hari pertama sebagai istri _1_

807 54 8
                                    

Selamat membaca ...

***
"Hai, good Morning suami."

Nadeo mengerjap-ngerjapkan matanya, lalu membuka matanya perlahan. Seketika saja Nadeo memundurkan kepalanya, saat melihat seorang gadis yang mendekati wajahnya.

"Ngapain kamu? Jangan deket-deket!"

"Sombong banget bapak Suami, padahal saya cuman mau bangunin doang," ujar Arumi, sambil menuruni kasur.

"Ini udah jam enam loh pak, entar telat kesekolahan bagaimana?" tanya Arumi, sambil meraih tangan Nadeo dan menariknya.

Mendengar ucapan Arumi, Nadeo langsung mendudukkan tubuhnya. "Kenapa kamu bangunin saya jam segini!"

Mendengar ucapan sang suami, Arumi menaik turunkan alisnya. "Lah si Bapak Suami," gumam Arumi.

Nadeo tak lagi memperdulikan ucapan Arumi, ia segera membuka baju tidurnya tepat didepan Arumi.

Arumi yang melihat tubuh kotak-kotak milik sang suami, membulatkan matanya. "Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan," gumam Arumi.

Nadeo yang menyadari bahwa Arumi terus menatapnya, segera meraih selimut dan menutupi kembali bagian tubuhnya. "Zina mata kamu!"

"Zina? Kan kita udah halal pak."

"Udah keluar sana, saya mau mandi," perintah Nadeo dan berjalan meninggalkan Arumi yang masih tersenyum-senyum sendiri.

***
"Bapak Suami bareng dong berangkatnya."

Nadeo memberhentikan langkahnya, membalikkan tubuhnya melihat Arumi yang notabennya sekarang menjadi istrinya.

"Gak."

Arumi berlari kecil lebih mendekat pada Nadeo yang cepat menolak permintaannya. "Bapak Suami bareng dong ...," rengek Arumi.

Nadeo tak langsung menjawab ucapan Arumi, ia menolehkan pandangannya pada sang adik, Aarav yang juga satu sekolah dengan Arumi dan dirinya.

"Bareng sama Aarav aja sana."

Aarav yang merasa dirinya dibawa-bawa, menautkan alisnya. Menoleh singkat pada Arumi yang bingung dengan mata yang berkedip cepat.

"Lah, kok bawa-bawa gue! Lo yang suaminya, ajak aja tuh istri lo."

"Iya bener Nadeo, ajak aja sekalian Arumi nya. Kalau memang gak mau ketahuan siswa siswi lain, kamu turunin aja Arumi di halte bus dekat sekolah. Gak apa-apa kan Arumi?" ujar dan tanya Mama Nadeo yang tiba-tiba datang.

"Nah denger tuh apa kata mama mertua," ucap Arumi kepada sang suami, lalu menoleh lagi kepada mama Nadeo. "Gak apa-apa kok mah diturunin di halte juga, yang penting Arumi gak jalan kaki dari rumah, bisa-bisa betis Arumi bengkak Mah," jawab Arumi, dengan terkekeh.

Mama Nadeo yang mendengar jawaban dari sang menantu tersenyum ulas. "Udah sana kalian berangkat, nanti telat loh."

"Yaudah mah, Nadeo berangkat ya," pamit Nadeo, yang langsung masuk kedalam mobil dan diikuti oleh Arumi.

***

Didalam kelas, sangat tenang. Terdapat guru yang sedang menjelaskan pelajaran, yang sedari tadi dimulai.

"Kalian paham sampai sini?"

"PAHAM PAK!"

"Pak-pak, saya mau nanya dong. Kalau kalimat 'cepat kerjakan tugas itu', eemm ... Itu termasuk kata perintah ya?" tanya Arumi.

"Iya betul Arumi."

"Kalau I love you kata apa pak?" tanya Arumi lagi.

Nadeo, menghela napas, menatap tajam pada Arumi.

My student is my wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang