.

Boby dan teman temannya tertawa keras.

Boby mulai mengeluarkan jurus setannya. Ia memaksa Birma untuk memberikan uang saku Brian kepadanya.

Aku beranjak dari kelas.

Beberapa menit kemudian aku kembali ke kelas dengan senyuman licik ku.

Guru BK datang memasuki kelas kami.

Semua siswa tertunduk, tidak berani menatap guru BK.

"Siapa yang memaksa Brian untuk minum air campuran jengkol, Pete, dan cabai kemarin ?" Tanya buk Sinta yang adalah guru BK.

Semua siswa terdiam dan menatap Boby.

"JAWAB" bentak Buk Sinta sehingga membuat para siswa tersentak kaget. Termasuk aku.

"BOBY, kamu tidak merasa ?" Tanya Bu Sinta ngeri.

Boby hanya mengangguk pasrah.
Emang enak.

"Ayo ikuti ibu ke ruang BK" ujar Bu Sinta.

Boby menatap Brian dengan penuh dendam.
Aku merasakan hal yang buruk akan terjadi dengan Brian.

Tapi setidaknya hati ku puas melihat pria gila akan di sidang.
Kecuali Brian, ia tampak semakin benci dengan ku.

Apa yang harus aku lakukan supaya pria ini tidak lagi benci dengan ku.

SEPULANG SEKOLAH.

Brian menarik tangan ku dengan kasar.

"Sakit tau" cetus ku kesal.

"Kamu kan yang ngadu ke guru BK ?" Tanya Brian sinis.

"Ia , kenapa ?, Kamu mau berterimakasih aja kok kasar banget" cibir ku.

Brian tersenyum miring.

Tiba tiba Boby datang dan meninju wajah Brian.
Tentunya Brian meringis kesakitan.

"PUAS KAMU ?" Tanya Boby dengan keras.

Brian menatapku tajam.

"B....bukan a...aku yang ngadu" tutur Brian.

"Menurut kamu aku perduli ?" Tanya Boby asal.

"NGAKU !" Bentak Boby.

Brian hanya diam dan tertunduk.

"Aku yang ngadu" ujar ku.

Boby melirikku Tajam.

"Ada angin apa kamu Sampai membela cowok culun dan menjijikkan ini ?" Tanya Boby.

"Untuk apa aku dengerin omongan sampah kamu ?" Tanyaku balik.

"Dan untuk apa juga aku takut sama cowok iblis kayak kamu, kamu itu lebih dari cowok sampah" cetus ku kasar.

Wajah Boby merah padam.

"RASAKAN INI" teriak Boby.

Ia mengambil pecahan kaca yang sudah ia siapkan dari tadi.

Aldi yang adalah teman setia Boby menyusul Boby.

"Bob, kamu baru aja masuk ruang BK. Jadi kamu jangan cari masalah lagi untuk sementara ini," tegur Aldi.

Boby membenarkan ucapan Aldi.

"Kali ini kamu selamat" bisik Boby.

Setelah berkata begitu mereka berlalu dari hadapan kami.

Aku menatap wajah Brian dengan prihatin.

"Sakit ya pukulan Boby tadi ?" Tanyaku.

"Kamu itu cewek sialan tau gak?"

Setelah berkata begitu kemudian ia pergi begitu saja.

Ini manusia atau batu sih, kok gak punya perasaan gitu ?".

SORE ITU.

Aku membawa semangkuk air dingin untuk mengobati luka lebam di wajah Brian akibat pukulan dari Boby. Si manusia keji itu.

"Sini aku obati" ucap ku.

"Gak perlu," tolak Brian.

"Bodo amat, amat aja gak bodo" cibir ku.

Pelan pelan aku menempelkan handuk yang sudah aku basahi dengan air dingin.

Brian sempat menepis tanganku, namun aku bersikeras untuk tetap mengobati luka di wajah Brian.

"Kamu kan cowok, kenapa gak balas aja sih ?" Tanyaku.

"Ini semua gara gara kamu, masih berani kamu nanya kayak gini ?" Tanya Brian balik.

"Kenapa aku ?" Tanya ku tidak terima.

"Kamu itu cewek terbodoh dari yang bodoh, kesalahan sendiri masih aja pura pura gak tau" celetuk Brian.

"Kamu masih aja benci sama aku" keluh ku pelan

"Dah ah, malas ladeni cewek sialan kayak kamu" cibir Brian.

Ia masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.

"Aku cuman berharap kamu cepat cepat pergi dari rumah ini" ucap Brian dari dalam kamar.

Aku menghembuskan nafas panjang. Semua ini gara gara danau waktu.

"Awas aja kalau gue udah sukses, gue akan gusur ni danau sialan. Gue timbun terus gue bangun hotel lantai seratus" omel ku pada diriku sendiri.

Gimana ?

Di hari hari berikutnya pasti semakin seru dan membuat kamu penasaran kan ?

Jangan lupa follow dan komen ya.

Kalau ada typo tandai ya kk😅.

Kalau kk jumpa tahun 2022 itu salah ya kk. Mohon maaf banget kk karena aku pengen ganti ke tahun 2024 aja biar agak la gitu.
Hehe... Gk papa kan kk ?.

Jadi Emy Carissa datang dari tahun 2024 bukan 2022. Dan ia datang ke 1989.

Mohon maaf ya kk kalau ada salah.

Thanks for reading 😘

DANAU WAKTU { TAMMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang