part 1 (revisi)

1.6K 21 5
                                    

Ini adalah cerita pertama aku yang aku terbitkan sekitar 8 bulan yang lalu, kalo nggak salah sih ya

Aku berniat melakukan revisi di sana sini, jadi cobalah untuk menikmati cerita ini lagi

Author's POV

"huuuaaa, aku bingung! Ini soalnya susah sekali", kata Reva dengan tampang super bête, rambut panjang yang sudah tidak tertata rapi lagi karena ulahnya sendiri ditambah dengan mata panda yang bertengger diawajah manisnya karena semalam suntuk dia tidak tidur sama sekali.

Yap, perkenalkan gadis awut-awutan itu adalah Reva adalah anak kelas XII IPA-1, sang tokoh utama dalam cerita ini. Tapi, dari dulu sampai sekarang dia lemah di mata pelajaran KIMIA. Arggghhhhh.....*nggak perlu dijelasin kayak gitu juga kali thor, bête! Kelihatan aku bodo banget entar!

"sudah, sini aku bantuin ngerjain", rajuk seorang gadis cantik dengan manik berwarna coklat terang yang menghiasi wajah mungilnya itu pada Reva seraya mengambil buku tugas kimia yang sama sekali tidak terjamah oleh tangan mungil Reva.

Tapi Reva sudah kehilangan nafsunya *jangan mikir yang macem-macem ya. Angka-angka yang ada di depannya ini membuat dunianya runtuh seketika, dengan melihatnya saja kerja otakknya menjadi terganggu. Dengan sekali sentakan buku yang dipenuhi dengan angka dan bahasa yang absurd itu sudah melayang di udara dan akhirnya mendarat dengan mulusnya di sudut ruang kelas.

Nia, gadis bermanik mata coklat itu beranjak dari duduk manisnya dan melangkahkan kaki kecilnya menuju ke sudut ruangan. Mengambil sesuatu yang sebelumnya telah disingkirkan oleh Reva, layaknya hama penyakit.

Reva's POV

Boleh dikatakan bahwa temanku satu ini, memang perfect sekali. Asal kalian semua tahu ya, dia itu cantik dengan body yang aduhai, maklum lah dia seorang penari, baik, pintar, oh salah pintar banget menurutku, atau mungkin akunya saja yang merasa sangat bodoh. Malangnya diriku. Tapi ada satu yang menurutku membuat dia menjadi sedikit kurang sempurna. Apa itu? Kisah percintaannya. Yup, anda betul sekali, di umurnya yang sudah menginjak 17 tahun ini,dia belum pernah sekalipun memiliki pacar.

Mungkin bagi kebanyakan orang merasa bahwa Nia tidak memiliki pacar sampai saat ini karena sangat selektif dalam memilih, namun lain halnya denganku. Aku tahu betul alasan Nia enggan untuk memberikan hatinya pada sosok laki-laki. Masa lalu. Pengkhianatan. Aku tidak akan membahasnya lebih lanjut kawan, jadi jangan kepo ya. Ini kan lapak aku.

Author's POV

"KKRRIINNGG!", bel berbunyi dengan sangat nyaring membuat suasana yang tadinya gaduh menjadi hening seketika, pantas saja seluruh murid langsung menghentikan segala aktivitas mereka mengingat siapa guru yang akan memasuki pintu kelas itu.

Pak Jono, Guru Kimia, guru paling killer di sekolah tempat Reva dan Nia menimba ilmu demi masa depan mereka kelak *alay banget yak bahasanya. Menyadari kenyataan pahit itu, Reva sudah memasang wajah super juteknya dan menggumamkan berbagai rapalan agar pelajaran ini segera usai.

Melamun, hanya itu yang dilakukan Reva selama guru killer itu menyampaian berbagai materi yang hanya berlalu lalang di otaknya tanpa ada yang mau tertinggal di ingatan gadis yang masih saja melamun itu.

Hingga akhirnya potongan-potongan kejadian itu muncul begitu saja, sebuah kilas balik yang sebenarnya tidak ingin Reva ingat ingat. Namun apalah daya, kejadian itu baru terjadi beberapa hari yang lalu dan bagaimana mungkin Reva dapat menghilangkannya begitu saja.

Andaikan Reva bisa memutar ulang waktu dia sama sekali tidak ingin berada di kondisi seperti kemarin. Kejadian itu membuat pertahanan hatinya hancur dan luluh lantak begitu saja, bahkan dia yang tergolong orang yang terbuka dengan Nia menjadi tertutup bila menyangkut perihal kakaknya, Rona.

Ya, gadis kecil itu memiliki sosok seorang kakak yang sangat dia cintai dan sayangi, kakak perempuan yang selalu menemaninya dan membantunya menyelesaikan setiap masalah yang datang menghampirinya silih berganti.

Rona adalah sosok kakak perempuan idaman di mata Reva, dia adalah kebanggan keluarga Soedjono, dia adalah orang pertama yang akan selalu mendukung Reva, kapanpun dan dimanapun.

Reva selalu dengan bangga bila dia berbicara mengenai kakaknya, baginya Rona adalah pahlawan di hidupnya. Namun akibat dari kejadian memilukan setahun yang lalu, hanya kesedihan yang tepancar di wajah Reva ketika mengingat tentang Rona.

Hayo kenapa Reva bisa sedih kalo menyangkut tentang kakaknya??? Hhhaaa

Untuk pembaca lama mungkin sudah tahu kenapa Reva selalu sedih tiap ngomongin tentang kakaknya, tapi sebenarnya aku ingin memperluas lagi cerita tentang ini

Aku pengen ngepost ulang cerita ini dan niatnya sih, akan ada tambahan yang banyak di berbagai bagian

Jadi mungkin ceritanya akan sedikit berbeda dengan versi pertama, sedikit kok, tenang aja

Aku cuma pengen ada pendalaman karakter di cerita ini



salahkukah jika aku seorang anak angkat (complete)Where stories live. Discover now