Tied - 4

2.7K 355 48
                                    

Hidup ... terkadang harus dihadapkan, bukan hanya satu, atau dua, banyak pilihan yang menjadikan jalan bercabang. Entah berakhir di tempat yang sama, atau di tempat berbeda, tergantung pilihan itu sendiri ke mana akan menuju. Terlalu banyak pilihan itulah yang membuat seseorang kesulitan menentukan, hingga pada akhirnya hanya pasrah di persimpangan.

Melihat orang terkasih terkadang bercumbu dengan mimpi buruknya membuat gadis berambut merah bernama Uzumaki Karin itu terlihat seperti orang gila berbalut manusia normal kebanyakan. Bukan ia mencemburui yang sudah pasti tidak akan ia dapatkan, ia hanya merasa gagal akan melindungi sebuah keluarga. Rasanya ia sudah kehabisan akal akibat terlalu banyak memendam banyak rahasia yang mungkin akan membahayakannya.

Karin berjalan di antara banyaknya pejalan kaki di sebuah jalanan ramai ibukota di antara pertokoan. Ia tak ingin pulang di waktu seperti ini. Kedekatan Sasuke dan Naruto terlihat meresahkan di matanya. "Tak ada yang lebih mengerikan dari sebuah 'tanda' meski itu hanya akan membawa mimpi buruk," Karin bergumam dengan pandangan lurus ke depan.

Mengingat akan sesuatu, tangannya merogoh tas selempangnya. Diambilnya ponsel miliknya untuk menghubungi seseorang. "Aku menyerah. Naif sekali rasanya jika aku berpikir, aku bisa memberi kehidupan normal pada adik tercinta kita. Kuserahkan padamu."

"Apa maksudmu, Karin?"

Karin menghentikan langkahnya saat seseorang memakai jaket Hoody mencegah jalannya. Menatap tajam pelaku, Karin menurunkan tangannya yang memegang ponsel, mengabaikan pertanyaan yang belum sempat terjawab olehnya dari seseorang di seberang sana.

"Apakah kau memiliki rekamannya?"

Karin tersenyum lebar, seraya mengejek sang objek. "Tak kusangka kau salah satu dari mereka."

"Katakan saja di mana rekamannya?"

Karin menurunkan pandangannya. Cepat atau lambat, hal ini akan terjadi. "Kau seorang lelaki, tapi tindakanmu sungguh pengecut sekali. Kau mengarahkan benda berbahaya seperti ini pada seorang gadis?" Karin mendongak, memiringkan kepala, senyuman manis ia berikan pada lelaki di depannya. Tangan kosongnya meraih kepalan tangan lelaki di depannya, menariknya dengan kencang ke arah tubuhnya. Saat menarik tangan lelaki tersebut, Karin menggerakkan tubuhnya ke depan hingga tubuhnya menempel pada lelaki tersebut. "Kau tidak akan pernah mendapatkannya."

Karin menjauhkan tubuhnya dari lelaki di depannya. "To-tolong." Dengan suara sedikit tersendat, Karin mencoba meminta pertolongan.

Perbuatan Karin tak ayal membuat lelaki di depan Karin langsung menjatuhkan pisau di tangannya, dan berlalu dengan cepat.

Meski awalnya orang-orang di sekitar Karin tak menyadari keadaan Karin, namun saat melihat darah merembes membasahi pakaian Karin, orang-orang di sekitar Karin memutuskan memanggil ambulan.

Meski orang-orang di sekitarnya sudah panik dan mencoba meminta pertolongan, namun Karin lebih memilih berjalan tertatih meninggalkan tempat tersebut. Mereka berusaha mencegah Karin, namun karena mereka tidak ingin dianggap terlibat, mereka tak bisa mencegah kepergian Karin dengan luka di perutnya.

Karin berhenti di sebuah lorong sepi tak jauh dari tempatnya mendapatkan luka. Mendudukkan diri, Karin kembali mengangkat ponselnya dengan tangan bergetar. "Aku sekarat. Sekarang giliranmu." Karin memutuskan sambungan teleponnya. Tak membuang waktu, ia langsung menghubungi Sasuke.

"Jangan menggangguku Karin!"

"Kau ...." Menghela napas Karin mencoba menahan rasa sakitnya. "Datanglah ke distrik X, gang sebelah toko kue."

"Untuk apa aku harus menurutimu?"

"Aku tau kau bersama Naruto sekarang ... to ... tolonglah. Anggap saja kematianku sebagai penentu masa depanmu." Karin menunggu jawaban Sasuke. "Aku akan berusaha ... ber-hah! Bertahan." Karin memutuskan sambungan tanpa menunggu jawaban dari Sasuke. Senyuman miris menghiasi bibirnya.

Tied to the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang