Pagi ini, Arga benar-benar kesal. Teman-temannya dengan tidak tahu diri mengganggunya dengan alasan ingin menjenguk bumil.
Sekarang ini yang terjadi. Mereka numpang sarapan di rumahnya. Dan parahnya, istrinya dengan senang hati melayani mereka.
"Yang, udah. Duduk aja," titah Arga pada Kanaya yang ingin pergi ke dapur lagi.
"Tapi aku belum—"
"Duduk aja, Nay. Kita bisa ambil sendiri kok kalau butuh apa-apa," potong Jojo yang tengah makan kuaci bersama Bobi.
Kanaya mengangguk dan duduk di sebelah Arga.
"Gue jadi pingin cepet-cepet nikahin Mila deh," celetuk Bobi membuat perhatian Arga yang tadi di perut Kanaya beralih menatap Bobi.
"Emang dia udah siap?" Arga menaikkan sebelah alisnya.
"Belum sih. Makanya do'ain gue biar Mila mau gue nikahin."
"Aamiin."
"Bapak polisi Bobi sekarang udah waras ya ges."
Bobi menatap sinis Laskar kemudian melempar kulit kacang di depan mantan wakil ketua Righan tersebut.
"Dari dulu juga udah waras, cuma kena virus Bumi dan Jojo makanya gue gila."
"NGACO!" seru Jojo dan Bumi bersamaan.
Bobi terkekeh pelan mendengarnya. "Canda."
"Ga," cicit Kanaya membuat seluruh atensi menatap bumil itu penasaran.
"Lo pasti mau ngidam, kan? Cepet ngomong apa, kita turutin!" seru Bobi semangat empat lima.
Kanaya melirik ke arah Arga takut-takut.
"Ngomong aja. Mau apa hm?"
Kanaya beralih menatap Bobi membuat Bobi meneguk salivanya susah payah. Tiba-tiba saja ia merasakan hawa tidak enak memasuki raganya.
"Apa, Nay?" tanya Bumi.
"Aku mau Bobi ikut aku ke pasar pakai daster."
Mata mereka membulat tak percaya.
"HAH?!"
o0o
Arga terus mengikuti ke mana pun Kanaya pergi. Mulai dari kamar, ruang tengah, dapur, sampai kamar mandi.
Itu karena permintaan Kanaya yang menyuruh Bobi memakai daster ke pasar tidak dituruti oleh Arga karena Bobi harus bekerja.
Karena itu lah, hari ini Arga tidak bekerja. Beruntung Fikri memberikan izin untuk dirinya cuti satu hari demi menenangkan amarah sang istri yang tengah hamil muda.
"Mau apa?!" tanya Kanaya galak.
Arga menunduk takut. Hormon ibu hamil membuatnya tak bisa menggalaki Kanaya balik.
"Ikut."
"Aku mau mandi. Mau ikut?"
Arga mengangguk dengan polosnya.
Sedangkan, Kanaya yang berdiri di ambang pintu kamar mandi langsung masuk, tak lupa membanting pintu sangat keras sampai Arga terjingkat kaget.
"Kasian pintunya tersakiti, Nay," gumam Arga seraya mengelus pintu kamar mandi yang baru dibanting Kanaya.
"BODO AMAT!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [TAMAT]
Teen Fiction"Awal yang suka, akhir yang duka." -𝒷𝓎 𝒞𝒽𝒶𝓇𝓂ℯ𝓃 𝒯𝓌ℯ𝓁𝓋𝓎 *** "Nay, lo gak mau tanya ke gue kenapa gue gak ngajak pacaran lo, padahal perasaan kita sama-sama suka," ujar Arga dengan pandangan menatap langit malam yang indah dipenuhi bintang...