Jam brpa baca ini?
.
.
.
.Hari ini Aurel merasa perutnya sakit, kata Nayla Ia harus tinggal di UKS karena Nayla tahu saat ini maag Aurel sedang kambuh.
Namun Aurel malas kesana, apalagi Nayla sedang mengerjakan tugas matematika bersama Ezkiel.
Mau ngajak Varel namun Varel sedang membaca buku, ya begitulah hobby orang pintar. Ia takut menganggu jadi ia hanya diam saja.
Sebenarnya tugas matematikanya juga belum selesai namun dengan baik hatinya Varel mengerjakannya untuknya, ah Varel memang yang terbaik!
"Lo kenapa murung? Tenang aja lo gabakal di marahin kok, kan tugasnya udah di kerjain." Ujar Varel meletakkan bukunya di atas meja lalu menatap Aurel khawatir.
"Lo sakit? Pusing ya? Lagi tamu bulanan ya? Tapi kan ini belum tanggalnya." Tanyanya bingung sembari menggaruk pipinya bingung.
Aurel tertawa pelan Ia meletakkan kepalanya di meja dengan posisi menghadap Varel, jadi Varel dapat melihat tawanya.
Spontan Varel mengusap pipinya lembut, "Lucu, nah gitu ketawa dong. Dari tadi murung mulu."
Aurel membalas dengan senyum tipis, tangan kanannya diam-diam mengelus lembut perutnya.
Mengelus perut adalah salah satu kegiatannya kalau maag nya kambuh, ntah kenapa setiap ia mengelus perutnya ia akan merasa lebih baik apalagi kalau di berikan kayu putih, pasti maag nya akan terasa lebih mendingan.
"Nih." Ucap Varel tiba-tiba sembari tersenyum manis sambil memberikan satu botol kecil berwarna hijau, kayu putih!
Senyum cerah terpatri di wajah Aurel, "Makasih." Ucapnya semangat sambil tersenyum manis pada Varel.
Varel mengangguk tersenyum geli sembari mengacak rambut Aurel gemas.
"Mau ke UKS? Ayo gue anter."
Aurel mengangguk semangat, "Ayo!"
Varel merangkul bahu Aurel mendekati meja Dafa, masih ingat dengan Dafa?
"Daf gue sama Aurel ijin ke UKS. Maag dia kambuh kalo mau nyari gue sama Aurel di sana, oke?"
Dafa yang sedang mengerjakan tugas matematikanya, mengangguk samar sembari mengibas-ngibaskan tangannya, pertanda memberikan ijin.
Varel mengangguk, setelah itu ia lanjut merangkul Aurel keluar kelas menuju UKS.
***
Saat ini Aurel sedang terbaring di ranjang UKS sambil memandangi langit-langit UKS dengan tatapan bosan, sedangkan Varel sendiri sibuk mengusap-usap perut Aurel yang bajunya sudah di naikan ke atas sedikit agar mudah di lumuri kayu putih dan juga agar mudah mengusapnya.
Varel mendekatkan tangannya pada hidung Aurel, Aurel bilang ia suka bau kayu putih dan Varel tahu itu jadi ia dengan senang hati memperbolehkan Aurel menghirup tangannya yang bau kayu putih.
"Enak?" Tanya Varel tersenyum teduh sembari tangan satunya mengusap rambut Aurel pelan.
Aurel dengan semangat mengangguk ia malah semakin mendekatkan tangan Varel pada hidungnya, Varel terkekeh geli melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DASHA AURELIA
Teen FictionAurel dan Varel adalah sahabat sedari kecil, rumah yang berdekatan membuat mereka terbiasa bersama, sampai pada akhirnya salah satu dari mereka menaruh rasa secara diam diam. Ia Varel, Varel menaruh rasa pada Aurel sedari kelas 2 SMP. Sampai pada...