1.3 ?

4 1 0
                                    

"Haha, really? I've never heard of that before," kata Imelda menertawakan fakta yang baru saja Noval katakan.

Bukan hanya Imelda, tetapi semuanya tertawa.

"How did you know that, Val?" tanya Aurora penasaran pasalnya sahabatnya yang satu itu selalu saja mengetahui fakta-fakta baru.

Noval berpikir sejenak, "I think I saw him when I skipped class that time," jawabnya jujur tanpa melihat tatapan sang ketua OSIS. "You ditching again? When?"

Mampus!

Noval menutup mulutnya rapat-rapat. Waktu itu ia sudah susah-susah ia membolos masa ia harus ketauan oleh ketua OSIS sekarang sih?

"Come on, Vin. After all that's past and we're not at school at the moment. do not be too serious," kata Aurora saat melihat wajah gugup Noval.

Melvin menghembuskan nafasnya, "never mind, after all you will still do it again," putusnya.

Noval tersenyum menatap Aurora. "Thank you, Aurora. You are my savior," kekehnya.

"I heard that you two are going to Indonesia together, is that right??" tanya Imelda. Ia tidak bisa begitu saja mempercayai ucapan kedua orang itu.

Baik Aurora maupun Melvin mengangguk. "Not both of us, we have our own business. It just so happened that Melvin was also going there so I went with him," jelas Aurora.

"Vin, The business you said was your cousin's wedding?" Melvin mengangguk. "Don't you want to attend it? You even told your family if you don't come," bingung Jefan.

Mereka semua menatap Melvin bingung. Maksudnya bagaimana?

"My mom called again telling me to still come. Also go home because I haven't been home for a long time," alibinya.

Imelda kembali menatap Aurora, "what business do you take care of there? It's impossible to attend the wedding as well, right?"

"Of course not. I'm there to fulfill a promise to someone."

"Someone? Who's that?" Mereka semua penasaran. Mereka baru tau Aurora ada orang yang ia kenal di Indonesia.

Aurora tersenyum tanpa menjawabnya. "I'll be there in a moment, want to call first," katanya lalu pergi sedikit menjauh dari mereka.

"Who do you think the person Aurora is referring to?" Mereka mengedikkan bahu. Mana mereka tau, Aurora saja tidak mau membicarakan nya.

Setelah merasa sedikit jauh, Aurora menghentikan langkahnya dan duduk di hamparan pasir pantai. Ia memandang pantai sebentar sebelum akhirnya mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Siang, Nuel," balas Aurora setelah mendengar suara dari seberang.

"Aku masih ada di pantai with they, maybe we will return to the inn tengah malam," jelasnya mencampur bahasa inggris dan Indonesia sambil melihat para sahabatnya saling berbicara dan tertawa.

"Are you planning to use Indonesian now?" Kevral sudah berada di apartemen nya beberapa menit yang lalu.

Alasan ia keluar kelas tadi karena Aurora bilang akan menelponnya nanti, jadilah ia buru-buru kembali ke apartemen nya.

"Nggak juga. I'm just testing my Indonesian language skills," kekehnya.

"Padahal aku suka mendengarmu ngomong Indonesian language," balas Kevral.

Jika Aurora menatap hamparan pantai, maka Kevral menatap langit-langit kamarnya. "Can you turn on your camera?"

Aurora sudah mengubah panggilannya menjadi panggilan video. Ia  juga sudah berpindah tempat ke sebuah tempat yang lebih bercahaya.

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang