Hoseok beruntung karena tidak telat meski sempat ketar ketir karena Taehyung yang malah menyusul kedalam kamar mandi dan meminta jatah ronde kedua. Kalau sampai dia terlambat sudah pasti, dia akan menghajar Taehyung sampai tidak bisa jalan.
Hoseok duduk disamping Yoongi dengan senyuman lebar.
"Lain kali, kalau setelah berhubungan sex, ditutupin ini jejak - jejaknya," Yoongi menoel kesal pada leher Hoseok.
"Astaga.. aku lupa.." Hoseok menutupi lehernya yang baru saja ditoel oleh Yoongi.
Yoongi mendengus kesal, tetapi ia mencari - cari sesuatu didalam tasnya dan mendapatkan plaster luka yang setidaknya bisa menutupi bekas cipokan Taehyung.
"Terima kasih hyung," kata Hoseok sembari tersenyum malu.
Yoongi hanya geleng - geleng kepala saja. Setelah memastikan bekas cipokannya tertutupi, Hoseok segera memperhatikan pada dosen yang memulai kuliah. Meski banyak hal yang membuatnya tidak konsentrasi, terutama karena Taehyung, Hoseok harus tetap berkonsentrasi.
@@@@@
Taehyung mendengus kesal, lama sekali pemilihan mobil yang tidak penting ini. Dia memang tidak terlalu suka dengan barang - barang mewah karena baginya yang terpenting adalah fungsi.
"Mau yang warna apa Taehyung?" tanya Jackson menunjuk pada dua mobil paling mahal di dealer dengan warna berbeda.
"Bebaslah hyung," jawab Taehyung malas.
"Jangan begitu dong, kan kau yang mau memakainya," kata Jackson.
"Hitam lebih elegan," kata Bambam.
"Okey, hitam," sahut Taehyung.
"Tapi merah lebih terlihat mewah," kata Bambam lagi.
Taehyung rasanya ingin mengigit calon kakak iparnya ini kalau tidak ada Jackson yang menatapnya dengan tajam saat ini.
"Hitam hyung," kata Taehyung agar semuanya segera selesai.
"Okey..." Jackson, "Tunggu disini, aku urus surat - suratnya."
Taehyung menganggukkan kepalanya, "Jangan lama - lama."
"Iya...."
Taehyung mulai khawatir dan terpikirkan mengenai kondisi Hoseok, apalagi sebentar lagi jam kuliah akan selesai. Jika dia tidak buru - buru kembali ke sisi Hoseok, ia takut kekasihnya itu akan diganggu oleh Mino lagi. Tapi kalau dia kabur begitu saja dari kakaknya ini, bisa - bisa pulang kerumah dia akan kena smackdown. Taehyung menghela nafas panjang, dia tunggu sebentar lagi, hanya tinggal mengurus surat - surat kan.
Hoseok tidak mau terlalu tergantung pada Taehyung, jadi dia membiasakan untuk tidak kecewa ketika melihat tidak ada pesan dari Taehyung. Mungkin karena efek rasa cinta yang baru dan masih menggebu - gebu dia jadi ingin terus bertemu dengan Taehyung.
"Sini Hoseok..."
Hoseok terperanjat kaget ketika mendadak lengannya dipegangi oleh Mino, tubuhnya ditarik menjauh dari keramaian. Atau mungkin memang Hoseok masih takut dengan kenyataan jika Mino akan menganggunya seperti ini.
"Lepas..." Hoseok berusaha melepaskan diri, ia menatap pada juniornya yang masih saja tidak bergeming dan terus saja menarik lengannya masuk kedalam ruang kelas yang kebetulan memang sedang tidak digunakan.
"Keluar kalian!!!" Seunghoon mengusir dengan kasar pada beberapa mahasiswa yang ada didalam kelas.
Hoseok benar - benar menatap takut dan khawatir ketika melihat kelas dikosongkan. Tubuhnya di lempar menuju pada deretan meja, tatapan matanya segera bertemu dengan Mino dan ketika ia hendak menghindar dengan cepat Mino menahan tubuhnya diantara meja dengan tubuh Mino yang lebih besar.
"Kenapa kau tidak bisa mencintaiku hyung?" tanya Mino tanpa berbasa - basi sama sekali.
Mata Hoseok menatap nanar kearah Mino.
"Meski aku telah berusaha berbuat baik padamu bahkan sebelum aku menjahili dan menindasmu, aku selalu memperlakukanmu dengan sangat baik," nada bicara Mino terdengar begitu putus asa.
Membawakan kesedihan di titik lain didalam hati Hoseok.
"Aku berbuat jahat padamu karena putus asa tidak bisa mendapatkanmu... aku mencintaimu hyung, aku hanya ingin bersamamu tetapi kau terus dan terus dan terus menolakku. Mengabaikan keberadaanku," ucap Mino dengan nada semakin meninggi.
