PROLOG

674 48 6
                                    

"Aku sangat merindukanmu."

-
-
-

Dea, gadis cantik bersurai panjang dengan sedikit ombre pink di ujungnya sednag berjalan sembari menarik koper hitam miliknya di bandara Hang Nadim. Langkahnya terhenti, kemudian memperhatikan sekitar, mencari seseorang yang akan menjemputnya. Gadis itu baru saja pulang setelah menghabiskan waktu liburannya di kota Bangkok, Thailand.

"Non Dea!!" panggil seseorang yang kini berdiri di belakang gadis itu.

"Pak Amir!!" jawab Dea, dia tersenyum memanggil pria paruh baya itu-- pak Amir -- supir keluarganya, sudah datang menjemput.

"Maaf ya non, saya telat soalnya macet. Ada perbaikan jalan."

"Nggak apa-apa kok pak! Dea juga baru sampai." jawabnya lalu pak Amir mengambil koper Dea dan membawanya ke tempat mobil yang terparkir.

"Pak, eum,,, Dea mau ke tempat Elang dulu ya!" pinta Dea ketika pak Amir akan membuka pintu penumpang.

Pak Amir tersenyum  mendengar nama Elang--pemuda yang sudah 5 tahun ini menjadi tunangan Dea--yang saat ini pasti sedang merindukan Elang. "Ya udah bapak antar."

"Dea sendiri aja yang ke sana pak, bapak naik taxi aja nggak apa-apa kan?" tanya Dea.

Pak Amir ragu untuk memberi izin, tetapi karena melihat raut wajah Dea yang penuh harap akhirnya pak Amir mengizinkannya. "Tapi non Dea hati-hati ya! Jalanan licin karena habis hujan. Non, jangan ngebut. " peringat pak Amir sembari memberikan kunci mobilnya.

Dea tersenyum senang lalu bergegas mengambil kunci mobil itu dari tangan pak Amir. "Terimakasih pak!" ucap Dea sembari berlalu, membuka pintu mobil kemudian duduk dikursi kemudi.

"Kopernya biar saya saja yang bawa, Non." ucap pak Amir.

"Ya pak, dadah." Dea melambaikan tangan lalu menjalankan mobilnya meninggalkan parkiran bandara.

Dea mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, jarak pandang yang minim karena hujan turun sangat deras di tambah ulah truk pengangkut tanah yang melintas membuat jalanan basah menjadi licin.

Senyuman manis dari bibir Dea terus saja terukir, dia sudah tidak sabar melihat ekspresi tunangannya -- Elang ketika mereka bertemu nanti. Dua minggu tidak bertemu membuat Dea sangat merindukan kekasihnya itu dan dia sengaja mempercepat jadwal kepulangannya karena ingin memberi kejutan di hari spesial ulang tahun Elang.

Mengisi keheningan, Dea menyalakan radio. Jemari tangannya sibuk memutar tombol radio, mencari siaran yang dia sukai tetapi tiba-tiba terhenti ketika Dea mendengar lagu yang sangat familiar di telinganya.

_____

Hidup adalah tentangmu
Selalu saja tentangmu
Sepertinya kau adalah candu bagiku

Jaz - Kasmaran

_____

Lagu yang pernah dinyanyikan seseorang saat menyatakan cintanya pada Dea. Dia adalah Remi --- cinta pertama Dea. Entah sejak kapan air mata Dea sudah membasahi pipi mulusnya. Kenangan manis serta rasa sakit ketika dulu bersama Remi terus berputar dipikirannya.

Dea menggeleng, dengan cepat dia mematikan siaran radio itu lalu mengusap air matanya, tanpa Dea sadar dari arah berlawan ada sebuah truk yang melaju kencang mengarah ke mobilnya.

BRAKK

Truk itu menghantam kuat mobil Dea hingga terguling jauh. Mobil Dea terbalik, darah segar sudah mengucur deras di kepalanya. Pandangan Dea juga mulai kabur, dadanya terasa sesak dan kesadarannya mulai hilang. Dea menatap nanar luar jendela mobilnya yang pecah. Sekilas dea mengingat senyum hangat Remi saat mencium pucuk kepalanya.

I love you Remi

-
-
-

Hai,,, Nana disini
Ada yang kangen🤭🤭

BROKEN HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang