01 - Graduation

120 11 4
                                    

"Gue lulus ga ya?"

"Kalau gue gak lulus gimana?"

"Duh mana gue sering nunggak tugas."

"Gimana kalau gue jompo di sekolah?"

"Kalau gue-"

Glep. Satu pentol bakso sukses menyumpal kicauan ramai dari mulut gadis tadi. Sekarang baru pukul 9.15, masih pagi dan celotehannya membuat orang naik pitam.

Gadis berambut hitam lurus itu mengunyah cepat pentol bakso di mulutnya, sembari menatap tajam lawan mainnya didepan. Bisa dibilang dirinya beruntung mendapat pentol gratis disamping pentol itu yang hampir ia telan bulat bulat.

"Lo apaan si kalau gue mati gimana?" Racaunya setelah menelan isi di mulutnya tadi.

Lawan mainnya hanya mengangkat bahu seolah tak ambil pusing dengan orang didepannya. Toh kalau ia mati yang disalahkan Pak Bowo penjual bakso di kantin dengan tuduhan keracunan makanan. Hahaha.

04 Juni 2021, menjadi hari keramat bagi sebagian besar siswa kelas puncak. Harga diri yang diperjuangkan. Bahkan beberapa ada yang bertaruh hidup dan mati diatas tangan orang tua mereka. Kelulusan.

Bagi sebagian orang, kelulusan merupakan puncak hari keramat setelah mereka mengalami rintangan panjang di hari hari ujian sekolah. Suasana kantin pagi ini agak, yahhh, siswa siswinya seperti kerasukan setan.

Beberapa siswa yang normal sedang menelungkupkan wajah, bertumpu pada lengannya yang dilipatkan diatas meja sembari mengucapkan beberapa matra di dalam hati. Yang lainnya berkeliaran sambil meracau apakah dirinya lulus atau tidak. Banyak siswa yang sedang berbagi rasa takut dengan curhat ke siapa saja didekat mereka, mulai dari Bu kantin, satpam sekolah, dengan teman atau sahabat mereka, dan epiknya lagi ada yang curhat dengan patung bahkan seekor anjing didepan sekolah. Epik sekali siswa sekolah ini.

Tapi jujur saja kelulusan memang semenyeramkan itu.

"Kalau gue gak lulus, lo tungguin gue ya, biar masuk SMAnya barengan." Gadis berambut hitam lurus itu kembali angkat suara. Di otaknya masih berputar putar nasibnya bila ia tidak lulus tahun ini.

"Ogah."

Mendengar balasan temannya, ia menghela napas panjang kemudian menumpu dagunya pada meja kantin sekolah.

"Santai aja kali." Jawab temannya tanpa beban.

Sebagian orang lagi ada yang menganggap enteng kelulusan. Mereka bahkan tak ambil pusing tentang bagaimana nilai raport mereka. Ini hanya berlaku pada siswa emas sekolah yang mustahil sekali untuk tidak diluluskan sekolah.

Theana Lovata. Siapa bagian sekolah ini yang tidak mengenalnya? Terlalu aktif tiga tahun ini hingga ia saja lupa berapa kali pernah mengikuti lomba.

Oh tidak, dia bukan tipe siswa culun yang sering dibully di sekolah dan dimanfaatkan keenceran otaknya, sangat jauh berbeda.

Memiliki wajah cantik dan otak yang berilmu memang idaman seluruh perempuan. Theana selalu saja membuat kaum betina cemburu padanya. Parasnya cantik, dengan rambut coklat gelap sedikit bergelombang, kulit putih bersih dan yang paling mengikat perhatian adalah matanya yang agak sipit dengan bola mata berwarna hitam berkilau, dan jangan lupa tatapan elangnya. Ia juga bukan tipe gadis menye menye seperti diluaran sana. Cukup sempurna untuk membuat pria insecure berpacaran dengannya.

"Lu mah enak, lah gue?"

Gadis didepannya ini bernama Kenia Ambar. Mereka merupakan sahabat dekat yang bisa dibilang berteman sejak orok. Sifat mereka sedikit bertolak belakang. Keke yang terlalu blak blakan dan terlalu berisik dengan Thea yang malas bicara dan selalu mageran. Tapi kata orang, persahabatan yang baik jika satunya pendiam dan satunya terlalu tidak bisa diam.

"Lu mau kemana ege?" Tanya Keke tak santai setelah melihat temannya bangkit dari tempat duduk.

"Aula."

"Ngapain?" Keke kembali bertanya.

"BAB."

Keke menautkan alisnya sambil menyipitkan mata, "Hah?"

Thea lagi lagi menghela napas panjang, temannya ini memang sedikit membuat emosi membludak. "Ya ngapain lagi lah anjir? Budeg lo gak bisa denger suara mic segede panggilan alam?"

"Lah iya anjir."

***

Theana Lovata. Panggilan itu terus berdengung di langit langit aula sekolah. Bagaimana tidak, ia banyak sekali memenangkan lomba lomba diluaran. Sekolahnya memang selalu memamerkan anak anak emasnya dan prestasi prestasi mereka selama bersekolah disini.

"Capek bu?" Tanya Keke yang pusing melihat temannya ini bolak balik ke panggung dan tempat duduknya.

"Mayan." Thea menunjukan jempol gaya andalannya.

Sudah 2 jam lebih berlalu setelah mereka angkat kaki dari kantin tadi. Penerimaan penghargaan hanya dan pensi dari adik kelas hanya mengambil waktu sekiranya satu jam dari acara. Pidato guru dan kepala sekolah lah yang memakan waktu selama itu. Untung saja siswa diberi tempat duduk, bayangkan kalau ini upacara bendera mungkin anak PMR sudah kehabisan persediaan gula dan teh.

Selanjutnya acara dilanjutkan ke acara puncak. Untuk acara ini akan diumumkan di kelas masing masing bersama wali kelasnya. Pengujung acara ini membuat siswa keringat dingin, apalagi kalau bukan pengumuman hasil kelulusan.

"Kita buka bersama raportnya ya," Ibu Guru berumur hampir setengah abad itu memberi aba aba, ia merupakan wali kelas 9A, kelas Thea dan Keke.

"1,"

"2,"

"3, silahkan dibuka hasil kerja kalian setahun ini. Selamat kepada semua siswa kelas 9A."

Senyum simpul itu terlukis indah di wajah Thea, sangat puas nampaknya dengan hasil yang ia terima. Thea menoleh ke teman sebangkunya yang sedang mematung. Jantung Thea sekarang yang mulai berdetak tidak karuan, apakah iya sahabat kecilnya ini tidak lulus dan akan menjompo disekolah?

"Gimana?" Tanya Thea.

"Gue," Keke menggantungkan kata katanya, membuat si kawan menjadi semakin gelisah.

"GUE LULUS ANJIRRRRRR."

Akhirnya Thea bernapas lega, jujur ia juga tidak mau masuk SMA sendirian, apalagi meninggalkan temannya menetap di SMP.

"MAKKKKK ANAKMU LULUS MAKKKKK!!!" Keke berteriak kegirangan, akhirnya sistem kebut semalam yang ia terapkan membuahkan hasil yang membuatnya bahagia.

~~~

Holla, setelah lamaaaaaaaaaaaaa akhirnya ni cerita update juga ya. Thanks bangett buat yang baca cerita ini, terutama readers lama yang masih setia nunggu.

Ni cerita udah dari tahun 2019, jaman jaman masih SMP, dan sampai udah SMA sekarang belum kelar kelar jugaㅠㅠ. Sungguh sad wak.

Ni cerita doang dah yang revisi nya berkali kali tapi gak pernah sampai ending. Alur, penokohan sama ending udah disusun diotakku dari awal ni cerita dibuat, TAPI KENAPA SUSAH BANGET BUAT SEKEDAR DITUANGIN KE TULISAN SIIIIII.

Yaaa sekarang i'm sick hadir dengan revisi lagi, perubahan ceritanya lumayan banyak, dengan harapan lebih bagus dari ceritaku yang dulu dulu. Agak srek gak srek si soalnya kata katanya terlalu belibet buat aku yang biasa nulis tudep. Semoga aja kalian suka yaa.

Apa bakal ada yang baca ya ni cerita? Gak yakin soalnya wp udh pada sepi huhu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M SICK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang