Chaewon menghentikan langkahnya saat melihat seorang gadis juga sedang melangkah menghampiri Hyunjin yang sedang duduk sendirian. Matanya memandang kosong pada dua insan yang kini duduk berhadapan itu. Chaewon tidak tahu apa yang sedang dibicarakan si gadis, jaraknya masih terlalu jauh untuk bisa mendengar pembicaraan mereka.
Jika ia bertanya pada hatinya apakah ia merasa cemburu melihat pemandangan tersebut, maka hati Chaewon pasti menjawab tidak dengan lantang. Chaewon tidak merasa cemburu sama sekali, rasanya aneh. Ia tidak ingin marah melihat pemandangan itu kembali ada didepan mata kepalanya sendiri.
Jika ia bertanya pada hatinya apakah masih ada rasa cinta yang tersisa untuk Hyunjin, maka jawabannya mungkin saja. Mungkin masih ada setitik rasa cinta untuk Hyunjin dihatinya, karena bagaimanapun Hyunjin pernah amat sangat dicintainya sebelum segala kekacauan ini terjadi. Namun ia tidak lagi memiliki harapan, Chaewon telah sepenuhnya pasrab kalau dirinya mungkin tidak akan pernah bisa memiliki hyunjin seutuhnya.
Ada yang bilang, jangan pernah jatuh cinta pada lelaki yang masalalunya belum usai. kau hanya akan berakhir sakit hati. Karena kemungkinan kau akan ditinggalkan apabila masalalu itu kembali, atau hanya menjadi tempat pelampiasan.
Dua perempuan telah menjadi tempat pelampiasan bagi seorang Hyunjin yang masih terjerat dalam ingatan masa lalu. Maka kemungkinan besar Chaewon akan ditinggalkan karena kini, masalalu Hyunjin telah kembali.
Sejak insiden salah sebut nama waktu mabuk itu, Chaewon jadi berpikir. Bahkan dibawah alam sadarnya saja Hyunjin masih memikirkan masa lalunya. Sepertinya dirinya harus menyerah. Karena dirinya tidak akan pernah menang jika disandingkan dengan sosok cinta pertama yang sulit dilupakan.
Dengan langkah tegas Chaewon menghampiri Hyunjin, ia memanggil nama pemuda itu. Dua orang yang duduk disana sontak menoleh dan berdiri secara bersamaan. Bahkan refleks mereka begitu sinkron. Chaewon tertawa miris dalam hati.
"Hyun, kita putus aja, ya!" Final Chaewon.
"Chaewon, gue bisa jelasin. Gue sama Hyunjin gak ada hubungan apa-apa, lo salah paham."
Alih-alih Hyunjin yang bersuara, Heejin adalah orang pertama yang menyahuti Chaewon disana.
"Gue gak ngomong sama lo," tukas Chaewon. "Ini bukan masalah lo ada hubungan atau enggak sama Hyunjin, ini tentang gue sama Hyunjin," lanjut gadis itu dengan tegas.
Pandangan Chaewon kembali beralih pada sosok jangkung yang ada disana. Gadis itu agak mendongak dibuatnya agar bisa menatap Hyunjin tepat dimata.
"Chae," panggil Hyunjin dengan suara pelan.
"Hal paling penting dalam sebuah hubungan itu komunikasi. Kamu sendiri yang bilang sama aku. Tapi baik aku ataupun kamu mungkin sadar kalau komunikasi diantara kita udah gak sama lagi, kita sama-sama sibuk kamu dengan urusan kamu yang entah apa itu sampai gak punya waktu untuk balas pesan singkat. Aku juga sibuk saat sampai gak ada lagi waktu buat kabarin kamu."
Chaewon menjeda kalimatnya, ia mengambil napas dengan susah payah. Menahan diri agar tidak menangis. Chaewon pikir ia sudaj tidak lagi sedih, namun dihadapkan langsung debgan Hyunjin seperti ini membuat dirinya begitu lemah.
"Hubungan kita udah gak ada rasanya lagi, Hyun. Udah hambar. Enggak semanis strawberi yang pernah kita bagi untuk dimakan bersama. Jadi daripada lanjut dan makin nyakitin, lebih baik udahan, ya. Aku udah capek. Aku harap kamu selalu bahagia."
Dengan ini Chaewon memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Hyunjin. Gadis itu berlalu meninggalkan Hyunjin serta Heejin yang mematung memperhatikan.
"Chae!" Hyunjin memanggil Chaewon, melangkah mengejar Chaewon.
"Chae, kita bisa perbaiki hubungan ini. Jangan putus, aku bisa perbaiki semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
hambar | Kim Chaewon x Hwang Hyunjin [END]
FanficWhen all the love has gone away written by mutia aryani, 2021