Hoseok kebingungan, dia sama sekali tidak menginginkan jantungnya berdetak indah dan menyenangkan untuk Taehyung, tetapi ternyata Tuhan yang memilih Taehyung untuk menjadi pemilik hatinya. Hoseok sama sekali tidak menginginkan hal ini terjadi.
"Maaf..." ucap Hoseok lirih, tidak ada kata - kata lain yang bisa ia berikan selain maaf disaat seperti ini.
"Maaf..." Mino mencabut plester luka di leher Hoseok,ia semakin geram dan marah melihat bekas ciuman dari Taehyung di leher seorang laki - laki yang seharusnya menjadi miliknya, "Maaf kau bilang."
Hoseok menelan salivanya, perasaan gugup dan takut semakin menjadi - jadi apalagi ketika ia melihat tatap mata Mino yang menjadi berbeda padanya.
"Kau bahkan belum satu minggu bertemu dengan Taehyung dan sudah memberikan tubuhmu," Mino menjulurkan tangannya, mencekik leher Hoseok meski tidak kencang, "Pelacur."
Mata Hoseok tidak lepas dari sorot mata Mino yang menatap tajam kearahnya, "Mungkin karena inilah aku tidak bisa mencintaimu... meski kau memperlakukanku baik, tetapi kau selalu berburuk sangka padaku. Mengataiku pelacur berulang kali hanya karena aku tidak menerimamu dan memilih bersama Taehyung. Aku mencintai Taehyung dan iya... karena aku mencintai Taehyung aku rela menjadi pelacurnya, aku rela menjadi penghiburnya bahkan mungkin aku rela menjadi budaknya."
Hoseok tahu dia tidak seharusnya berkata sekeras ini pada Mino yang tengah marah, tetapi Mino harus tahu jika dia memang mencintai Taehyung dan menerima kondisi Taehyung apapun itu. Apa adanya.
"Ya!!! Apa yang kalian lakukan!! Lepaskan Hoseok!!!"
Hoseok tersenyum bahagia melihat Yoongi yang datang, ia bisa berharap dirinya selamat. Tetapi Hoseok sama sekali tidak menyangka jika Mino melepaskan cekikan dari tangannya dan melangkah cepat kearah Yoongi sembair memberikan pukulan keras di wajah Yoongi hingga temanya itu jatuh tersungkur dengan sudut bibir berdarah. Mata Hoseok terbelalak tidak percaya dengan apa yang terjadi dihadapannya. Ia melangkahkan kaki hendak menolong Yoongi ketika Seunghoon memegangi tangannya kencang.
"Menganggu saja, urusi dia Jinwoo," kata Mino.
"Eh???" Jinwoo yang dipanggil kebingungan.
"Cepat!! Masih ada urusan yang harus aku lakukan," kata Mino yang kembali menatap pada Hoseok.
Setelah menyelesaikan surat - surat yang ternyata lebih lama dari yang Taehyung perkirakan, dia segera datang ke ruang kelas Hoseok yang tentu saja sudah tidak ada sosok Hoseok didalamnya. Kepala Taehyung menoleh ke berbagai arah untuk mencari sosok kekasihnya itu.
"Taehyung!!! Tae!!!"
Kepala Taehyung menoleh kearah suara cempreng Jimin yang memanggilnya, ia tidak biasanya melihat wajah panik pada temanya itu.
"Yoongi hyung..." suara Jimin terputus - putus, "Hoseok hyung..."
Taehyung tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Jimin yang menunjuk - nunjuk pada arah koridor. Kepala Taehyung menatap pada arah yang ditunjuk oleh Jimin dan ia terkejut melihat Yoongi yang sudut bibirnya memar bekas di pukul seseorang.
"Hyung... Kau kenapa?" tanya Taehyung setelah mendekat pada Yoongi.
"Aku berusaha untuk menyelamatkan Hoseok dari Mino tadi, tetapi malah terkena pukulan dan Hoseok dibawa oleh Mino," jawab Yoongi.
Mendengar jawaban Yoongi, isi kepala Taehyung langsung saja berputar pada kejadian - kejadian buruk yang sebenarnya tidak ingin ia bayangkan. Taehyung mengambil handphonenya dan berusaha menelepon Hoseok tetapi tidak ada jawaban. Ia menelepon kembali dan masih tidak ada jawaban pula.
TBC
Dimohon untuk kesadarannya masing - masing, karena memang sudah mau masuk puasa dan aku tidak memberikan tanda di part yang ada adegan sexnya. Jadi kalau sekiranya tidak mau lanjut membaca adegan sexnya ya jangan dilanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taehyung-Hoseok Love Story (Bang's Family Series)
FanfictionTaehyung ingin menjadi pahlawan seperti ketika ayah angkatnya menjadi sosok pahlawan untuknya. Taehyung kemudian memutuskan untuk menjadi pahlawan bagi kakak kelasnya Jung Hoseok yang ditindas oleh salah seorang anak pejabat negara.tapi ternyata,per...