Makasi untuk vote dan komennya di bab 4! 😘😍 100 vote dan 450 komen untuk bab selanjutnya yaa
Happy Reading
-----Vaughan baru saja memberikan gelas koktail pada istrinya yang sedang berbincang dengan salah satu teman wanita sosialita. Ia kemudian beralih menghampiri seorang pria yang ia kenal.
"Aku tak menduga kau ada di sini juga," kata Vaughan tanpa menoleh, memusatkan matanya pada berbagai macam camilan dan minuman yang ada di meja, lalu mengambil minuman bergelas kecil di sana.
"Harusnya aku sedang bersantai di apartemen, tetapi targetku dikabarkan kemari. Sayangnya aku belum melihatnya sedari tadi," jawab Jaxon seraya mengambil mini cheese burger dan melahapnya dalam satu kali gigitan.
Vaughan mengangguk. Ia kira Jaxon mengenal si pemilik pesta, tetapi rupanya sedang menjalankan tugas sebagai secret agent.
"Pesta ini sedikit membosankan. Bukan begitu?"
Vaughan hanya menaikkan satu bahu sebagai tanpa ia cukup sependapat pada gerutuan Jaxon. Sahabat yang biasanya mengenakan setelan kaus longgar dan celana jin robek-robek itu, kali ini tampak begitu berkelas dan gentleman dengan tuksedo hitam dan rambut tertata rapi ber-pomade. Tampak begitu cool dari gaya aslinya yang serampangan.
Pada beberapa kesempatan, Vaughan pernah mendapati Jaxon dengan penampilan kemeja yang dikancing hingga leher dan berkaca mata untuk penyamaran atau tiba-tiba datang di tempat berkumpul mereka dengan masih memakai silikon perut berlemak palsu.
"Satu-satunya yang menarik pandanganku tadi hanya wanita bergaun dan berambut merah yang tadi turun dari tangga utama," sambung Jaxon. "God, damn it! Keseksiannya sangat elegan, bukan?"
Vaughan hanya menoleh dengan menaikkan satu alis. Sementara Jaxon langsung mendengkus dengan melempar mata ke arah lain.
"Tak pernah seru jika membahas wanita cantik dengan pria beristri yang lurus macam dirimu!" dumelnya.
Vaughan terkekeh.
Sementara Reverie yang melihat Vaughan sedang berdiri santai berbicara dengan salah satu pria di meja tak jauh di sana semakin membuat ia tertohok kenyataan. Pria itu benar-benar lupa terhadap dirinya rupanya. Reverie tersenyum kecut.
"Hai." Seorang pria menghampirinya dengan senyum menawan, hendak mengajak berkenalan.
"Hai," balas Reverie seadanya dan langsung meninggalkan pria itu begitu saja.
Ia lebih memilih keluar ballroom untuk mencari toilet. Sesampainya di sana, ia mencuci tangan di wastafel berbahan kristal mewah dengan menatap pantulan dirinya di cermin. Ia beruntung mendapati toilet ini yang hanya terisi olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair Project
RomanceBrotherground Series #1 Wanita mana yang ingin menjadi selingkuhan? Rasanya tak ada yang mau, termasuk Reverie. Namun, ia justru mendapatkan tawaran itu dari seorang wanita bernama Brianna-istri Vaughan-sang bos kartel narkoba. Reverie diminta untuk...