5 bulan setelah menikah.
Di pagi yang cerah dinda sedang memasak namun sedari tadi ia merasakan mual, apakah ia masuk angin? Karena kemarin ia sempat hujan-hujanan ketika pulanh dari supermarket.
"huekkkk!" dinda berlari ke arah kamar mandi.
Devan yang mendengar itu benar-benar terkejut dan berlari menuju kamar mandi.
"din.. Kamu gapapa kan?" tanya devan yang khawatir.
Dinda membuka pintu kamar mandi "kayanya aku masuk angin deh mas, tolong beliin aku tolak angin ya" ucap dinda.
"serius gamau ke dokter?" tanya devan.
"ngga usah, aku minum itu aja udah cukup deh kayanya" jawab dinda.
"yaudah kamu gausah lanjut masak, istirahat aja tunggu saya beli tolak anginnya" ucap devan.
"iya mas.." jawab dinda.
Devan berlari mengambil jaketnya dan langsung pergi menggunakan motornya. Diperjalanan devan benar-benar khawatir dengan keadaan istrinya namun dinda tidak ingin pergi ke rumah sakit. Tak lama devan sampai di apotek dan langsung masuk kedalam.
"ada yang bisa saya bantu mas?" tanya pegawai apotek.
"saya mau beli tolak angin satu box, minyak kayu putih satu" jawab devan.
"udah cuman itu aja mas?" tanya pegawai apotek.
"iya" jawab devan.
"ini mas totalnya jadi Rp. 84.000" ucap pegawai apotek.
Devan mengeluarkan uang 100rb dan memberikannya kepada pegawai apotek itu.
"kembaliannya ambil aja" ucap devan sembari berlari menuju motornya.
Pikirannya tak bisa tenang dan ia merasa sangat cemas.
.
.
.
Sesampainya dirumah devan langsung masuk kedalam menghampiri istrinya yang sedang duduk disofa."ini obatnya tapi sebelum itu makan dulu buburnya, dijalan cuman ada bubur jadi saya cuman beli bubur" ucap devan.
"mas.." ucap dinda.
"kenapa ada yang kerasa? Mau kerumah sa-" tanya devan.
"aku hamil" ucap dinda memotong ucapan devan.
Devan menatap dinda tak percaya "serius?" tanya devan.
"iya, serius aku hamil" jawab dinda sembari menunjukan hasil testpack nya.
Devan langsung memeluk dinda erat, entah kenapa air matanya tak dapat di bendung lagi.
"mas kok nangis?" tanya dinda.
"saya bahagia, terimakasih ya dinda" ucap devan.
Dinda tersenyum kepada devan dan mengusap air matanya.
"makasih ya sayang" ucap devan.
"iya mas sama-sama" ucap dinda.
"mulai sekarang kamu ga boleh cape-cape ya, istirahat yang cukup, saya gamau kamu kecapean dan kalo kamu mau apa-apa bilang ya sama saya" ucap devan.
"iya mas.." jawab dinda.
Devan memeluk dinda erat dan ia sangat bahagia karena sebenar lagi mereka akan kehadiran makhluk kecil yang akan membuat rumah ini semakin ceria.
Sedikit kisah dari devan dan dinda ketika sudah menikah hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah seni untuk mencinta [SELESAI]
Short Story"Mencintaimu sama seperti seni indah dan mengagumkan namun terkadang sulit di mengerti apa maksud dan tujuan dari seni itu" mungkin dia adalah cinta pertamanya namun apakah dia akan menjadi cinta terakhirnya? tidak ada yang tahu karena masa depan ad...