Keadaan yang menyedihkan untuk kami.
Aku berpikir tidak akan bisa melarikan diri dari sini.
Mulai dari kesenjangan kekuatan dan pelemah yang mengekang kekuatan kami.
Benar-benar situasi yang menyedihkan.
"Apa sudah cukup bermain-mainnya Desdemona?"ucap seseorang yang jatuh dari langit.
Aku mengenalnya,dia adalah orang yang membuat Lucas babak belur sebelumnya.
"Ini baru saja dimulai,aku bahkan belum membunuh mereka"
"Berhenti dulu sebentar,aku ada keperluan dengan mereka"
"…Baik"
Apa yang dia pikirkan?
"Kuberi satu kesempatan"
Dia berbicara.
Aku meneguk air liurku memperhatikan apa yang akan dia tawarkan.
"Sage agung,apa kau mau bergabung dengan iblis?"
Dia ternyata menawarkan hal yang sama seperti sebelumnya.
"Apa keuntungan ku melakukan itu?"
Kali ini aku mencoba bertanya.
Sebelumnya aku langsung menolak tawarannya,namun situasi berubah sekarang.
"Kau akan menjadi iblis yang lebih kuat dari manusia"
"Hanya itu?"
"Jika kau menerima tawaran ini maka ayah dan anjing peliharaan mu akan selamat"
Meneguk air liurku,aku mempertimbangkan nya.
Tidak ada jalan keluar dari situasi ini,aku akan mati pada akhirnya jika terus melanjutkan.
"Eri lupakan tawarannya! Dia iblis! Dialah yang menyebabkan semua ini! Begitu juga dimasa depan!"
Ayah menentang dengan keras dan membujuk ku untuk menolaknya.
Namun apa yang bisa kau lakukan ayah?
Apa kau akan membiarkan kita mati dan meninggalkan ibu yang sedang mengandung? Itu konyol.
"Apa ayah punya ide…?"
Aku mencoba menanyakan.
"…"
Ayah tidak menjawab.
Nampaknya aku harus memilih pilihan terbaik untuk bertahan hidup.
"Ayah maafkan aku"
"Tidak! Jangan katakan pada ayah kau akan menerimanya!"
"Tapi apa ayah punya ide!? Kita akan mati jika ini berlanjut! Coba ayah pikirkan apa yang terjadi pada ibu jika kita mati!"
Aku berteriak padanya menyadarkan padanya bahwa tidak ada jalan lain.
Disisi lain…
"Pertengkaran ayah dan anak huh? Manusia memang menarik"
"Tuan Samael terlihat cukup tertarik dengan ini juga?"
"Ya,coba kau lihat mereka, padahal mereka adalah keluarga namun pertengkaran terjadi diantara mereka,itu lucu"
"Hee…"
"Hei kalian,apa sudah selesai? Kami sedang menunggu,ini bukan tempat yang akan menunggu kalian loh,waktu terus berjalan"
Iblis itu menyadarkan ku.
Sial,aku harus memutuskan segara.
"A–"
Tanganku tiba-tiba digenggam ayah.
"Apa yang ayah lakukan? Sudah kubilang ini adalah pilihan terbaik saat ini kan?"
"Apanya pilihan terbaik!?"
"Apa ayah buta!? Tidak ada jalan lain!"
"Menurut mu apa yang akan terjadi pada ibu saat kau menjadi iblis!? Apa kau mempertimbangkannya!?"
"Tapi coba lihat dampak positif nya! Apa kematian kita berdua atau kita hidup namun aku menjadi iblis!? Kita masih hidup jika memilih opsi kedua!"
"Cih…"
Ayah terdiam dan aku terdiam, keheningan menyelimuti kami.
"Nona…"
Lycaon mencoba berbicara dengan kondisi yang terlihat babak belur akibat sebelumnya setelah memaksa dirinya melindungi kami dan menghadapi Cerberus disaat bersamaan.
"…"
Aku menatap Lycaon dengan putus asa.
"Apa pilihan yang menurut mu paling bagus…?"
"Jika menimbang manfaatnya…pilihan kedua lebih baik…"
"…"
Ayah menatap ku dengan ekspresi yang tidak bisa kujelaskan.
Sial…
Jika kau menatapku seperti itu…
Aku juga tidak menginginkan nya kau tahu.
Kondisilah yang memaksa membuat pilihan.
"Masih lama lagi?"
Iblis itu mulai terlihat tidak bisa menunggu lagi.
"Maaf…" ucapku menatap ayah.
"…"
Ayah terlihat putus asa dan tidak lagi menghentikan ku.
Dengan begini aku memutuskan untuk menyelamatkan kami semua dengan pengorbanan.
"Aku menerimanya"
Lucas akan marah padaku…itu pasti.
Ibu pasti akan mengomeli ku…itu pasti.
Ayah pasti akan merindukan ku…itu pasti.
"Bagus sangat bagus,mari kita akhiri penyerangan kita Desdemona"
"…Baiklah tuan Samael"
Aku melangkah maju pada mereka berdua dan berhadapan dengan iblis bernama Samael.
"Aku ingin membawa Lycaon,dia tidak bisa jauh dariku karena dia makhluk panggilan"
Bohong.
Aku bisa saja meninggalkan Lycaon namun kelihatannya dia tidak akan mematuhi siapapun dan akan langsung bergegas menyelamatkan ku.
Aku menghindari menyebabkan semua hal menjadi tambah buruk.
"Baik,namun kau harus menjaganya agar tidak mengacau"
"…Tentu"
"Dengan begini acara telah berakhir,mari kita menghadap raja iblis"
Dia menjentikkan jarinya dan sebuah portal gerbang tercipta.
Mereka berdua masuk kedalamnya.
Giliran ku…
Langkah kakiku berat,aku tidak menginginkan hal ini,namun tidak ada jalan keluar.
"Sampaikan pada ibu,aku akan kembali"
Aku berbicara pada ayah.
Untung nya mereka telah tidak ada.
"…Ayah akan mencari cara menyelamatkan mu,tunggu saja…"
"Mmm"
Aku tersenyum sambil meneteskan air mataku, melangkah masuk kedalam portal dan menghilang tanpa jejak bersama Lycaon.
•
•
•Aku memasuki portal dan tiba disebuah tempat yang sepertinya adalah kastil raja iblis berada.
Saat tiba disana,aku langsung disuruh meneteskan darahku pada sihir kontrak tuan dan budak .
Aku diharuskan melakukan itu agar tidak dapat kabur dari iblis yang bernama Samael itu.
Dan sebuah simbol terukir telapak tanganku.
"Jika kau melanggar perintah ku maka kau akan terkena sengatan listrik"
"Uhh…ya…"
"Ikuti aku,sopanlah pada raja"
Aku mengikutinya dibelakang dan tiba di ruangan yang megah.
Disana terdapat sebuah tahta dan seseorang yang menduduki nya.
"Salam pada sang penguasa iblis"
Samael dan Desdemona berlutut dihadapan sang raja iblis.
Aku mengikuti mereka dari belakang.
Untuk saat ini aku memutuskan mengikuti alur sambil mencari cara keluar dari sini.
"…Akhirnya…"
"Hmm? Apa yang anda maksud tuan…?"
"Haaa…kerja bagus untuk kalian berdua,kalian akan kuberikan kompensasi yang sesuai, pergilah dari sini"
"Sesuai kehendak tuan, permisi"
"Tinggalkan mereka berdua,aku ingin berbicara empat mata padanya"
"Umm…baiklah tuan…"
Keringat membasahi punggung ku dan hawa dingin mengikisku setelah Desdemona dan Samael keluar dari sini meninggalkan ku bersama raja iblis.
Berhadapan dengan raja iblis langsung jauh berbeda dengan membaca buku.
"Nona Eri…syukurlah saya dapat bertemu anda kali ini di putaran ke seribu lebih ini…" ucapnya dengan wajah lega berbeda dari sebelumnya.
Raja iblis merubah sikapnya,dia berlaku sopan padaku.
"…?"
Aku bertanya tanya apa dia salah makan atau apa, soalnya raja iblis dihadapanku ini berbeda dari beberapa saat sebelumnya.
"Dimasa depan dan masa lalu terimakasih telah membantu saya, bahkan di putaran-putaran sebelumnya…namun maafkan saya karena masih belum mampu membantu anda…"
"Maaf…?"
Mencoba berbicara aku bertanya pada raja iblis yang sedang duduk dengan kondisi seperti menyesali sesuatu.
"Akan saya bicarakan semua apa yang saya alami,anda pasti akan memahami semua ini dengan baik nona Eri"
Diapun berdiri dari tahta nya dan berhadapan denganku.
"Mari kita pindah ketempat yang lebih tenang"
Dia pun menjentikkan jarinya dan membuat seluruh ruangan menjadi putih tanpa ada apapun.
"Dimensi kehampaan ini akan cocok tentang yang akan saya bicarakan,mohon maaf,ini karena kita harus menyembunyikan informasi agar tidak terdeteksi para dewa"
Setelah mendengar pernyataan nya,aku mengeraskan wajahku dan menatap raja iblis tanpa rasa takut.
"Ceritakan padaku"
"Tentu nona"