Evil 25

6.9K 803 4
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Pangeran sekaligus kakak kedua Charice, Dimitri De Janeiro sudah berada di kekaisaran dua hari lalu. Ada kabar yang bilang kalau dia tengah berada di Kerajaan Balthasar sekarang. Ada juga yang bilang kalau Dimitri sedang duduk di sebuah rumah makan di wilayah Duchy Ale. Aku sendiri tidak tahu harus percaya kabar yang mana.

Kalau memang Dimitri ada di Duchy Balthasar, apa yang membuatnya sudi menginjakkan kaki di kerajaan yang menjadi tempat terlarang bagi keluarga kekaisaran itu? Karena aku yakin jika Balthasar bukanlah orang yang akan dengan senang hati menggelar karpet merah dan makanan mewah di hadapan keluarga kekaisaran.

Lalu, kenapa juga Dimitri hanya duduk di rumah makan wilayah Duchy Ale. Wilayah itu kan hanyalah tanah tandus nan gersang tanpa adanya satu pun tanaman. Kekaisaran harus mengeluarkan robot yang memuat tanah subur di dalamnya dan kubah pengatur suhu agar penduduk di Duchy Ale tidak mati kelaparan karena tamahnya terlalu gersang untuk ditanami. Berkat robot dan kubah itu, Duchy Ale menjadi wilayah yang subur dan sejahtera.

Ah, benar juga! Kubah pengatur suhu! Kubah itu menjulang tinggi di bawah langit Duchy Ale, membuat mereka bisa mengatur suhu dan cuaca Duchy sesuka hati mereka. Kalau dugaanku memang benar, Duchy Ale adalah salah satu tempat dimana Bunga Epheral bisa tumbuh dengan subur. Yang artinya, Dimitri berada di sana untuk membeli bunga itu.

Rupanya, Dimitri punya pikiran yang sama denganku. Dia mencari bunga epheral untuk mencari tahu apakah racun yang ditanam pamannya berada di obat ayahnya atau tidak.

Aku rasa, aku akan cepat akur dengan Dimitri. Kami punya satu kesamaan. Pikiran.

Tapi, memangnya pangeran kedua itu punya banyak uang setelah menjelajah selama dua tahun sampai bisa membeli bunga sialan itu?

Aku yang merupakan putri miskin yang hidup sederhana ini saja hanya bisa membeli bibit bunga epheral. Itu pun setelah menjual semua harta dan istanaku. Haha.....

Yah, aku rasa Dimitri cukup kaya untuk ukuran pangeran kedua kekaisaran. Mungkin saja dia membawa banyak harta benda sebelum melakukan penjelajahan. Atau, bisa juga dia malah menemukan tambang permata atau berlian saat menjelajah.

Aku menghela nafas.

Seharian ini yang aku lakukan hanyalah membaca buku mengenai kekaisaran lain. Abercio pergi berlatih pedang setelah sarapan. Padahal, dia sudah sangat hebat untuk ukuran anak usia 15 tahun yang berperang selama 2 tahun lamanya. Dan selama itu, Abercio hanya mendapatkan luka tebasan pedang di lengan kanannya. Hanya itu. Luka itupun sudah mengering. Nampak seperti luka lama.

"HOAM!!!"

Aku menguap. Merebahkan diri di atas kasur sembari membaca ratusan buku selama berjam-jam ternyata jauh lebih melelahkan dibandingkan bekerja.

Aku memang berencana untuk menjual ramuan agar aku bisa menabung untuk membeli bunga epheral sialan itu. Tapi, dengan kehadiran Abercio ditambah Dimitri, rasanya kurang tepat. Apalagi, kedua anak itu nanti pasti akan terus menempel padaku. Aku tentu jadi tidak leluasa pulang dan pergi ke hutan kekaisaran. Mereka juga pasti akan curiga padaku. Adik perempuan mereka yang bahkan tidak tahu tata krama dasar tiba-tiba jadi ahli dalam membuat ramuan setelah bangkit dari pingsan akibat alergi udangnya. Benar-benar tidak masuk akal!

Tapi, aku rasa tidak masalah jika aku memulai dari ramuan dasar. Seperti, salep penghilang bekas luka misalnya. Abercio kan membutuhkan hal itu. Lagipula, resep ramuan dasar seperti itu ada banyak di buku. Aku hanya tinggal bilang kalau aku membacanya di buku dan ingin mencobanya.

