- Chapt 1 - Awal mula

17.2K 933 2
                                    

Semua hancur, kebahagiaan yang belum lama aku rasakan lenyap seketika. Mereka menjauh, mereka menatapku seolah aku ini hama, seolah aku antagonis di kehidupan saudara angkatku. Aku terbuang dan tak dianggap

Yaa, dia orang yang membuat hidupku menjadi gelap gulita kembali. Awalnya aku dapat merasakan kasih sayang dari kedua orang tuaku dari keluarga ku, teman-teman di sekolahku pun dapat menerima ku dengan baik. Dia yang awalnya ku anggap saudara ternyata menjadi bom utama yang dapat kapan saja meledak secara otomatis untuk menghancurkan hidupku.

Kalian kira, setelah aku terbuang hidupku akan menjadi susah? Tentu jawabannya iya, tapi kehidupan ku menjadi jauh lebih susah. Saudara angkatku tak membiarkan hidupku tenang.

Dia menculikku, agar apa? Agar posisi dia untuk menjadi anak perempuan dikeluarga ku satunya tak tergeserkan.

Entah sekarang aku berada di manapun aku tak tau, ini seperti rumah tua yang kosong yang sudah lama tak ditempat. Perabotan yang berdebu, banyak sarang laba laba dan yang pasti ku tau ini ditengah hutan karena di samping kananku adalah jendela yang melihatkan banyak pepohonan.

Dia berjalan ke arahku dengan angkuhnya dan didampingi dengan 2 orang laki laki yang berbadan besar, mungkin mereka bawahannya.

"Hahahaha, bagaimana? Apakah aktingku sangat bagus? Oh tentu jelas, sampai sampai membuat semua keluargamu percaya kepada ku?!" Ucapnya dengan sombong sambil mencengkram kuat pipiku

Aku tak dapat lepas dari cengkramannya, berbicara saja rasanya aku sudah tak memiliki tenaga lagi apalagi untuk lepas dari ikatan dan cengkraman sialan ini. Bagaimana tidak?! Aku bahkan sudah disekap 5 hari tanpa diberi makanan hanya minuman saja.

Kondisi ku sudah tak dapat dikatakan baik baik saja, bahkan seperti nya hanya sekali pukulan saja dapat membuatku berpindah alam. Tanganku yang sudah banyak bekas sayatan, punggungku yang banyak bekas cambukan, pakaian lusuh dan pipi yang merah karena hampir setiap hari terkena tamparannya.

Dia menatapku dan mengatakan

"Mengapa kau hanya diam saja?! Sudah menyerah? Ternyata menyingkirkanmu tak sesulit yang kupikirkan, kukira keluarga Gienka Candace adalah keluarga yang cerdas. Iya memang cerdas, namun itu semua tidak berlaku untuk anak sampah sepertimu." Ucapnya penuh penekanan

"Apa mau mu?" Ucapku dengan lirih, karena jujur tenagaku sudah hampir habis

"Apa mauku? Mau ku adalah, kau hancur, kau pergi sejauh-jauhnya dan aku dapat menikmati semuanya tanpa perlu takut ada kemungkinan buruk yang menghancurkan rencanaku!" Jawabnya dengan melepaskan cengkraman di pipiku.

Sekali lagi, dia menatapku dengan pandangan remeh. Dia mendekati ku menendang ku kebelakang hingga aku terjatuh dari kursi lalu dia menginjak perutku menggunakan kakinya

Sungguh, aku sudah tidak ada kekuatan lagi untuk melawannya. Aku benci dengan diriku sendiri yang tidak mengetahui semuanya dari awal, yang mau saja dibodohi dengan saudara angkatku ini.

Aku menatapnya dengan tatapan benci yang mendalam, andai aku tak menuruti semua ucapannya, aku tak mungkin ada di posisi sekarang. Posisi menjadi antagonis untuknya, dan bahkan di sekolahpun aku hanya menjadi figuran. Aku berpikir seperti itu, karena memang sikap dan perilaku ku dulu yang hanya berdiam di kelas, bahkan temanku saja hanya kelasku diluar kelas aku tak punya. Dan ya kalian pasti tau, semua ini adalah ulah dari orang yang berada di depanku. Dia meracuni otakku yang memang dulu belum mengetahui tentang dunia luar.

Andai saja aku dapat mengulang waktu, aku ingin mengulang semua sebelum bertemu dengan keluargaku, sebelum kakiku menginjakkan ke luar dari tempat yang selama ini ku tinggali.

Dia semakin menekan kakinya keperutku sampai sampai aku batuk mengeluarkan darah. Dia hanya memandang ku dengan sinis sambil memainkan pisau yang ada ditangannya dan berkata,

"Ohoww, waktunya sudah habis saudara angkatku, kau terlalu lama di dunia ini, ada yang ingin kau sampaikan adikku?!" Ucapnya

"A-ku ak-kan mem-mem-balasmu, Tuh-han tidak per-pernah tidur." Ucapku dengan lirih dan terbata bata

"Hahaha, kutunggu pembalasan mu adikku, dan sekarang ucapkan selamat tinggal" Sahutnya dengan mengangkat tinggi pisau itu, dan mengarahkan ke jantung ku.

Sesak kurasakan, kepala ku pusing, badanku remuk pandangan buram yang memperlihatkan saudara angkatku tertawa dengan bahagianya tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Kalimat yang kumohonkan sebelum benar benar menutup mata, hanya 1 permohonan Tuhan menginginkan ku untuk mengulang waktu dan memperbaiki semuanya. Dan setelah itu gelap melandaku.

•••
Tbc
____

Haiii👋
Makasiii udah mau mampir dan baca
Maaf banget kalau ceritanya masih amburadul, ini cerita pertama ku
Dan semoga sukaa yaa☺️👌

Fake FigureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang