Pagi ini Arga tidak berangkat ke kampus begitupun dengan Alana karena mereka berdua sedang libur, Arga memutuskan untuk pergi ke kantor sang papa untuk menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda beberapa hari.
"Aku berangkat ya"kata Arga yang sudah beranjak dari duduknya di sofa kamar. Sedangkan Alana wanita itu terus menundukkan kepalanya saat mendengar suara Arga.
Arga mengembuskan napasnya pelan kemudian berjalan secara perlahan kearah ranjang di mana sang istri duduk. Ditariknya dagu sang istri sehingga Arga dapat adalah kedua bola mata sang istri yang terlihat berkaca-kaca.
"Kamu kenapa?"tanya Arga yang sudah duduk di samping sang istri. Arga sangat memaklumi tingkah sang istri selama istrinya itu hamil.
Karena dirinya sudah mendapat pencerahan dari sang Mama yaitu Astrid bahwa emosi ibu hamil itu bisa berubah-ubah dan Arga sebagai suami harus bisa bersabar untuk menghadapi sang istri.
"Jangan pergi, aku nggak mau sendirian"Arga menghembuskan nafasnya pelan mendengar jawaban dari sang istri.
Itu adalah kebiasaan Alana selama dirinya hamil, wanita itu tidak akan mau jika ditinggal sendirian di apartemen. Akhirnya Arga memutuskan untuk membawa Alana pergi ke kantornya.
***
Sesampainya di lobby kantor tatapan semua karyawan jatuh kepada Alana dan juga Arga yang bergandengan tangan dengan sangat mesra.
Wanita itu merasa tidak nyaman dengan tatapan tetapan aneh dari karyawan Papa mertuanya itu, "Arga kenapa mereka liatin aku?"tanya Alana kepada sang suami yang terus menggandeng tangannya.
"Udah biarin aja mungkin mereka iri karena kamu bisa gandengan sama aku"mendapat jawaban itu membuat Alana mendengus kesal kepada sang suami.
Akhirnya mereka berdua sampai di lantai atas dimana ruangan Fadhil berada, setelah mendapatkan izin untuk masuk Arga mendorong pintu ruangan sang papa dan dirinya dapat melihat bahwa sang papa tengah duduk di kursi meja kerjanya dengan laptop di hadapannya dan beberapa lembar kertas.
"Pah"Fadhil yang mendengar suara putranya langsung mendongakkan kepalanya. Senyumnya mengembang saat melihat putranya datang bersama dengan sang istri.
"Kamu juga ikut nak"Alana hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan menatap kearah Fadhil.
"Biasa pah kalau ditinggal nangis"sambung Arga membuat Fadhil terkekeh pelan. Sedangkan Alana wanita itu mengerucutkan bibirnya menatap kesal kearah sang suami.
"Ya udah ini kamu ambil kamu kerjain di ruangan kamu"Arga langsung mengambil beberapa tumpuk pekerjaan yang berada di atas meja seng Papa kemudian membawanya keluar dari ruangan sang papa yang diikuti oleh Alana.
"Papa Alana ikut Arga dulu ya"kata Alana yang berpamitan kepada Papa mertuanya. Fadhil hanya menanggapi menantunya dengan senyum dan anggukan kecil.
Saat masuk ke dalam ruangan sang suami Alana dibuat takjub karena ada sebuah jendela kaca besar di dalam ruangan sang suami. Ruangan milik sang suami sama besarnya dengan ruangan milik sang Papa mertua.
"Kamu duduk aja, kalau mau makan tinggal bilang"Alana hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan menatap kearah sang suami yang sudah duduk di kursi meja kerjanya.
Alana berjalan dengan sedikit cepat menuju ke arah jendela besar yang berada di ruangan sangat suami, senyum Alana terukir jelas di bibirnya saat melihat betapa indahnya pemandangan dari atas gedung paling atas perusahaan papa mertuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABATKU SUAMIKU (Selesai✓)
General FictionArga harus terpaksa menikah dengan Alana sahabatnya sendiri karena sebuah permintaan dari sang mama, di dalam hati kecil Alana gadis itu sangat bahagia bisa menikah dengan sosok yang ia cintai selama 10 tahun lebih. Namun ia harus menelan rasa sakit...