"Eugh.."
Dira membuka matanya perlahan, ia mengedarkan pandangannya di arah sekitar. Ruangan asing yang Dira tidak kenal atau menapaki ruangan yang tengah ia singgahi.
"Awsh- pusing banget." Memegangi kepalanya lalu memijat sedikit pelipisnya dengan perlahan. Ia berniat beranjak saat ia akan beranjak Dira menyentuh rambut seseorang di sebelahnya.
"Nath-an." Gumam Dira.
Ia melihat pria itu sedang tidur di sampingnya dengan keadaan kepala yang di telungkup kan, tapi wajahnya masi sedikit terlihat oleh Dira. Jadi ini kediaman Nathan? Seingat Dira ia menangis di jalan dengan keadaan kedinginan karena kehujanan, lalu pusing mulai menyerang kepala nya setelah itu Dira tak ingat apa apa.
Ia memandangi wajah pria yang sedang tidur di sampingnya, jauh di lubuk hati nya ia masi sedikit mencintai pria di sampingnya, kenangan kenangan manis yang mereka lewati sulit rasanya ia lupakan, pertemuan pertama dan berakhir cinta monyet saat sekolah menengah pertama Dira masi mengingat jelas di ingatan nya.
Tak terasa ia cairan bening lolos dari mata nya, tidak bisa ia pungkiri ia masi mencintai pria di sampingnya ini. Sekejap bayangan Rio melewati pikiran Dira lalu ia menggeleng keras, ia menepis semuanya seketika. Ia harus segera pulang, Rio pasti menunggunya atau bahkan mencarinya karena ia belum pulang.
Ia mencoba beranjak dari tempat tidurnya perlahan agar sang empu tidak bangun dari tidurnya tapi usaha nya gagal, Nathan terbangun dengan pergerakan yang Dira buat.
"Dira kamu udah bangun." Ucap nya serak.
Dira bangkit dari tempat tidurnya "Dira kamu mau kemana? Kamu belum pulih ini juga udah malem banget."
"A-aku mau pulang, Rio pasti nyariin aku."
"Biar aku antar, gabaik perempuan pulang sendiri di malam hari."
Dira mengangguk terpaksa, ia juga tak mungkin pulang dengan keadaan yang lemas seperti ini sendirian.
Nathan menyambar kunci mobilnya lalu menuntun Dira keluar apartemen milik Nathan. "Aku belikan makanan di pinggir jalan ya? Kamu harus makan dulu biar perut kamu terisi."
Nathan tau, selera Dira makanan yang di pinggir jalan dan Nathan senang. Dulu Dira selalu mengajak ia makan di pinggir jalan karena harga nya yang murah, enak dan juga porsi yang lumayan.
Dira menggeleng, meski perut nya lapar tapi ia tidak mau makan sekarang, ia hanya ingin pulang bertemu dengan suaminya. Dira merindukan suaminya yang selau memeluk erat dirinya.
Nathan membelokan mobilnya dan sampai di perkarangan rumah Dira setelah Dira mengarahkan dimana letak rumahnya yang sekarang.
"Ma-makasi udah anterin aku sama selametin aku tadi."
"Iya sama sama, lain kali jangan gitu lagi." Nathan melemparkan senyum pada Dira. Dira sedikit terenyuh dengan senyuman Nathan, sudah lama ia tak melihat senyuman itu dan kini ia melihatnya kembali terbit di wajah pria itu.
Dira mengangguk lalu segera keluar dari mobil Nathan dan berlalu begitu saja masuk ke dalam rumahnya. Saat Dira masuk pandangan pertama yang ia lihat adalah Rio yang sedang duduk tertidur di sofa.
Suaminya pasti menunggu Dira pulang, dan pasti mengkhawatirkan keadaan Dira. Dira tersenyum simpul, biasanya Dira yang selalu menunggu Rio pulang tapi kini sebaliknya. Dira melangkah mendekat ke arah suaminya, mengelus pelan pipi suaminya.
"Iyo aku pulang." Ujar lembut Dira pada suaminya yang masih tertidur.
Rio tak bangun dari tidurnya, Dira duduk di samping Rio lalu menyandarkan kepalanya di bahu suaminya lalu memeluk tubuh tegap suaminya. "Iyo aku pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY ANANDIRA (TAMAT)
Random{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA !!} {HARGAI AUTHOR DENGAN VOTE KALIAN !!} NO PLAGIAT! PYUR HASIL KARANGAN + HIDUP NYATA "Jadi itu anak dia? Aku kira kamu gak semurahan itu." Rio berdecih tertunduk dengan mata yang makin memerah menahan nangis. "Maksud...