16

725 73 0
                                    

Malam itu Cedric tak bisa memejamkan matanya. Ia terus terngiang - ngiang dengan ucapan Kenneth pada Margaret di ruang raja tadi. Lelaki itu terus merenung dan merenung seharian ini.

"Bangunlah, Margaret. Kau tidak perlu melakukan ini. Ingat, kita akan saling melindungi satu sama lain. Aku tidak akan membiarkanmu mengalami kesulitan." 

"Tentu saja. Membutuhkan waktu yang lama, tetapi aku yakin kita akan kembali tersenyum suatu hari nanti. Kita hanya perlu bersabar dan saling menguatkan."

Ia tersenyum sendiri di dalam hatinya. Cedric menebak sendiri, ia tidak akan mungkin bisa melakukan hal seperti itu mengingat keegoisan sangat tinggi di dalam hatinya saat ini. Namun ia juga tak bisa menghindari fakta bahwa ia juga semakin tua. Ia juga berada dalam kekhawatiran bila setiap hari dirinya selalu dihinggapi rasa kesepian.

"Yang Mulia." Panggilnya pelan, untuk mengecek apakah Kenneth telah terlelap atau belum. Ia melangkah ke Witchave karena ia sedang membutuhkan teman bicara saat ini.

"Panglima Cedric ? Apa ada masalah ?" Kenneth mengernyit karena tak biasa lelaki itu mendatanginya semalam ini.

"Apakah kau akan tidur, Yang Mulia ?" Tanyanya sopan dan suara yang sangat pelan karena Kenneth sedang menggendong Archer yang telah terlelap.

"Tadinya. Namun Margaret dan Archer memenuhi ranjangku sehingga aku perlu memindahkan Archer. Tubuhnya sudah semakin besar sekarang. Ia sudah tak bisa ditidurkan pada kerajang bayi." Kenneth mencuri cium pada pipi anak tersebut, sesekali ia tersenyum tenang.

"Maaf mengganggu waktumu, Yang Mulia. Aku akan kembali sekarang."

"Jangan, aku tahu kau ingin membicarakan sesuatu denganku. Lelaki memang membuka pikirannya pada malam hari. Duduklah." Kenneth seakan bisa menangkap sesuatu yang lain pada diri Cedric saat ini sehingga ia akan meluangkan waktunya untuk menjadi teman yang baik bagi Cedric.

***

"Maaf sedikit lama, Yang Mulia. Kami telah membawa tempat tidur pangeran." Henrietta dan pelayan yang lain memindahkan benda tersebut ke Witchave mengingat Kenneth sendiri yang memintanya.

"Kirim tempat tidur bayi yang baru ke Monza besok pagi sehingga kalian tak perlu mengembalikan tempat tidur ini kesana." Kenneth menidurkan Archer dengan hati - hati disana. Anak tersebut tetap nyenyak dalam tidurnya.

"Tidurlah dengan nyenyak, bayi kecilku." Kenneth mengusap kepalanya kemudian mencium keningnya sekali lagi."

"Baik, Yang Mulia. Kami izin kembali sekarang." Lelaki itu tak menoleh melainkan mengangguk untuk mempersilahkan para pelayan keluar dari paviliunnya. 

"Pangeran Archer tumbuh sangat cepat." Ujar Cedric tiba - tiba.

"Seperti baru kemarin aku menggendongnya saat ia baru saja lahir dan sekarang ia sudah sebesar ini."

"Usianya masih 18 bulan tetapi tingginya hampir menyamai Peter yang berusia tiga setengah tahun."

"Dia terlalu tinggi, sama sepertiku. Semoga kelak kepalanya tidak terbentur saat harus memasuki ruangan dengan pintu yang tidak terlalu tinggi. Aku kesal sekali saat mengalami hal seperti itu." Kenneth menertawai hal tersebut, membuat Cedric juga ikut tertawa bila mengingat momen dimana Kenneth sering sekali terbentur saat memasuki rumah dengan pintu sederhana.

"Apa yang ingin kau bicarakan tadi ? Sepertinya ada yang mengganggu pikiranmu akhir - akhir ini, Ced. Namun aku tak tahu apa itu."

"Aku terus memikirkan ucapanmu di ruang raja tadi, Yang Mulia. Apakah kau mau memberitahuku bagaimana caranya bisa seberani itu untuk menghadapi masalah - masalah yang sangat besar sekalipun ? Sejujurnya aku takut gagal dalam menjalin pernikahan." Cedric berusaha tersenyum walaupun Kenneth juga melihat keraguan disana.

WARM DAYS - United MonarchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang