2. Ekhem

33 7 6
                                    

Suasana Basecamp terasa hangat oleh canda tawa dari Juna, Arza, Adrick dan Arlan saat ini. Tidak begitu banyak yang hadir di basecamp hari ini, beberapa anggota sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Namun meski begitu, Guardian tetaplah Guardian. Tempat terhangat bagi mereka semua.

"Halooo! Gue dateng bawa pizza, nih!" Serentak, semua yang awalnya sedang asik dengan kegiatan masing-masing menoleh ke arah pintu saat mendengar suara cempreng yang sangat mereka kenali.

Kalana, adik dari Keandra memasuki basecamp bersama Rafella, sahabatnya dengan kedua tangan memegang masing-masing 2 box besar Pizza.

"Wuih! Asik ada pizza!" Arza berlari kecil menghampiri Kalana dan Rafella disusul oleh Adrick dan Arlan yang tampak bersemangat. Mereka mengambil alih keempat box Pizza dari tangan kedua gadis cantik itu dan membawanya masuk.

"Tau aja lo, Lan kalau gue lagi laper." Gumam Juna sambil menggosok-gosokkan tangannya dengan bernafsu, ketika melihat Adrick yang mulai membuka kotak pizza diatas meja.

Plakk!

Juna menarik tangannya dengan cepat, saat Fella memukul tangan itu dengan tidak berperasaan.

"Cuci tangan lo, banyak kuman!" Ketus anak itu, sambil menatap Juna tajam.

Juna menyeringai kecil, ia lalu terkekeh-kekeh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, kemudian berlari ke wastafel diikuti teman-temannya yang mengantri dibelakangnya.

"Dari mana aja, Lan? Tumben baru kelihatan?" Tanya Langit sambil mencomot sepotong pizza dari dalam box diikuti anak-anak yang lain, ia kemudian duduk disamping Kalana sambil memakan pizzanya.

Kalana menoleh dan tersenyum, "Biasa, kak. Girls time!" Jawabnya lalu terkekeh sendiri.

Langit tertawa kecil, ia kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya lalu memasukkan sisa potongan Pizza ditangannya kedalam mulutnya.

Ia kemudian memperhatikan Ananta yang tampak tidak bereaksi sedikitpun sejak kedatangan Kalana dan Rafella. Anak itu masih asik dengan pensil dan buku sketsa ditangannya sejak tadi.

"Ta!" Panggilnya. Ananta menoleh, dengan kedua alis yang terangkat, seolah bertanya ada apa kepada Langit. "Pizza, nih! Sini!" Panggilnya.

Ananta tersenyum, ia mengangguk pelan kemudian menutup buku sketsanya dan meletakkannya diatas meja bersama dengan pensilnya.

Anak itu bangkit, namun tidak langsung berjalan ke arah Langit melainkan ke wastafel untuk mencuci kedua tangannya. Kemudian, ia menghampiri meja yang dikelilingi oleh beberapa anak Guardian sambil tersenyum kepada Kalana dan Rafella.

"Aduh, Anta! Jangan senyum-senyum gitu, entar gue diabetes!" Keluh Rafella sambil menutup matanya dengan kedua tangan memegang dada dan menggelengkan kepalanya penuh drama. "Duh, duh gue jantungan nih, Ta! Gimana dong, jantung gue berdegup kencang!"

Semua tertawa, begitu juga dengan Ananta. Ia kemudian mendudukkan dirinya ditengah-tengah Keandra dan Rakka, lalu mencomot sepotong Pizza dihadapannya.

"Ngga apa, Fell. Kan ibadah." Jawabnya sambil tersenyum kembali. Ia kemudian membaca doa, sebelum mulai menggigit potongan Pizza ditangannya.

"Nikahin gue aja gimana, Ta? Kan, nikah juga ibadah. Hehe." Cengir Fella sambil menarik turunkan alisnya menggoda Ananta.

Ananta tertawa kecil, ia mengangguk-anggukkan kepalanya ringan dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya yang Semerah cherry.

"Boleh. Tapi entar kita makan batu dulu, ya? Soalnya kan aku belum kerja." Guraunya kembali membuat semua anggota Guardian tertawa.

GUARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang