Viden : 03

3.1K 377 20
                                    

Victor

"Iya sebentar!" Seru Alden saat mendengar pintu kamarnya diketuk beberapa kali. Ia meletakkan ponsel pintarnya di atas tempat tidur dan berjalan kearah pintu.

Setelah ia membuka pintu kamarnya, Machel dan Noni memamerkan deretan gigi putih mereka. Membuat Alden mengerutkan keningnya.

"Ada apa?" Tanya Alden saat dua orang didepannya tidak juga berbicara.

"Nggak apa-apa sih, mau mampir aja sebenarnya. Boleh masuk, gak?" Jawab Noni.

Alden yang semakin mengerutkan keningnya pun, dengan terpaksa membiarkan dua perempuan tersebut masuk. Dan Alden kembali menutup pintu kamarnya, meski tidak sepenuhnya tertutup.

Setelah mengambil beberapa camilan untuk dua tamu yang tidak ia undang ini, Alden menghampiri keduanya yang kini tengah duduk dilantai.

"Jadi, adeeek."

"Ya ... Kenapa Noni?" Jawab Alden, beberapa pertanyaan masih saja memenuhi pikirannya. Untuk apa kedua perempuan ini mengunjunginya pagi-pagi sekali.

Sedangkan Machel yang duduk disebelah Noni kini terdiam, fokusnya masih pada ponsel dan sepertinya sedang mengetikkan sesuatu di sana.

"Gimana tadi malem?"

"Kan ada Machel, kenapa nggak tanya Machel aja?"

"Ih, maksud gue tuh lo sama Victor dek." Noni sepertinya harus sedikit sabar menghadapi Alden.

Pemuda yang kini sedang tidak memakai kacamata tersebut tambah merasa kebingungan. Sebenarnya ini Noni tengah membahas apa?

"Ya, aku sama Victor nggak gimana-gimana. Cuma makan habis itu mampir ke minimarket, sama Machel juga kok."

Noni merasa gemas, menurut cerita yang ia dengar tadi malam dari Machel. Tingkah keduanya terasa sedikit berbeda.

"Nggak ada yang lain?" Noni memastikan. Dengan polosnya Alden menggelengkan kepalanya beberapa kali. Memang seingat Alden tidak ada kejadian yang menurutnya luar biasa.

"Tingkah Victor gimana?"

"Ya biasa aja, ini kenapa kesannya aku diintrogasi, ya?"

"Udahlah, Non. Alden juga pasti nggak ngerti." Akhirnya Machel yang sedari tadi berdiam diri kini membuka suara.

Noni hanya melengos dan mulai membuka bungkus kacang garuda yang tadi Alden bawa. Lalu memakannya beberapa kali.

Menurut penglihatan Noni, memang ada yang berbeda dari Alden dan Victor. Entah, seperti ia merasa sesuatu yang familiar.

"Lo harus berhenti baca AU deh, Non. Apalagi AU homo." Machel kembali berbicara, melihat Noni yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

"Hah?" Mendengar perkataan Machel membuat Alden kini semakin terbuang. Ini maksudnya gimana?

"Aduuuh, kalian tuh bikin pusing pagi-pagi. Mending pergi deh." Seru Alden.

"Eh, bentar dong. Ini gue baru nyuruh seseorang buat dateng."

"Hah? Kamu mau ngundang siapa lagi, Machel?" Alden kini hanya bisa pasrah, kamarnya dijadikan tempat nongkrong sekarang.

Beberapa menit kemudian, suara ketukan terdengar. Belum sempat Alden berdiri dan menyambut siapa tamu yang datang. Orang yang ditunggu-tunggu pun kini langsung melangkah masuk. Membuat Alden sedikit terkejut.

"Loh, ada Noni juga? Kirain Machel doang." Kata Victor begitu melihat Noni yang kini tengah menghabiskan camilan Alden.

"Ngapain manggil Victor?"

Di Balik Layar [ViDen] 🤍 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang