62: Terkuak

10 4 4
                                    

❄️Happy Reading❄️

❄️☃️❄️

Maniknya dikagetkan oleh kedua iris mata berbeda warna berada 10 cm di hadapannya. Satu iris berwarna biru laut sedangkan sebelahnya lagi berwarna coklat hazel.

Yap, orang itu adalah Alea. Gadis pucat itu sedang diam mematung persis seperti apa yang ia lakukan.

Antara kaget campur bingung, pikiran mereka memikirkan kejadian tadi adalah kenyataan atau sekedar ilusi???

Selama 5 menit lamanya, mereka duduk diam saling berhadapan dan mencoba menelaah pikiran masing-masing. Padahal situasi di sekitar taman rumah sakit ramai oleh anak-anak, orang tua dan lansia sedang bersenang-senang menyalurkan kebahagiaan.

Entah siapa dari mereka berdua yang akan memulai percakapan dahulu.

"Hemmmm"

Ghibran bergumam sembari mengubah posisinya menghadap arah lain. Otaknya bekerja keras memikirkan kejadian pesta di rumah Lisa serta bagaimana organisasi bengis yang Sehun bicarakan itu membunuhnya dan juga Cahyo.

Tadi itu sepertinya bukan mimpi. Jikalau bukan mimpi, apa jangan-jangan....

Netra Ghibran membelalak begitu dia teringat tentang sesuatu. Dia merogoh semua sakunya lalu dia mengeluarkan kartu undangan miliknya dan Jenny dari dalam sana. Ghibran dan Alea saling bertukar pandang. Seolah mereka melakukan telepati, Alea juga menggenggam kartu undangan punyanya.

"Ghibran"

Ghibran menatap lekat Alea seakan dia sudah menebak apa yang akan dikatakan gadis bule itu.

"Apa lo bisa mengulangi waktu?"

Ghibran tidak terkejut mendengarnya. Hal mustahil itulah yang terbesit dalam pikirannya sekarang. Dia menjawab tidak yakin, "entahlah"

Alea melakukan hal yang tidak terduga, dia merobek kartu undangan punyanya hingga hancur berkeping-keping. Ghibran menatap pundak Alea yang bergerak naik turun, sepertinya dia tengah syok, "gue lihat lo terjatuh dari balkon rumah Lisa. Apa kemampuan lo muncul disaat lo mati? Apa lo pernah mati sebelumnya?" Gadis bule itu mengingat kembali momen dimana dia datang ke taman Mawar bersama dengan Arkan. Saat itu, dia merasa waktu telah disetel ulang kembali.

"Iya" angguk Ghibran membenarkan, "gue dibunuh oleh orang misterius saat berada di ruang interogasi polisi"

"Astaga" Alea menepuk jidat. Pantesan saja dia merasa ada kejanggalan pada hari itu.

"Apa yang lain pada mengingat kejadian di pesta itu?" Tanya Ghibran memikirkan orang lain yang mungkin bisa mengingat pesta Lisa sama halnya dengan Alea.

Gadis bule itu menggeleng pasrah, "sepertinya enggak" dia pernah menguji Arkan yang sebelumnya pernah mengajak ke taman Mawar namun saat waktu telah terulang kembali, cowok itu tidak ingat pernah mengajaknya main ke sana.

"Mengapa lo berbeda?"

"Entahlah" Alea mengangkat bahu, tidak tahu, "mungkin karena mata ini. Orang-orang selalu menganggap gue sebagai makhluk asing yang tak pantas ditemani. Dari dulu gue selalu kena bully, hujatan dan perlakuan yang semena-mena. Walau pernah melakukan pembelaan diri namun hal itu tidaklah merubah cara pandang mereka ke gue. Terkadang gue iri sama cewek-cewek di luar sana yang selalu dihormati oleh teman ceweknya. Apa wajah gue sejelek itu sampai mereka tidak mau berteman dengan gue?"

Kamu akan menyukai ini

          

Ghibran mengulas senyum tipis, "siapa yang bilang lo jelek? Jika mereka bilang demikian, apa mata mereka semua buram? Gak perlu merendah diri okey?! Lo cantik dengan keunikan khas lo sendiri. Mereka yang menjauhi lo sebenarnya hanya orang-orang yang iri dengan kecantikan lo. Kalau lo merasa dunia memandang lo sebelah mata!! Ketahuilah bahwa diri lo itu sangat spesial"

Siapa yang tidak berbunga-bunga jika ada cowok tampan sedang memuji-muji sesuatu yang selalu kita anggap sebagai kutukan atau kekurangan dalam diri kita.

Seorang cewek cantik bernama Alea saja dibuat luluh oleh kata-kata manis yang Ghibran utarakan khusus untuknya.

Selama ini, Alea selalu tidak mensyukuri terhadap apa yang diberikan Tuhan untuknya. Apalagi gadis itu membenci dengan iris matanya sendiri yang memberikan kesan aneh dan membuat sebagian orang menjauhinya.

Namun, untuk kali ini dia mulai menyukai iris matanya sendiri. Semangat hidupnya bangkit kembali. Dia merasa dirinya sangat spesial. Dan semua kepercayaan diri itu perlahan muncul berkat Ghibran.

"Jika benar, gue bisa mengulang waktu setelah gue mati" Ghibran merenung, "gue ingin memastikan kebenaran teori ini dari ucapan seorang peramal" (baca chapter 25)

Alea mengerut bingung, "peramal?"

"Gue dan Cahyo bertemu dengan peramal gadungan ini di pinggir jalan. Gue teringat saat dia bilang kalau gue pernah mengalami kematian berkali-kali sebelumnya. Apa itu berarti dia melihat masa lalu gue?"

Alea menggaruk tengkuknya, "gue kurang yakin sih. Tapi..... Bolehlah dicoba"

Ghibran beranjak dari kursi taman sembari mendongak langit sore yang cerah, "masih ada waktu. Gue harus kembali ke apartemen buat ambil brosur dari peramal itu........."

"Lo mau ikut?"

❄️☃️❄️

"Lo yakin ini rumahnya?" Tanya Alea terkejut melihat rumah megah bertingkat empat di depannya.

"Ya" angguk Ghibran sama-sama terkejut.

Tidak seperti yang Ghibran pikirkan sebelumnya, dia pikir dengan melihat penampilan ibu-ibu peramal itu yang berambut keriting kusut dan kulit yang kusam seperti orang jarang mandi. Ia pikir ibu itu berasal dari keluarga yang sederhana atau maaf...... Keluarga kurang mampu.

Memang benar apa kata sebagian banyak orang. Jangan sok menilai orang dari penampilan luarnya saja.

Ghibran yang memiliki tubuh tinggi ideal. Dia menekan tombol bel di samping pagar.

Tetttt.....

"Permisi"

Tettt......

"Permisi!!"

"Iya iya" sahut orang yang berteriak dari dalam rumah.

Seorang ibu-ibu yang Ghibran kenal sebagai peramal gadungan itu keluar dari rumah megahnya. Seperti berbeda orang, cewek paruh baya itu mengenakan dress hitam dan kulit coklatnya yang sangat eksotis.

"Cari siapa?"

Ghibran mengacungkan brosur tinggi, "saya datang mau diramal"

"Oh kamu yang nelpon tadi ya?" Tanya ibu itu ramah karena sebelumnya ada seorang anak muda yang menelponnya untuk diramal dan ibu itu memberikan alamat rumahnya pada pemuda tersebut.

EPIPHANY| Jeon Jungkook {On-Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang