Chapter 71

631 88 61
                                    

Mio POV

KEESOKAN HARINYA: PUKUL 12.00 DI ROYAL ACADEMY OF DIAVOLO (RAD)

Aku merasa senang dan takjub setelah melihat pidato Satan saat pagi tadi. Dia membawakan pidatonya dengan lancar dan bahkan semua penonton tertuju kepadanya, termasuk Diavolo juga. Tentu saja pembawaannya yang tenang namun tegas itu sungguh menarik perhatian. Ucapan dan penggunaan kata yang dia bawa sampai akhir dalam pidatonya juga tidak membosankan.

Kata Satan, semua itu berkat bantuan Solomon kemarin yang membantunya dalam memperbaiki kalimat pidatonya. Dari hal itu, Satan berhasil menghafal dan menguasai isi pidatonya karena penggunaan kalimatnya yang mudah diingat dan tidak berbelit. Sepertinya keputusanku menyuruh Solomon menunggu di common room benar-benar membuahkan hasil, aku jadi senang mendengarnya!

Oh iya tidak hanya itu, diam-diam Lucifer tersenyum dan merasa bangga melihat adiknya itu yang telah melakukan pidato dengan luar biasa. Tentu saja raut wajahnya saat itu terlihat manis dan hangat, sayang sekali aku tidak bisa memotret wajahnya itu. Ya jika aku betulan memotretnya secara diam-diam, mungkin pada akhirnya aku akan ketahuan dan berakhir dihukum saat pulang.

Omong-omong soal Lucifer, sekarang aku sedang menunggunya yang sedang berkumpul bersama Diavolo dan Barbatos di Assembly Hall, karena hari ini adalah hari janjinya untuk mentraktirku. Aku yakin mereka sedang berbincang mengenai banyak hal dan berencana untuk mereservasi meja di Ristorante Six untuk perayaan suksesnya pidato Satan malam ini. Namun anehnya, mereka tidak berkumpul di istana seperti di game-nya, apa dikarenakan Lucifer ingin mentraktirku supaya tidak perlu repot untuk bolak-balik lagi dari istana? Hm.. mungkin saja seperti itu.

Entah kenapa, aku jadi tidak sabar! Aku penasaran dia akan mentraktirku dimana nanti! Ya walaupun ini semua hanyalah traktir permintaan maaf, tapi tidak ada salahnya merasa senang, bukan? Mumpung ditraktir oleh Lucifer, jadi aku bisa menghemat uang jajanku yang diberikan oleh kakakku, hehe!

Oh iya, kemarin sore aku pulang lebih cepat dan langsung menemui Asmo sesuai janjiku dengannya, semua itu berkat Solomon yang senang hati mengajukan diri untuk mengantarku pulang. Um.. sebenarnya aku sudah menolaknya karena merasa tidak enakan setelah mengingat dia telah menjemputku dari HOL, namun dikarenakan dia tetap bersikeras ingin mengantarku pulang akhirnya aku berakhir pasrah dan menuruti keinginannya itu.

Lalu, tidak lupa juga aku memberikan RedxRed Apple Pie dan cemilan sisa yang lain kepada para saudara iblis. Beel sangat senang sampai hampir melahap semua bagian untuk saudara-saudaranya itu. Untungnya aku membawa cemilan lebih karena tahu Beel akan seperti itu, jadi semuanya mendapat kebagian tanpa ada yang terlewatkan!

Dan terakhir, mengenai sleepover-nya, untung saja berjalan dengan baik tanpa ada gangguan. Ahaha.. tumben sekali ya? Aku juga tidak tahu mengapa karena biasanya para saudara iblis yang sering berkunjung ke kamarku (kecuali Lucifer) akan gempar dan mencoba untuk menghentikan kami berdua, terutama Mammon yang pasti langsung mendobrak pintu kamarku seperti biasanya.

Mungkin mereka sedang mengurus urusannya masing-masing? Hm.. entahlah.. rasanya agak janggal... Namun aku rasa lebih baik jangan terlalu dipikirkan, karena yang terpenting semalam adalah sleepover yang aman dan tenang bersama Asmo! Ahh tetapi...

Seperti biasa aku dijadikan tumbal skincare Asmo yang harganya berjuta-juta itu! AHH! Sungguh aku merasakan déjà vu yang kuat! Bedanya, dia memanfaatkan kesempatan ini dengan menciumku terus menerus! Di tambah lagi, saat tidur Asmo selalu menempel dan memelukku dengan erat! Aku sampai tidak bisa tidur karena jantungku sudah copot akibat debaran yang tidak henti ini! Beruntung saja aku berhasil menahan semua itu, dan bisa tidur dengan pulas walaupun hanya empat jam saja! Ugh.. memang dasar Asmo licik!

          

"Fuh..."

Suara hembusan nafas Mammon yang berada di sebelahku membuat lamunanku terbuyar. Namun, kami berdua yang sedang duduk bersama di bangku taman RAD sembari menunggu Lucifer ini, tidak biasanya terasa begitu canggung.

Ya.. sebenarnya sejak tadi pagi aku merasakan suasana ini darinya. Kami yang biasanya saling mengucapkan selamat pagi bersama, kali ini dia tidak mengucapkannya sekalipun. Lalu, kami yang biasanya pergi ke sekolah bersama, dia langsung berlari kabur dan pergi ke sekolah lebih dulu. Dan saat selesai pidato pun, dia juga menghindariku terang-terangan.

Namun anehnya, saat aku ingin keluar menuju taman sendirian, dia tiba-tiba datang kepadaku dan mengajukan diri untuk menemaniku dengan raut wajah yang serius. Tentu saja aku menyetujuinya dengan senang, bahkan aku merasa lega karena menduga bahwa dia sudah tidak marah lagi denganku. Dan aku juga merasa super yakin dia akan mengatakan semuanya kepadaku dan kami bisa kembali berbaikan! Namun saat kami duduk bersama dan aku mencoba membuka topik selang beberapa menit, pada kenyataannya ternyata dia masih saja bersikap dingin kepadaku.

Aku akui sifat Tsundere-nya yang sempat keluar itu begitu manis, namun aku merasa tertohok karena sudah termakan oleh ekspektasi sendiri. Ya salahku juga sih karena terlalu berekspektasi tinggi. Sungguh aku tidak tahu ada apa dengannya, apakah dia marah karena tahu aku sleepover bersama Asmo? Jika iya, seharusnya dia semalam bisa saja menghentikan sleepover kami bagaimanapun caranya. Aku sempat bertanya pada Levi dan Beel mengenai ada apa dengan sikap Mammon hari ini, namun mereka terlihat sedang diburu-buru sesuatu dan menjawab tidak tahu apa-apa.

Hufh.. aku yakin pasti mengenai sleepover semalam, karena di pikiranku hanya itu satu-satunya yang paling mendekati mengenai alasan dia bersikap seperti itu. Baiklah daripada membuang-buang waktu dengan berfikir, sebaiknya aku langsung bertanya saja kepadanya. Namun pertama-tama, aku harus memanggilnya terlebih dahulu.

"Hey yo, Mammon~" Ucapku sambil mentoel-toel pipinya itu.

Dia bereaksi dengan membuang wajahnya ke samping dan tidak menjawabku, namun aku tetap berusaha dan mencoba untuk memanggilnya sekali lagi.

"A-.. Apa?" Jawabnya dengan dingin.

Nah akhirnya dia menjawab.

"Kamu marah denganku ya?" Tanyaku dengan pelan.

"Hah? Tidak tuh! Siapa yang marah?" Ketusnya dengan dingin.

Aku bisa merasakan bahwa Mammon sengaja tidak ingin menatapku.

"Yakin? Kamu tidak marah karena aku dan Asmo semalam sleepover, kan?" Tanyaku lagi yang dimana aku langsung memancingnya dengan to the point.

Sesuai dugaan, dia langsung tertegun dan mulai mengamuk.

"Tidak! Aku tidak marah! Aku juga tidak peduli kamu mau sleepover atau apalah itu dengan yang lain! Jadi jangan ganggu aku!" Ketusnya lagi dengan jengkel.

Hoho, ternyata aku benar. Lihat saja respon serta wajah jengkelnya yang terlihat sedikit merona itu, sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa dia betulan kesal dengan hal itu. Ahh.. apakah ini yang dinamakan cemburu? Kalau iya, dia benar-benar terlihat gemas sekali!

"Hehe, kamu cemburu ya?" Ucapku sambil menyengir jahil.

Mendengar ucapanku, seketika Mammon bereaksi heboh dan akhirnya berbalik menatapku walaupun dengan tatapan yang jengkel dan malu.

"HAH?! Cemburu?! Aku tidak cemburu! Siapa juga yang ma-.."

Ucapannya terpotong karena aku langsung meraih wajahnya dengan kedua tanganku.

Into the Game Dimension [Obey Me! Fanfiction]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt