Musuhan

82 24 1
                                    

Setelah seminggu melaksanakan kegiatan MPLS, hari ini Fenly, Aletta, Fiki dan Zweitson resmi jadi anak SMA. Fenly dan Aletta sedang menunggu kedatangan Fiki dan Zweitson karena mereka akan mencari kelas bersama-sama.

"Sorry, guys! jalanan macet!" Kata Fiki ketika sampai di hadapan Fenly dan Aletta.

"Yaelah bacot banget!" Protes Aletta

"Klise, asu!" Disambung Fenly

"Yok, cari kelas."

Mereka pun masuk, dan menuju mading sekolah yang sudah dikerumunin oleh siswa dan siswi yang tak lain pasti dengan mencari nama mereka.

"Anjir! rame banget!" Kata Fenly

"Lo liat sana, Fik! kan lo tinggi hehehe." Aletta menyuruh Fiki untuk melihat mading.

manfaatkan teman ya ges

"Asu, kenapa gue sih. Yaudah tunggu."

Fiki pun menuju mading berada, dan Fenly, Aletta, Zweitson hanya melihat sekeliling sekolah sampai seorang perempuan menyapa mereka.

"Kalian di kelas mana?"

"Eh, Sya! belum tau, Fiki lagi liat mading. Lo kelas mana?" Tanya Fenly ramah.

"Gue IPS, semoga kalian IPS ya!"

"Gak dulu, anjir!" Bisik Aletta ke Zweitson.

"Muncul tiba-tiba kek satanic." Zweitson kembali bisik ke Aletta.

"Guys!" Akhirnya yang ditunggu dateng juga.

"Gimana, Fik? kita kelas yang sama?" Tanya Aletta

"Kabar baik dan buruk, kalian mau denger yang mana?" Tanya Fiki

"Tengah-tengah, buru deh jangan sok ngegantungin, gak bakat lo mah!" Zweitson mulai kesel.

"Hehehe, oke. Kabar baiknya kita satu jurusan yaitu IPA--"

"YES!" Ucap kompak Aletta dan Zweitson

"Tapi kabar buruknya, kita beda kelas. Gue sekelas sama Zweitson di IPA 2, dan Fenly sama Aletta di IPA 1."

"YES!" Ujar Fenly spontan

Eh?

"Kenapa lo, Fen?" Tanya Fiki

"Gapapa, hehe."

"Jujur, gue bosen lama-lama sekelas sama lo mulu, Fen."

"Yaelah, padahal lo gak bisa jauh dari gue." Kata Fenly seraya mendorong Aletta pelan.

"Yaudah, yuk ke kelas!" Ajak Zweitson

"Kita berpisah disini." Kata Aletta

"Gak usah lebay! Alisya duluan ya!" Fenly pamit dengan Alisya.

"Udah, ayo! ngapain sih, sok ramah!" Bisik Aletta sembari menarik Fenly dari tempat.

"Kenape sih, harus ramah bos!"

...

"Mau duduk dimana, Ta?" Tanya Fenly ketika sudah berada di depan kelas IPA 1.

"Pojok aja, yuk!"

"Jangan pojok, nanti gak kena kipas angin." Kata Fenly

"Iya sih, tapi nanti gak bisa ngumpet kalau tidur."

Akhirnya mereka memilih duduk di baris kedua deretan ketiga, bingung ya ges?. Karena ini hari pertama, jadi para guru tidak memberi pelajaran hanya datang dan berkenalan.

Walau jam kosong kelas tidak terlalu ramai, mungkin karena murid baru. Ada yang tidur, ada yang ngobrol sama teman sebangku, dan ada yang hanya menyendiri memainkan ponselnya. Begitu pula dengan Fenly, Ia hanya memainkan ponselnya dan Aletta sedang gambar-gambar random di halaman belakang buku yang masih kosong.

Tiba-tiba Fenly seperti sedang mencari sesuatu. "Nyari apaan lo?" Tanya Aletta dengan mata yang masih fokus pada karya seninya.

"Buku gue, lo liat gak bu--Itu buku siapa?" Tanya Fenly yang baru sadar Aletta sedang menggambar disebuah buku.

"Gak tau, ada dimeja, ya gue pake aja."

Fenly langsung merampas buku itu dan melihat siapa pemilik bukunya, "Fenly Christovel. Asu! buku gue masih baru udah dicoret-coret, kebiasaan lo mah!" Buru-buru Fenly langsung memasukkan bukunya kedalam tasnya.

"Buku nganggur, ya gue pake aja, dari pada mubazir." Kata Aletta yang tetap melanjutkan gambarnya tapi sekarang dibukunya sendiri.

"Mubazir dikata makanan kali. Eh, Ta. Ngomong-ngomong itu lo kenapa sama Alisya anjir kok bisa musuhan gitu? Alisya gue liat baik-baik aja, lo ya yang nyari masalah?" Tanya Fenly karena penasaran ada apa dengan Aletta dan Alisya.

"Gue? nyari masalah? ya kali. Gue sebenernya males cerita tapi gapapa deh daripada lo mati penasaran," Aletta pun meletakkan pulpennya dan langsung menghadap Fenly untuk bersiap bercerita.

"Jadi setelah keberangkatan lo, dua hari setelahnya itu Fiki masuk dan yaudah dia gak ada temen sama sekali. Terus, lo tau gue gak bisa liat orang yang sendirian jadi gue ajak gabung sama kita," Aletta mulai menjelaskan kronologisnya dan Fenly serius memperhatikan.

"Sehari, dua hari, bahkan seminggu kita berempat masih baik-baik aja. Kemana-mana berempat, sampai 2 bulan setelahnya Alisya sama Fiki cinlok, terus--"

"Tunggu, lo cemburu gara-gara Fiki jadian sama Alisya?" Fenly memotong cerita Aletta.

"Apaan sih, cerita gue belum selesai, jangan dipotong. Sekali lagi motong, lidah lo yang gue potong beneran!"

serem ya nek

oke lanjut, sorry ta

"Terus yaudah deh, mereka pacaran. Tapi dari curhatan Fiki ke gue sama Soni si Alisya tuh katanya posesif gitu, kaya Fiki gak boleh deket siapa-siapa gitu lah,"

"Bahkan ke lo sekalipun?"

"Tadinya gue pikir, gue aman-aman aja. Eh, ternyata gue kena juga. Alisya sendiri anjir yang langsung ngomong ke gue, katanya gue gak usah deket-deket Fiki. Yaudah dari situ gue sama Soni agak ngejauh dari mereka."

"Anjir, malah jadi canggung gitu ya?"

"Yakan, ya tapi gue disitu biasa-biasa aja kayak yaudahlah ya. OH! Gue baru inget, puncaknya dimana gue bener-bener kesel sama si Alisya, gue dilabrak sama dia di depan banyak orang!"

"Anjir! seangkatan gitu?" Tanya Fenly

"Mending amat, 3 ANGKATAN ANJIR! Tapi untungnya saya melawan dengan tenang."

"Anjay. Gimana, gimana?"

"Jadi.."

















...

Lanjut part 2

wkwkkwkwkwkw

Best Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang