Sangkakala 04

50 15 14
                                    

Sangkakala
Chapter 04

Keesokan harinya team lawyer Angkasa datang dari Jakarta. Tidak memerlukan waktu lama, Januari dan Jesen berhasil dibebaskan. Ocim juga datang ketika mendengar Olin menghilang dengan keadaan yang menimbulkan pertanyaan dan ketakutan. Tidak ada rekaman cctv dari luar gedung, kaca kamar pecah belum ditemukan penyebabnya.

Video rekaman masuknya laki-laki ke dalam kamar diulang berkali-kali di ruang security. Ditemukan juga selongsong peluru tercecer membuat Januari cuma bisa duduk lemas sudah capek ngamuk-ngamuk. Jesen bicara dengan adiknya menenangkan.

"Tomblo, insyaa Allah Olin tidak terluka parah. Kalau orang ketembak, darahnya pasti sangat banyak. Kemarin itu hanya tetesan saja. Insyaa Allah bukan luka tembak. Dugaan polisi peluru itu bekas tembakan ke kaca jendela."

"Lo yakin, Jes?" Januari menatap abangnya dengan mata sembab.

"Para ahli yang bilang, bukan pendapat saya. Kamu harus kuat supaya kita bisa berpikir dan menentukan langkah. Istighfar ya!" Jesen menasihati.

"Bukan istri lo yang hilang. Ngomong gampang buat lo, Jes." Januari marah walau nada suaranya lemah.

"Dan bukan hanya kamu yang khawatir. Kita semua juga khawatir. Oh ya, yang di Jakarta jangan diberi tahu biar tidak menimbulkan kepanikan. Kita ikhtiar aja dulu di sini ya." Jesen meminta, Januari mengangguk.

Ocim yang dari tadi sibuk menelepon sana-sini menghampiri. "Sudah ketemu posisi hape Olin. Ayo jalan!" Ocim mengajak. Januari langsung berdiri. "Benar? Ya Allah alhamdulillah." Januari menahan tangis menuruti Jesen agar bisa kuat. Meyakinkan dirinya kalau istrinya baik-baik saja berharap Allah melindunginya di manapun dia berada.

Ocim, Januari, Jesen dan polisi bergerak menuju lokasi yang masih terdapat di dalam kota.

Ternyata sebuah kuil terkenal di Bangkok. Bersama polisi mereka mencari titik gps. Dan ditemukanlah hape Olin di belakang sebuah patung Buddha besar. Dari situ pencarian mengalami jalan buntu. Akhirnya semua balik lagi ke hotel.

Karena kejadian Olin diculik bertepatan dengan hilangnya barang senilai 2 M membuat polisi berseliweran di hotel dengan jumlah yang banyak. Olin disinyalir diculik oleh pencuri barang antik walaupun semua masih bingung dengan motifnya. Ocim memutuskan menelepon sepupu papinya yang tinggal di US untuk mencari informasi. Dari sana Ocim mendapat satu nama. Januari dan Jesen diajak ke kamar untuk bicara bertiga saja.

"Genk Rusia? Orang Rusia? Hah?" Januari dan Jesen terkaget-kaget.

"Tidak diketahui mereka orang mana, tapi selalu memakai nama Rusia. Gembongnya dikenal dengan nama Alexei memang dicurigai interpol sembunyi di sini." Ocim mulai menjelaskan.

"Tapi apa hubungannya sama istri gue?" Januari bertanya dengan bibir bergetar.

"Gue ada informasi rahasia, tapi kalian harus berjanji jangan membocorkan ke polisi." Ocim meminta. Januari dan Jesen menyanggupi.

"Sodara gue janji akan mencari Olin." Ocim hanya berkata seperti itu.

"Bisakah dia?" Januari bertanya.

"Ya sementara ini kita hanya bisa mengandalkan dia aja." Ocim mengetuk-ngetuk hidungnya tanda sedang berpikir.

"Cim, apa yang sebenarnya terjadi?" Jesen memaksa ingin tahu. Ocim berdiri dan memandang jendela dengan pemandangan kota Bangkok.

Januari ikut berdiri dan mencecar Ocim. "Kenapa kita gak boleh lapor polisi? Sodara lo emang siapa? Kenapa bisa tahu kalau pelakunya genk Rusia? Kenapa?"

"Kan tadi lo udah janji gak bakal ngasi tahu polisi. Gimana sih?" Ocim mulai kesal.

"Iya gue gak bakalan lapor polisi. Tapi gue berhak tahu apa yang terjadi." Januari ngotot sedang Jesen hanya diam saja memandangi botol pellegrino.

Sangkakala (Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang