Berapa lama gak update?
🗣: SATU MINGGU LEBIH!
Apakah kalian masih nunggu cerita ini?
🗣: YAAA!!
Oke! Mari kita lanjutkan!"LOOK AND TRY"
"ALICE!!"
Gadis itu menoleh ketika mendengar namanya di sebut oleh seseorang. Bahkan suara itu terdengar familiar di telinganya. Suara yang beberapa bulan ini ia rindukan. Suara yang beberapa bulan ini tidak pernah ia dengar. Dan saat itu juga air matanya semakin mengalir deras. Kesedihannya semakin bertambah.
"Ayah," gumam Alice sambil menatap ke arah depan. Ia tersenyum bahagia melihat ayah dan kakeknya kini berdiri tidak jauh di depannya.
James mendekat ke arah Alice. Tatapan pria itu menyorotkan kebahagiaan dan kesedihan. Ia pun segera membawa Alice ke dalam pelukannya. Pria itu sangat merindukan putrinya. Bagaimana pun keadaannya, kerinduan ayah kepada putrinya amatlah besar.
Bagi Alice, meninggalkan ayahnya sehari saja rasanya ia tidak sanggup. Apalagi sampai tiga bulan lebih ia tidak pernah melihat ayahnya lagi. Dan kini, ia bisa melihat sosoknya. Sosok yang setiap malam selalu Alice sebut namanya sebelum tidur.
Kini ia sangat bahagia. Sampai ia melupakan bahwa Megan kini telah pergi dari hidupnya.
"Ayo kita pulang," ucap James mengakhiri pelukannya. Ia pun mengusap lembut pipi tirus milik anaknya. Pipi yang dulunya sedikit berisi, kini terlihat sangat tipis.
"Maaf pak, Kami ingin membawa korban untuk di mintai pengakuan." ucap salah satu kepala polisi di tempat itu.
James menghela nafas. Ia pun menatap tajam kepala polisi tersebut. "Apa kau tidak melihat jika putriku butuh istirahat? Mengenai pengakuan, kau bisa melakukannya lain kali!" tegas James membuat kepala polisi itu tertunduk patuh.
"Baik pak," ucapnya lalu meminta semua bawahannya beserta para wartawan untuk pergi meninggalkan pusat belanja itu. Walau beberapa wartawan masih bersikeras untuk meminta informasi lebih banyak dari Alice.
"Mari kita pulang," ucap Veron membuat Alice menatap ke arah kakeknya itu. Ia tersenyum bahagia, mendekat ke arah pria paruh baya itu lalu memeluknya.
"Kakek, Alice kangen kakek." ucap gadis itu terdengar manja. Melihat cucunya kembali membuat Veron bahagia. Ia pun membalas pelukan cucunya itu.
"Iya sayang, Ayo kita pulang. Kau pasti butuh banyak istirahat." ucap Veron membuat Alice mengangguk. Namun seketika gadis itu kembali memikirkan Megan. Ia pun melepas pelukannya dan kembali menoleh ke belakang.
Ia menghela nafas dan menatap nanar jalan yang baru saja Megan lewati. Rasa bahagia, sedih, hancur bercampur menjadi satu. Ia tidak tau ekspresi apa yang paling cocok untuk semua keadaan ini.
"Ayo!"
Alice kembali menoleh lalu menganggukkan kepalanya. Ia pun memeluk kedua lengan pria yang sangat ia sayangi itu. Keluar dari pusat belanja dengan keadaan sedikit kacau.
"Ini adalah pilihan terbaik!" gumam seorang pria dari balik tembok. Ia menampilkan senyum tipis lalu pergi meninggalkan pusat belanja itu.
LOOK AND TRY
Alice menatap teduh keluar jendela kamarnya. Kini penampilan gadis itu terlihat sangat cantik. Dress selutut dengan motif bunga itu terlihat sangat anggun ketika Alice yang memakainya.
Alice terus menatap ke arah luar. Khususnya pada air hujan yang kini membasahi halaman rumahnya.
"Permisi Nona, ini Bibi."
Alice menoleh ketika mendengar suara itu. Ia pun tersenyum lalu menyuruh pelayannya atau bi Nina untuk masuk ke kamarnya.
Bi Nina masuk dengan secangkir susu coklat di atas nampan. Ia pun menaruh cangkir itu di meja samping Alice. "Nona terlihat lebih kurus. Jadi untuk beberapa hari ini, Nona harus banyak minum susu." ucap bi Nina membuat Alice mengangguk kecil.
"Siap bi!" balas Alice semangat lalu meminum susu itu hingga tak tersisa. Setelah selesai, ia pun menaruh kembali cangkir kosong itu di atas meja. Mengusap bibirnya yang banyak menempelkan susu coklat.
"Seperti biasa. Susu buatan bi Nina paling enak!" pujinya membuat bi Nina tersenyum senang. Ia sangat merindukan Nona nya yang satu ini. Sudah lama ia tidak mendengar pujian itu dari mulut Alice. Dan kini ia sangat bahagia karena pujian Alice kembali lagi padanya.
"Saya ikut senang kalau Nona menyukai susunya." balas bi Nina namun membuat Alice mengerucutkan bibirnya.
"Kan saya sudah bilang, jangan panggil Nona! Panggil aja Alice bi," rajuknya membuat bi Nina terkekeh kecil. "Atau nak juga boleh," sambung gadis itu membuat bi Nina hanya mengangguk saja.
"Baik No-" bi Nina seketika diam ketika melihat Alice melotot kepadanya. Ia pun kembali meralat ucapannya. "Baik, Alice." ulang bi Nina membuat Alice menunjukkan wajah senang.
Sebenarnya Alice paling mengharapkan bi Nina memanggilnya dengan sebutan 'nak'. Namun tidak apa-apa. Setidaknya panggilan Nona hilang dari mulut bi Nina. Karena Alice sangat tidak suka jika orang yang ia sayangi memanggilnya dengan sebutan yang sangat formal seperti itu.
"Aaaa!! Kangen bibi!" pekik Alice tiba-tiba dan langsung berhamburan di pelukan bi Nina. Sempat bi Nina sedikit terkejut atas perlakuan Alice. Namun setelah itu ia pun juga membalas pelukannya.
"Bibi juga kangen sama No-, maksud bibi Alice."
Alice hampir saja kembali kesal ketika bi Nina keceplosan memanggilnya Nona. Namun bi Nina bisa meralat ucapannya.
Alice memejamkan mata ketika merasakan elusan di atas kepalanya. Ia sangat suka dengan elusan tangan bi Nina. Walau tangan wanita itu sangat kasar, namun terasa lembut jika di sentuh kan di tubuh Alice. Dan gadis itu sangat menyukainya.
"Kalau Alice butuh teman cerita, bibi siap untuk mendengarkan. Pasti Alice banyak cerita yang ingin Alice sampaikan. Hanya saja waktu belum mengizinkan Alice untuk mengungkapkannya." ucap bi Nina membuat Alice menghela nafas.
Memang benar apa yang di katakan bi Nina. Ia begitu banyak cerita yang ingin ia sampaikan. Hanya saja ia butuh waktu untuk mengungkapkan cerita yang sedikit menggores hatinya itu.
"Kalau waktunya tiba. Bibi adalah orang pertama yang akan mendengar cerita Alice." gumam gadis itu membuat bi Nina mengangguk. Ia pun melonggarkan pelukannya.
"Yasudah, Alice istirahat saja. Bibi masih ada pekerjaan." ucap bi Nina membuat Alice mengangguk patuh. Ia pun tersenyum ketika melihat bi Nina telah keluar dari kamarnya. Menatap teduh ke arah pintu yang bibi nya tutup.
Gadis itu menghela nafas. Ia kembali menatap keluar jendela kamar yang masih terbuka. "Jika waktunya tiba," gumamnya lalu tersenyum pedih. Kini ia kembali memikirkan pria itu.
LOOK AND TRY
KAMU SEDANG MEMBACA
That You, MEGAN!
Mystery / ThrillerNew Cover⚠ " 𝙻𝙾𝙾𝙺 𝙰𝙽𝙳 𝚃𝚁𝚈 " - ᴹᵉᵍᵃⁿ ᴬˡᵈʳᵉᵒⁿ ❝𝘒𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘶𝘢 𝘱𝘪𝘭𝘪𝘩𝘢𝘯. 𝘔𝘦𝘯𝘶𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘬𝘶.❞ [REVISI SETELAH TAMAT] Rank # #1 megan (9 jan 2022)