DUA BELAS

21 3 6
                                    

Baru saja Dirsya ingin menegur Nathan akibat sikapnya tiba-tiba bekal yang ingin diambil Dirsya segera diambil oleh seseorang yang berada di belakang mereka bertiga.

____________________

"Kalo lo gak mau bekalnya bilang dong! Padahal nii ya kalo gue liat-liat kayaknya ni bekal sedep banget," seorang laki-laki muncul dan langsung duduk disamping Alia yang posisinya berada di pojok dengan 1 bangku yang tersisa.

"Apalagi yang buat cewe manis kaya Lia," sambung laki-laki itu sembari menunjuk ke pipi Alia.

Alia langsung menoleh dan reflek terkejut disertai senyum tulusnya pada Angga.

Rena dan Vanya yang merasa asing dengan laki-laki disamping Alia lantas menyikut lengan temannya untuk meminta penjelasan siapa sebenarnya laki-laki itu. Lantas Alia menjelaskan siapa laki-laki di sebelahnya itu.

"Kenalin, gue Erlangga Arkarendra, kakel lo dari kelas KKO." Angga menjabat tangan Vanya dan Rena secara bergiliran.

"Tapi kok gue asing sama muka lo ya kak? Padahal gue sering bolak-balik lewat kelas lo buat ke ruangan organisasi," Rena bertaanya sambil menelisik wajah Angga, barangkali ia pernah bertemu dengannya walau hanya sekali,

"Hahahaha, dia mah udah lama ada di sini. Cuma yaa itu, anak KKO. Sering ijin buat latihan sama lomba. Btw, dia ini anak basket dan timnya baru aja tanding di luar kota, makannya dia baru nongol sekarang. Ohh ya, Lu kok bisa akrab sama Lia? bukannya lo belum pernah ketemu adeknya Raka ya?" Dirsya beralih pandangan kepada Angga dan bertanya.

"Niihh gue ceritain alkisah tentang ku dan dia-" Angga menunjuk kearah Alia secara dramatis.

"Pada suatu magrib-"

"Ihh kok kaya cerita horor?!" Vanya langsung memotong saat Angga ingin bercerita. Angga yang merasa pembicaraannya dipotong lantas mengacungkan jari telunjuknya ke arah Vanya dan menyuruhnya untuk diam.

"Suatu magrib, gue yang pergi bersama teman seperjuangan atlet melihat ada seorang wanita mungil nan manis sedang berjalan dengan wajah sedih,"

"Lantas, gue dekati dia dan seperti tidak asing dengan wajahnya. Dari situ gue berfikir 'Ohh sepertinya di kehidupan sebelumnya gue pernah berjasa menyelamatkan dunia, hingga pada akhirnya dipertemukan dengan gadis manis ini,' nahh dari situ gue sapa saja dia!" Angga bercerita sangat antusias layaknya mendongeng pada anak kecil.

"Dan yang lebih beruntung lagi, ternyata gadis manis itu mengingat wajahku yang tampan ini. Lalu kuajaklah dia untuk berjalan-jalan keliling mall dan plot twistnya lagi, dunia ini begitu sempit. Gue dipertemukan dengan adik dari sohib gue, Raka. Tamaaat." Layaknya dirigen orkestra, Angga mengibaskan kedua tangannya dengan arah berlawanan menandakan ceritanya telah selesai.

"Alay lo!" Tanpa melihat ke arah sahabat didepannya ia tetap sibuk memainkan game di ponselnya.

"Ahhh lo mah! setidaknya hargain cerita gue sedikit kek. udah capek ngomong panjang lebar ni gue" jawab Angga dengan wajah lesu.

"Salah siapa cerewet." tanpa nada, Nathan langsung mengulti Angga. Sedangkan yang merasa hanya memberikan pandangan sinis pada teman dekatnya itu.

Lantas ia bertanya sekali lagi pada Alia perihal bekal yang ada di dekat Nathan apa boleh jika dirinya yang makan. Alia pun hanya mengangguk sebagai tanda setuju. Tanpa berlama-lama lagi Angga membuka bekal yang sudah menjadi miliknya itu. Saat melihat isinya, dia sangat terkejut. Bukan sebab apa-apa, Alia memberikan Nathan nutrisi yang amat sangat cukup, dalam bekal tersebut tersedia lengkap menu empat sehat lima sempurna. Lantas ia langsung memakan bekal pemberian Alia yang awalnya diberikan pada Nathan.

Please Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang