TAEYONG × RENJUN
★★★
Pernikahan adalah sesuatu yang menyenangkan jika dilakukan oleh dua orang manusia yang saling mencintai. Dimana terasa resmi sebuah hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Tapi, kejadian aneh baru saja terjadi. Dimana dua orang lelaki ini dijodohkan. Selain dijodohkan, mereka juga akan menikah dalam waktu dekat karena tanggal yang sudah disesuaikan.
Apa alasannya? Alasan yang sebenarnya terdengar sering ini, membuat semua orang mungkin saja bosan. Kerja sama antar perusahaan yang membuat mereka harus menerimanya.
Salah satunya adalah anak tunggal laki-laki, dan yang satunya, dua bersaudara dengan jenis kelamin yang sama, laki-laki juga.
Sebegitu memaksanya hingga mereka sampai menjodohkan anak laki-laki mereka dengan laki-laki juga. Padahal, kerja sama perusahaan dapat dilakukan tanpa harus ada kata pernikahan. Pikiran aneh itu bahkan disetujui kedua belah pihak tanpa bantahan.
Ide gila, zaman apa ini sebenarnya? Percuma saja melakukan pernikahan jika mereka berdua sesama jenis! Apa tujuannya?
Renjun duduk menyilangkan kakinya. Ia tak bisa membantah kedua orang tuanya. Tapi, yang sedang ia pikirkan, apakah perlu ia mengajukan negosiasi dengan mempelai prianya?
Maksudnya, ia jelas tak ingin seorang lelaki dalam hidupnya yang akan mendampinginya. Seharusnya seks ditiadakan dalam hal ini. Jadikan saja perjanjian tertulis!
Renjun mengelus bibirnya dengan telunjuknya. Mencoba menerka sifat apa yang akan dikeluarkan oleh tuan muda dari keluarga Lee ini.
"Selamat malam, Renjun."
"Malam." Jawaban singkat, tanpa melihat pemilik suara dan fokus berpikir membuat Taeyong menaikkan alisnya.
Renjun merasa orang yang didepannya ini tak kunjung duduk, hingga ia menatap dan sadar, "Ah, maaf. Silahkan."
"Begini, Taeyong.."
"Bisakah kita makan malam terlebih dahulu?"
Renjun menatap dalam, "Anda lapar?"
"Tujuanku kesini selain menemuimu adalah untuk makan malam, Renjun."
"Baiklah."
"Tidak perlu terburu-buru."
👥👥👥👥
"Taeyong."
"Ingin membeli sesuatu sebelum sampai ke rumah?"
Renjun mendesis kesal, "Aku akan langsung ke intinya, dan tolong untuk tak memotong ucapanku!"
Sedari tadi, Taeyong selalu menyelak ucapan Renjun. Saat Renjun ingin membicarakan hal yang serius, Taeyong pasti akan bertanya hal lainnya.
Sejak makan tadi, bahkan Taeyong mengatakan untuk tak berbicara selagi mereka makan, dan itu membuat Renjun sangat gatal, ingin sekali memukul pria didepannya ini.
"Dengar. Pernikahan kita dari awal sudah aneh. Lelaki dengan lelaki? Gila! Aku straight, menyukai perempuan dengan dada besar! Bagaimana bisa aku mendapatkan seorang istri dengan wujud yang sama sepertiku?"
"Suami."
"Hah?"
Taeyong mengendarai mobil dengan satu tangannya, menatap Renjun sesekali untuk melihat ekspresi dan menanggapi ucapan calon suaminya ini, "Aku yang berperan sebagai suami di hubungan ini, Renjun."
"Entah! Aku tak mengerti peran apapun dalam hubungan sesama jenis! Mari buat kesepakatan!"
Taeyong menghela napas, Renjun sangat banyak bicara dan berisik menurutnya. Jika menikah, pasti dirinya akan merasakan sakit telinga. Tapi, sebagai yang dewasa disini, Taeyong mencoba untuk tenang.
"Kamu ingin kesepakatan seperti apa?"
"Tidak ada seks, tidak ikut campur urusan satu sama lain."
"Apa kamu tidak takut kalau aku selingkuh?" Dengan nada yang tenang, Taeyong bertanya.
"Hei? Lakukan sesukamu! Aku membebaskanmu. Asal jangan mengganggu hidupku."
"Kenapa kita tidak mencoba untuk saling menyukai?" Taeyong mengarahkan mobilnya ke taman. Sepertinya ia perlu untuk berbicara dahulu dengan Renjun. Maka ia memarkirkan mobilnya.
"Lee Taeyong, dengar! pertama, aku menyukai wanita, dan kedua, aku tidak percaya cinta-cintaan atau hubungan serius lainnya. Aku akan membebaskanmu melakukan segalanya, jika kamu sedang bergairah, bawalah seorang jalang atau kekasihmu."
"Pernikahan itu bukan sebuah permainan, Renjun."
"Lalu? Kenapa kita dijodohkan tiba-tiba? Bukankah perjodohan sendiri seperti mainan bagi orang tua kita?"
"Aku akan mencoba mengikuti keinginan orang tuaku."
"Sialan." Umpatan itu terjadi. Renjun merasa semakin sulit jalannya untuk membatalkan perjodohan. Taeyong terlihat seperti anak penurut dan Renjun ingin sekali mencekik pria disebelahnya ini.
"Taeyong.. Kamu menyukai wanita, kan?"
"Ya."
"Ayo, buat perjanjian."
"Kamu masih bisa melakukan seks dengan seorang wanita, begitu juga denganku."
"Kita akan menikah."
"Lalu? Apa karena menikah, kamu mengubah orientasi seksualmu? Orang gila mana yang mau-mau saja dinikahkan begitu, sih?" Kesabaran seorang Renjun sungguh diuji saat berbicara dengan Taeyong.
"Baiklah, Renjun. Aku akan mengikuti apapun yang kamu inginkan. Bisakah kita berdua mencoba berkenalan dahulu?" Taeyong akan membuat Renjun menjadi tenang lebih dulu dengan mengiyakan apapun yang diminta anak ini.
Renjun cemberut, namun mengangguk setelah Taeyong setidaknya selalu akan menyetujui permintaannya, "Huang Renjun, 25 tahun."
Taeyong merapatkan bibirnya, namun bergumam, "25 tahun tapi sifatnya seperti anak 5 tahun yang suka merengek."
"Apa?! Dengar ya, Taeyong–"
"Ice cream, lihat! Mau?" Taeyong menunjuk seorang penjual ice cream tiba-tiba. Kembali memotong ucapan Renjun. Lelaki ini ingin marah, namun matanya ikut menatap kearah mana Taeyong menunjuk.
"Ayo, beli." Suara Renjun membuat Taeyong mengangguk.
👥👥👥👥
Pernikahan, setelah acara itu dijalankan hari ini, tak ada yang berubah bahkan saat mereka berdua berada dikamar. Renjun membersihkan diri lebih dulu lalu disusul Taeyong.
Renjun menatap benci ke arah kasur dengan kelopak bunga berbentuk hati, "Buat kotor kasur saja!"
Taeyong yang mengeringkan rambut dengan handuk dikepala hanya bisa menatap Renjun yang sibuk mengibraskan kasur itu agar kelopak bunga berjatuhan.
Renjun selalu suka bergumam dan mengoceh serta marah-marah. Taeyong cukup mengerti kebiasaan ini dan mencoba untuk tak ikut campur, karena biasanya, ia juga akan kena marah.
"Sialan!" Kali ini, Renjun mencoba membuka kotak hadiah. Baju-baju yang seharusnya dipakai wanita sebagai dalaman juga diberikan dan membuat Renjun mengumpat.
Warna merah, hitam yang mencolok dan menyakiti matanya itu ia lempar. "Siapa yang akan memakai hal itu, bajingan?"
"Taeyong!" Teriakan ini membuat Taeyong berjalan santai mendekat.