“apakah sebaiknya kita bercerai saja?”setelah nya doyoung kembali menaiki anak tangga tanpa melihat raut muka sang suami.
tentu saja jaehyun terkejut dengan tuturan sang istri ‘bercerai’ adalah kata yang mustahil keluar dari bibir mungil sang istri. mengapa jaehyun merasa sedikit sesak pada dada nya, bukankah momen ini yang ia tunggu-tunggu agar ia bisa mempersunting sang kekasih…
ya jaehyun pun tak tahu rasa apa ini.
┐( ˘_˘ )┌
doyoung menrebahkan dirinya diatas kasur empuknya, lelah… ya doyoung akui semua garis hidup yang sudah ia jalani sampai sekarang mengapa sangat sedikit sekali momen kebahagiaan di hidupnya.
apa dulu ia lupa hadir di saat tuhan memberikan jatah kebahagiaan? jika iya, doyoung sangat menyesal sekarang.
kapan kebahagiaan akan datang padanya…
bukan kah sudah keputusan yang tepat jika ia mengambil jalur berpisah… ia ingin keluar dari lingkaran hitam ini, sudah tidak ada harapan lagi pada pernikahan yang presetan karena perjodohan konyol ini. toh jaehyun pun sebentar lagi akan menikah, itu artinya sudah tak ada kesempatan untuk dirinya mempertahankan pernikahannya…
ia pasti bisa mengikhlaskan, pasti bisa…
doyoung mengusap air mata yang mengalir dari pelupuk matanya dan bangkit untuk membuat makan siang
anaknya.....
“bunda… sini, kita makan bersama. ayah memasak makan siang yang lezat” jeno dengan pipi yang mengembung akibat makanan yang masih anak itu kunyah, doyoung yang memang sedang menghindari sang suami bersuara
“jeno makan duluan saja, bunda masih belum lapar”
doyoung berjalan melewati dapur dan ruang makan meninggalkan jeno yang melajutkan makannya dan jaehyun yang berhenti sejenak dari kegiatan mencuci alat masak yang dipakai nya tadi.
….
doyoung tengah duduk di gazebo halaman belakang, menikmati angin sepoi yang menerpa permukaan tubuhnya dan melamun sampai tidak menyadari jaehyun yang ikut duduk di samping sofa gazebo.
“doy” doyoung tersentak, ia sedikit bergeser agar ada jarak diantara mereka.
“mengapa kau ke sini?” Tanya doyoung dengan nada datar
“kau bahagia?” pertanyaan yang jaehyun berikan mampu membungkam mulut manis nya yang sangat sering bersuara.
“kau bahagia dengan pernikahan ini?” ulang jaehyun.
bahagia? oh tuhan… doyoung tak habis pikir dengan lelaki disampingnya ini, doyoung tidak bahagia sama sekali dengan pernikahan ini. bagaimana perlakuan jaehyun selama ini tak ada satu pun yang mebahagiakan kehidupannya kecuali secara finansial, hidup nya jadi serba mewah setelah menyandang marga jung. ia tak sedikitpun kekurangan dalam hal keuangan dan juga kebahagian yang dia dapat dari pernikahan ini adalah…
jeno
ya putra nya ‘Jung Jeno’. hidupnya dihiasi dengan warna… ketika ia melihat tawa dan senyum sang anak, rasanya beban yang ia panggul seketika hilang begitu saja.
“a-ak-aku TIDAK aku tidak bahagia”
“ahh begitu…” raut wajah jaehyun menjadi sendu, entah mengapa akhir-akhir ini ia sering merasakan hal aneh jika itu mengangkut sang istri dan anaknya.
“bagaimana dengan kau… apa kau bahagia dengan pernikahan ini”
doyoung berharap sekali lagi sebelum memutuskan keputusan akhirnya.ia ingin jaehyun memperbaiki semuanya, dan memulai dari awal bersama.
“saya… mungkin tidak-“
hati doyoung mencelos bagai hilang dari tempatnya, ternyata benar-benar tidak ada harapan sama sekali. ia terkekeh kecil
“jaehyun mari kita bercerai” ucap doyoung final, sungguh air mata nya kini berlomba-lomba keluar dari hulu nya. bahkan sekarang ia tidak mampu menatap sang suami
“apa tidak ada jalan lain?”
“mengapa kau bertanya lagi? bukan kah kau tak bahagia dengan pernikahan ini?”
jaehyun bungkam, apa setelah bercerai rumah besarnya tidak aka nada teriakan sang anak dipagi hari… atau masakan istrinya yang lezat untuk sarapan paginya, dan kehangatan yang entah sering ia dapatkan saat melihat doyoung dan jeno bermain bersama, akan hilang?
“apakah setelah bercerai kau akan bahagia jung doyoung?” jaehyun menatap netra doyoung dengan tatapan gelisah.
“entahlah…- lalu ia bangkit dari duduknya
-tapi bukan kah lebih baik aku lepas dari iblis sepertimu?”
┐( ˘_˘ )┌
jarum jam sudah berada tepat di angka satu malam, setelah pembicaran di gazebo belakang ruma. jaehyun menghilah dari kediaman nya sampai sekarang.
doyoung menaruh kembali gelas yang dipakainya ke atas meja pantry, ia mendengar suara pintu utama di buka disertai bantingan keras, muncul lah jaehyun dengan wajah kacau dan jalan yang sempoyongan.
doyoung tak ada niatan membantu lelaki jangkung itu dan segera berjalan menuju kamarnya.
grebb…
“doyoung… hiks… hiks”
doyoung mematung, ia sama sekali memberontak. ia mencium aroma alcohol yang tajam menusuk indra penciumannya.
“doyoung istriku… jangan pernah tinggalkan aku” racau jaehyun sekali lagi
lepas… pelukan kilat itu terlepas, doyoung memandang jaehyun dengan gurat amarah “mengapa jae… MENGAPA KAU TERUS MEMPERMAINKAN AKU JAE”
doyoung menangis, ia merasa sesak pada dadanya “jika kau tidak mau aku pergi, mengapa kau selalu mengecewakan ku jae… berhenti membuatku seperti orang bodoh… hiks”
jaehyun berlutut pada kaki doyoung ia menangis, “berikan aku satu kesempatan doyoung”
“kau melantur jae, aku harus tidur sekarang” doyoung tidak akan goyah sekarang, ia menghempaskan pelukan jaehyun pada kakinya dan berbalik guna pergi ke kamarnya.
“aku tidak mabuk doy… aku masih sadar dapan dengan ucapan yang aku lontarkan”
doyoung tetap tidak mengubrisnya dan
segera masuk ke dalam kamar nya.
“doyoung, Jung Doyoung aku berjanji akan membuatmu bahagia dengan pernikahan ini”
┐( ˘_˘ )┌
uwuwuwu ada apa dengan jaehyun tampan ini gerangan??
Apa kalian masih mendukung jaedo atau taedo? 😍👉
See U
23.2.22
Ra
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐚𝐩𝐨𝐜𝐚𝐥𝐲𝐩𝐬𝐞✔✔ || Jaedo
RandomKim doyoung terpaksa menerima perjodohan dengan seseorang bernama Jung jaehyun. Doyoung berusaha menerimanya dan berharap kisahnya seperti buku-buku novel yang ia baca, namun semua jauh dari angan-angan yang ia bayangkan. Ia mengaku menyerah... Sta...