49) ♡ disappointed ♡

7 3 0
                                    

Aku mencintaimu,
Dan aku tidak akan pernah
Membiarkanmu untuk pergi
•disappointed•

__________________________________________

Pagi ini, lebih tepatnya pukul setengah sembilan. Terlihat seorang gadis yang memakai baju rumah sakit lengkap, kini tengah berada diruangan rumah sakit dengan ditemani kedua orang tuanya disana.

Nada, gadis itu sedikit takut hari ini, karena setengah jam lagi ia akan masuk keruang oprasi, hari ini adalah waktunya ia untuk oprasi tulang sumsum. Sungguh! Ia sangat takut.

Danudaksa, pria paruh baya itu mendekat kearah putrinya dengan senyuman "Kamu kenapa? Mukanya kok pucat gitu" ucap Danu menatap putrinya.

Nada sedikit menunduk menatap jari-jari tangannya "Pah, oprasi itu sakit nggak?" ucapnya berbalik tanya.

Pria tua itu semakin menyunggingkan senyumannya, lalu menggeleng "Kata siapa oprasi itu sakit? Oprasi itu nggak sakit dan Papa tau kamu bisa, kamu kuat" ucap Danu.

Nada hanya diam, jujur saja ucapan Papanya itu sama sekali tak mempengaruhi rasa takutnya.

"Udah, sekarang kamu gak perlu mikirin hal itu, mending kamu berdoa supaya oprasi kamu berjalan dengan lancar dan kamu bisa sembuh, ya?" ucap Ratna, mamanya.

Nada mengangguk, lalu menghela nafasnya panjang, berusaha untuk berani dan menepis semua pikirannya saat ini.

Setelah itu, Beberapa suster masuk kedalam ruangan yang berisi tiga orang itu "Permisi Pak, saya izin membawa pasien keruang Oprasi, karena sebentar lagi oprasi akan dilakukan" ucap suster yang memakai baju serba putih itu.

Danu mengangguk, lalu ketiga suster itu mulai mendorong brankar yang ditempati Nada untuk mereka bawa keruang oprasi.

Varel, lelaki itu kini tengah berjalan dikoridoor rumah sakit, lalu kaki jenjangnya itu menghentikan langkahnya saat melihat seseorang yang ia kenali dikoridoor sana. Nada, ia melihat gadis itu keluar dari ruangan dengan ditemani beberapa suster.

Lelaki itu langsung berjalan cepat menyusul Nada, ia ingin sekali melihat gadis itu sebelum oprasi dimulai.

Saat jarak mereka sudah semakin dekat, lelaki itu menghentikan langkahnya "Auri!" ucapnya dengan keras.

Nada yang tengah melamun langsung menolehkan kepalanya, dilihatnya lelaki dengan baju putih berdiri tak jauh dari letak posisinya saat ini. Gadis itu menyunggingkan senyumannya, akhirnya ia bisa melihat lelaki itu sebelum oprasinya dimulai.

Suster yang mendorong brankar Nada pun ikut mengentikan pergerakannya.

Varel, lelaki itu berjalan beberapa langkah untuk mendekat kearah gadis itu, dan meraih tangan kanan Nada untuk ia genggam dengan erat. Seraya tersenyum lebar tepat didepan muka gadis itu.

Nada ikut tersenyum seraya menatap lelaki itu "Utra kesini?" ucapnya kepada lelaki itu dengan jarak yang lumayan dekat.

Varel mengangguk menatap Nada "Gue akan selalu disini, untuk temenin Lo" ucapnya.

Nada tersenyum dengan mata berkaca-kacanya "Tapi Nada takut" ucapnya berusaha menyalurkan rasa takutnya digenggaman tangan mereka.

"Lo nggak perlu takut, ada gue disini" ucap Varel meyakinkan gadis itu.

"Utra nggak akan tinggalin Auri 'kan?" ucap gadis itu lagi dan lagi dengan isakan.

Varel, lelaki itu menggeleng keras seraya menatap mata Nada yang indah nan lentik itu "Nggak, gue nggak akan tinggalin Lo".

Disappointed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang