Bab 15 # Gengsi

8 2 4
                                    

Sebelum lanjut baca jangan lupa kasih Vote, Komen dan jangan lupa uga buat follow akun ini ya. Biar kalian nggak ketinggalan updatannnya.😊😊❤

🦋🦋🦋

Hampir sehari penuh Nara pergi bersama Nana. Kini jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Setibanya Nana di depan rumah Nara, Nana turun dari motornya mengantar Nara sampai masuk ke dalam rumahnya. Nana berjalan mengikuti Nara dari belakang.

Tepat di depan pintu Mama Nara sudah berdiri di sana. Mama Nara menatap anak perempuannya itu dengan tatapan khawatir. Nara pun menghampiri Mama-nya meraih tangan mama-nya dan mencium punggun tangannya.

Begitupun Nana, ia juga ikut menyalami mama Nara.

"Dari mana saja kamu jam segini baru pulang? Katanya masih nggak enak badan?"

"Jalan-jalan sebentar ma." ucap Nara sembari menatap mamanya ragu

"Tapi jangan sampai sore dong, nanti kalau sakit lagi gimana? Bentar lagi kan udah mau ujian."

Mendengar perkataan mama-nya Nara hanya menunduk, memainkan ujuk kardigan rajut yang ia pakai.

"Maaf tante, saya yang salah. Tadi saya yang ajak Nara jalan-jalan sampai sesore ini."

Nara menoleh ke arah Nana, terkejut. Begitupun Mama Nara, ia juga berganti menatap Nana.

Namun yang di tatap, hanya santai. Nana tidak terlihat grogi ataupun takut. Wajahnya tetap sama seperti sebelumny. Tenang.

Sebenarnya itu hal biasa, namun tidak jarang seseorang berani mengakui kesalahannya dan minta maaf, walaupun itu hanya masalah sepele.

Namun berbeda dengan Nana, ia masih terhitung menjadi orang baru yang Nara kenal, begitupun Mama Nara. Namun Nana cukup tenang untuk bisa menghadapi situasi seperti ini.

"Lain kali kalau jalan-jalan pulannya jangan sore-sore ya. Dan sebelum keluar buat jalan-jalan ganti baju dulu, jangan pakai seragam sekolah. Nanti kalau ada apa-apa nama sekolah juga ikut kebawa-kebawa. Kita sendiri juga yang rugi dan malu." ucap Mama Nara serius.

Sadar dengan apa yang dikatakan Mama Nara itu benar, Nana dengan otomatis melihat pakaian yang ia kenakan saat ini.

"Sekali lagi maaf ya tante. Saya pamit pulang dulu ya tante." Nana membungkukkan tubuhnya, dan menyalami Mama Nara.

"Iya, jangan di ulangi lagi ya. Eh tapi nggak mau masuk dulu ?" ucap Mama Nara sembari tersenyum ke arah Nana.

"Terimakasih tante untuk tawarannya, lain kali aja tante saya mampir lagi. Udah malam juga." Nana menjawab, sembari mengulum senyum dari bibir tipisnya.

"Yaudah hati-hati di jalan."

"Iya tante," sekali lagi Nana membungkukkan tubuhnya ke pada Mama Nara.

Sebelum berbalik dan berjalan meninggalkan rumah Nara, Nana terhenti karena Nara menahn lengan Nana. "Terimakasih," ucap Nara sembari menatap Nana ragu.

"Buat?" Nana mengangkat kedua alisnya. Bingung.

"Buat hari ini, kamu udah ngajak aku ke sena. Ke Yayasan. Aku senang"

Beberapa detik Nana terdiam mendengar ucapan Nara."Sama-sama."

Mama Nara yang masih berada di depan pintu, ia melihat dan mendengar tingkah laku kelakuan dua anak muda, yang membuat Mama Nara tanpa sadar mengulum senyum dari bibirnya.

Dan beberapa detik setelah itu, Nara tersadar bahwa mama-nya masih berada di belakangnya. Dengan cepat Nara melepaskan tangannya yang masih menahan lengan Nana. Lalu menyuruh Nana untuk segera pulang. "Yadah hati-hati dijalan."

Garis Temu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang