Jangan Biarkan Rapuh
Saat senyuman tak lagi terpancar,
wajah lusuh tanda diri telah penat.
Namun, sudikah hati untuk dilapangkan?
istirahat sejenak terkadang dibutuhkan.
Langkah membawaku kembali pada rumah,
menunjukkan diri ini lelah.
Bertengger pada jasad yang jiwanya tinggal separuh,
menyeka hati agar tak kunjung rapuh.
Saat badai-badai itu menerjang,
menggeliat, mencoba padamkan semangat para insan.
Namun, ingatkah engkau pada janji sang pencipta?
Tak ada hal abadi di dunia,
begitu pula rasa kecewa.
November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasiatku
PoetryTentang sajak yang akan tertinggal, tentang aksara yang tertuang, tentang sejarah yang pernah ada, tiap bait wasiatku sebelum terbuang. Inilah hidupku yang tertuang pada syair bisu. Dari masalah yang terpikul, hingga bahagia yang ternyata sem...