Baiklah!! Mari buat ramuan sederhana!

Aku bangkit dari kasurku. Kedua kakiku melangkah menuju lemari pakaian. Tanganku mengambil gaun hijau polos tanpa tambahan kain di bawahnya. Gaun yang sempurna untuk pergi ke hutan. Selain kainnya sejuk dan tidak panas, warna gaunnya membuatku bisa menyamar di antara semak jika ada hewan liar yang mengejarku lagi. Mungkin.

Aku berjalan menuju hutan ketika selesai mengganti pakaian.

Kalian bertanya mengapa aku mengganti sendiri pakaianku dan bukan menyuruh Nori?? Itu karena Nori sangat sibuk. Dia melakukan semua tugas pelayan. Mencuci baju. Mencuci piring. Membersihkan seluruh istana. Dan, menata taman istanaku. Itu semua terjadi karena kaisar sialan itu hanya memberiku satu pelayan. Jadi, Nori harus melakukan semuanya. Berbeda sekali dengan Adalvino dan Clarence yang punya ratusan pelayan untuk setiap tugas.

Nori yang sudah bekerja sekeras itu pun hanya diberi upah setengah upah pelayan yang lain dengan alasan dia masih terlalu muda. Padahal, aslinya kaisar ingin agar Nori mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pelayan pribadiku. Jika Nori pergi. Maka, otomatis aku tidak akan punya pelayan pribadi lagi. Sebab, tidak akan ada orang yang sudi bekerja keras hanya untuk gaji yang jauh dari kata cukup.

Makanya, aku memberikan Nori seperempat dari uang bulanan istanaku. Awalnya gadis itu menolak. Tapi, aku terus memaksanya sampai akhirnya dia mau.

Alasan Nori tetap mau bekerja sebagai pelayanku meski dengan gaji minimum adalah karena ibunya tengah sakit keras. Dan, karena Nori adalah anak pertama. Dia harus bertanggung jawab atas ibu dan kedua adiknya. Sebab, ayahnya telah lama pergi karena enggan memiliki istri yang penyakitan.

Kaisar tidak sepenuhnya salah. Nori memang terlalu muda untuk bekerja. Hal itulah yang menjadi alasan Nori untuk tetap bertahan. Karena tidak ada tempat yang sudi menerimanya selain istana ini.

Ah, lain waktu aku akan datang ke rumah Nori dan memeriksa keadaan ibunya. Mungkin aku bisa membuatkan ramuan obat untuk beliau. Dengan begitu, aku bisa mengurangi sedikit beban Nori. Tapi, mari kita buat salep penghilang bekas luka untuk Abercio terlebih dahulu.

"NORI!!"

Aku melambaikan tangan pada Nori yang berjalan menuju kamarku. Ada nampan berisi selembar surat di atasnya. Aku menatap Nori.

"Tuan Putri, ada surat untuk anda!" Nori meletakkan nampan itu di hadapanku.

Surat? Sejak kapan ada orang yang mengirim surat untuk Charice? Walau dia adalah putri kekaisaran. Tapi, tak mungkin ada orang yang memberinya surat.

Aku menerima surat itu.

"Terima kasih Nori!" Ucapku sembari tersenyum.

Nori mengangguk. Lantas, kembali ke pekerjaannya, mencuci pakaianku.

Aku menatap surat itu. Mataku menyipit.

Sial! Pedang bersilang dengan kepingan salju di atasnya dan sulur rambat yang membentuk tameng itu kan adalah lambang Kerajaan Balthasar. Tapi, kenapa anggota keluarga Kerajaan Balthasar mengirimiku surat?

Tunggu! Jangan bilang kalau.....

"Saya menunggu kehadiran Putri di pesta minum teh sore ini."

RUSSEL!! Anak itu! Padahal aku sudah bilang kalau aku tidak akan datang. Kenapa dia malah mengirim surat undangan? Dia ingin mati, ya? Memangnya dia pikir, hanya karena dia adalah keluarga dari Balthasar yang terkenal itu, aku tidak akan berani memukul kepalanya?

"ARGH!!! SIALAN!!!" Teriakku kencang.

Sebuah kaktus muncul dari lantai koridor istana.

"Eh?!?!"

Kaktus? Di lantai istana?

The Devil Become A Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang